Setiap hari, banyak orang harus bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya dengan rentang waktu yang berdekatan. Melihat fakta ini, tentu saja dibutuhkan transportasi yang memudahkan kita dapat berpergian dengan cepat.
Kemacetan sudah menjadi hal umum di kota besar layaknya Jakarta. Banyak orang yang memilih untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk ke kantor, kampus, atau tempat lainnya.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki keperluan yang beragam, sehingga banyak yang lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum, seperti kereta api salah satunya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dikeluarkan September 2018, total pengguna kereta api Jabodetabek 2018, mencapai angka 195 juta orang.
Hal ini menunjukan, setiap hari masih banyak orang yang memilih kereta sebagai transportasi sehari-hari, khususnya jam-jam tertentu, yaitu saat berangkat dan ketika pulang kerja.
Pada jam-jam ini, gerbong kereta bisa sangat penuh sampai sesak. Kereta bisa miring, akibat banyaknya penumpang. Saat weekend pun, kereta tetap masih penuh.
Berbagai fasilitas disediakan oleh P.T. Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk melayani para penumpang dengan semaksimal mungkin.
Di beberapa stasiun kereta api besar, seperti stasiun Bogor, stasiun transit Manggarai, stasiun Tanah Abang, stasiun Jakarta Kota, ada restoran dan gerai makanan.
Dari sisi pelayanan, petugas kereta pun tersedia di setiap gerbong. Mereka bertugas menjaga keselamatan penumpang dan berusaha agar kenyamanan penumpang terjaga. Tidak sedikit peristiwa-peristiwa kejahatan yang gagal, akibat adanya petugas kereta.
Tetapi tidak semua kejahatan dapat dicegah, masih ada yang terjadi di dalam kereta atau di sekitar stasiun kereta. Para petugas kereta api pun berjaga di pintu penyeberangan antara satu jalur dengan yang lainnya, untuk memastikan bahwa jalur aman untuk diseberangi.
Ada juga kursi tunggu di setiap stasiun yang dapat digunakan ketika penumpang menunggu kereta yang relatif datang setiap 15 menit sekali atau lebih. Kursi tunggu ini belum banyak jumlahnya dibandingkan penumpang yang sedang menunggu, apalagi saat jam-jam sibuk.
Fasilitas lain yang disediakan adalah gerbong khusus wanita yang terletak di ujung depan dan belakang kereta. Gerbong khusus ini memberikan rasa aman bagi perempuan yang tidak ingin bercampur dengan penumpang laki-laki. Hal ini diakibatkan karena banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di kereta.
Para perempuan tidak perlu khawatir lagi, karena di gerbong perempuan pun terdapat petugas kereta yang siap siaga menjaga keamanan penumpang. Saat keadaan sesak di dalam kereta pun, tempat untuk meletakkan barang juga sangat berguna.
Selanjutnya adalah merupakan fasilitas terpenting di dalam kereta, yaitu kursi prioritas. Kursi prioritas merupakan kursi yang disediakan oleh PT KAI bagi para lanjut usia, penyandang disabilitas, ibu hamil dan orang-orang yang berpergian bersama anaknya. Kursi ini berada di setiap ujung gerbong kereta dan biasanya berwarna merah atau hijau untuk membedakan kursi prioritas dan kursi yang reguler.
Kursi prioritas tidak hanya kursi yang berwarna merah atau biru saja, tetapi sudah seharusnya kita memiliki rasa peduli dan hormat kepada mereka yang memang diprioritaskan untuk duduk walaupun kita tidak duduk di kursi prioritas. Menurut sebuah media online, Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), standar pelayanan TDP ini merupakan kewajiban operator untuk menyediakan karena sudah diatur dalam UU.
Melihat begitu banyak pengguna kereta api, tentunya PT KAI selalu ingin meningkatkan pelayanannya agar para pengguna tetap nyaman dalam menggunakan kereta. Pelaksanaan kebijakan ini juga didukung melalui penempelan stiker di setiap pintu dan jendela kereta, serta pengumuman yang selalu disampaikan melalui speaker untuk memberikan kursi prioritas kepada mereka yang mempunyai hak.
Ada satu tweet yang viral di Twitter yang dibuat oleh akun bernama @loonaolibia pada September lalu mengenai pengalaman seseorang yang melihat segerombolan anak sekolah yang berisik dan duduk di kursi prioritas. Anak-anak sekolah tersebut dengan sengaja, tanpa rasa malu melebar-lebarkan duduknya agar orang lain tidak dapat menduduki kursi tersebut, padahal ada seorang lanjut usia yang berdiri yang seharusnya bisa menempati tempat duduk prioritas dan lebih berhak dari pada anak-anak sekolahan itu.
