Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu konsep yang telah ada sejak lama. Tanpa disadari, manusia telah berorganisasi dengan melakukan pembagian pekerjaan. Puncaknya pada Revolusi Industri di Inggris yang dimulai pada tahun 1820.
Produksi besar-besaran menyebabkan kebutuhan akan sumber daya manusia meningkat sehingga perlu adanya manajemen sumber daya yang dikelola dengan baik. Maka dari itu, konsep manajemen sumber daya manusia pun lahir.
Menurut Byars & Rue (2004), manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan yang dirancang untuk menyediakan dan mengkoordinasi sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Sedangkan Boxall & Purcell (2000) mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen hubungan kerja di suatu perusahaan.
Guest (1987) kemudian mengemukakan empat dimensi MSDM yang terdiri atas komitmen, fleksibilitas, kualitas, dan integrasi. Merujuk pada hal yang dicetuskan oleh Guest, suatu kebijakan MSDM dapat dikatakan efektif dan berhasil apabila memenuhi keempat dimensi tersebut.
Menurut Armstrong & Taylor (2015), tujuan MSDM adalah mendukung organisasi dalam mencapai tujuannya dengan mengembangkan dan menerapkan strategi HR (human resources) yang terintegrasi dengan strategi bisnis, berkontribusi bagi perkembangan budaya kinerja tinggi (high-performance), memastikan bahwa organisasi memiliki orang yang berbakat dan terampil sesuai yang dibutuhkan, menciptakan hubungan kerja yang positif antara manajemen dan pegawai serta iklim saling percaya, dan mendorong penerapan pendekatan etis terhadap manajemen manusia.
Jadi, MSDM tidak hanya ditujukan untuk mengelola sumber daya manusia dalam suatu organisasi, namun juga ditujukan untuk menciptakan produktivitas dan sistem yang bertanggung jawab serta menghormati hak-hak pekerja.
Proses pembuatan kebijakan manajemen SDM tidak terlepas dari pengaruh di sekitarnya. Lingkungan organisasi serta lingkungan eksternal dapat memberikan dampak pada aspek-aspek manajemen. Faktor tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang dapat memengaruhi MSDM suatu perusahaan atau organisasi mencakup tujuan strategi bisnis, struktur organisasi, budaya perusahaan, kebijakan perusahaan, hubungan buruh dan setiap perjanjian dan pengaturan yang timbul.
Sedangkan faktor eksternal meliputi konteks ekonomi, kebijakan industri, perilaku pesaing, hukum dan peraturan nasional, hubungan buruh dan setiap perjanjian dan pengaturan yang timbul, standar perburuhan internasional, serta masalah demografi dan pasokan tenaga kerja (termasuk pendidikan & pelatihan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk, peningkatan partisipasi perempuan).
Seorang manajer SDM setidaknya harus memiliki empat kegiatan dasar MSDM yaitu seleksi (selection), penilaian (appraisal), penghargaan (rewards), dan pengembangan (development). Kegiatan seleksi meliputi penjaringan orang yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi. Nantinya, setiap orang akan diberikan penilaian sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan selama menduduki posisi tertentu.
Setelah dilakukan penilaian, manajer akan memberikan penghargaan, dapat upah atau gaji atau bentuk penghargaan lainnya, sesuai dengan kinerjanya. Apabila kinerja yang diberikan memiliki kualitas baik, penghargaan yang diberikan dapat berupa promosi jabatan atau bertambahnya jumlah upah.
Sedangkan apabila kinerjanya buruk, dapat diberikan peringatan atau bahkan diberhentikan. Selain itu, seorang manajer SDM juga harus mengadakan kegiatan pengembangan yang dapat berupa pendidikan atau pelatihan. Kegiatan pengembangan ini ditujukan untuk mencapai penguasaan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan.
Belakangan ini, konsep work-life balance mencuat sebagai salah satu konsep penting yang mempengaruhi sikap karyawan kepada atasannya. Konsep ini sederhananya dapat diartikan sebagai keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
Penelitian oleh Purcell dan koleganya mengindikasikan bahwa praktik HR yang baik tidak cukup. Manajer harus memiliki cara agar para karyawan dapat produktif namun tetap fleksibel dalam memenuhi tantangan baru. Hal ini difasilitasi melalui dua unsur yaitu budaya organisasi dan sikap manajer.
Perilaku manajer dalam menerapkan kebijakan HR dalam menunjukkan kepemimpinannya dengan cara melibatkan staf dan merespon saran mereka dapat berdampak pada sikap karyawan. Nilai perusahaan serta perilaku manajer dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu perusahaan sehingga manajemen sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Pengirim: Annisa Putri Kurniati / Mahasiswa Program Vokasi Universitas Indonesi
E-mail: [email protected]