Berdasarkan survei dan wawancara yang telah saya lakukan ke beberapa pengguna kereta berusia 19 - 25 tahun mengenai penggunaan kursi prioritas di kereta api, banyak dari mereka yang tidak peduli dan tidak mau mengalah adalah para anak muda. Para narasumber yang hampir setiap hari menggunakan kereta untuk ke kampus atau tempat kerja selalu melihat kejadian seperti anak-anak muda yang pura-pura tidur, atau bahkan mereka yang sibuk dengan gadget mereka sendiri, sehingga para pengguna kereta yang diprioritaskan untuk duduk tidak mendapatkan hak mereka yang sebenarnya harus didapatkan.
Kemudian dari media online lainnya, seorang petugas kereta api ketika diwawancarai mengaku, masih banyak masyarakat yang belum melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh PT KAI. Malah pernah terjadi keributan mengenai mereka yang merebutkan kursi prioritas, dengan seorang penumpang yang egois yang tidak mau mengalah kepada mereka yang memiliki hak untuk duduk. Walaupun sudah diteriaki oleh petugas, terkadang masih saja belum ada yang bergerak untuk berdiri.
Kursi prioritas seringkali disalahgunakan, yang menurut Pak Danang, kesalahan terletak pada degradasi moral dan empati masyarakat. Pembinaan sikap moral dan mental menjadi penting terhadap krisis empati yang sedang dialami masyarakat.
“Apalagi jumlah penumpang lebih besar dari kapasitas tempat duduknya, terutama pada jam sibuk. Etika menggunakan transportasi umum, apapun, berikan tempat duduk kepada yang lebih membutuhkan,” katanya.
Sangat disayangkan jika kita tidak mempunyai kepekaan terhadap lingkungan seperti ini. Penumpang yang sebetulnya memiliki fisik yang lebih kuat untuk berdiri dan sudah seharusnya memiliki sopan santun, rasa hormat kepada mereka yang lebih berhak atas kursi prioritas. Mereka juga harus memiliki jiwa sosial tinggi dan attitude.
Sudah seharusnya kebijakan yang dikeluarkan oleh PT KAI dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh pengguna kereta. Alangkah indahnya jika kita saling menghormati dan menghargai, karena kepentingan diri kita sendiri pun ingin dihormati.
Melihat banyaknya kalangan anak muda yang berperilaku seperti ini, sebagai anak muda, saya sendiri prihatin. Anak muda yang seharusnya dapat menjadi contoh yang baik dan dapat menunjukan intelektualnya melalui perilakunya yang baik.
Peran keluarga yang sangat besar dalam membentuk karakter seseorang, bagaimana setiap anggota keluarga saling membentuk karakter satu sama lain, sehingga nilai yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yaitu rasa peduli, empati, saling menghormati, gotong royong satu dengan yang lain harusnya dapat terus dilaksanakan di kehidupan kita sehari-hari.
Semakin banyaknya penumpang yang naik, harus semakin sensitif dan peduli kita terhadap lingkungan sekitar untuk melihat apakah ada yang membutuhkan bantuan atau yang lainnya. Kita harus dapat melestarikan nilai-nilai yang terkandung di masyarakat ini.
Saya ingin, kita menjadi contoh bagi lingkungan sekitar kita, khususnya dalam menggunakan transportasi umum. Jadilah orang yang memilliki rasa peduli, empati dan rasa hormat yang tinggi kepada mereka yang berhak atas kursi prioritas.
Mulai berpikirlah seperti, bagaimana kalau orang yang diperlakukan tidak enak itu adalah anggota keluarga kita sendiri? Tentu saja kita tidak ingin hal itu terjadi. Kita harus melihat dan lebih lagi berpikir bagaimana jika kita berada di posisi orang itu, atau jika itu adalah seseorang yang kita kasihi.
Setiap kita pasti meginginkan untuk diperlakukan dengan sebagaimana kita memperlakukan orang lain. Perlakukanlah mereka yang diprioritaskan untuk mendapatkan hak mereka di dalam kereta. Jadilah commuter yang saling menghormati dan ayo, jadikan rasa empati trendi lagi!
Pengirim : Vericka Puspita, mahasiswa LSPR Jakarta