Mencari laptop editing di bawah Rp10 juta sering terasa seperti memilih antara dua hal yang sama-sama penting. Banyak laptop di kelas ini yang menawarkan performa kencang, namun kualitas layarnya standar.
Sebaliknya, ada juga yang layarnya akurat, namun performanya pas-pasan. Menariknya, di tahun 2025 ini, pilihannya mulai beragam, bahkan dengan budget mulai Rp 5-9 jutaan, sudah ada laptop dengan RAM 16 GB, prosesor Ryzen 5, dan layar 100% sRGB.
Kali ini, kita akan mengulas lima rekomendasi laptop terbaik untuk editing di kisaran harga 5 jutaan. Penasaran apa saja pilihannya? Simak sampai tuntas supaya tidak ada info yang terlewat.
1. Axio High Five AMD X52

Untuk pelajar SMA atau mahasiswa desain yang baru terjun ke dunia editing, Axio High Five AMD X52 bisa jadi salah satu laptop yang tepat.
Bodinya ramping dengan bobot hanya 1,41 kg dan ketebalan 1,94 cm, membuatnya nyaman dibawa kemana-mana. Layarnya menggunakan panel IPS Full HD yang cukup nyaman untuk penggunaan harian, meskipun belum mendukung 100% sRGB.
Di balik tampilannya yang sederhana, laptop ini dibekali prosesor AMD Ryzen 5 7430U dengan grafis terintegrasi Radeon Vega 7, RAM 16 GB dual channel, dan SSD 256 GB yang masih bisa di-upgrade.
Untuk mengedit video Full HD di Premiere Pro atau membuat desain di Photoshop, performanya sudah memadai. Baterai berkapasitas 45,6 Wh pada laptop ini juga mampu bertahan hingga 9 jam pemakaian. Menariknya, laptop ini juga punya SD card reader bawaan, fitur kecil yang penting untuk para fotografer.
2. Tecno Megabook T1 (Ryzen)

Di dunia desain grafis, akurasi warna adalah segalanya. Itulah yang ditawarkan Tecno Megabook T1 dengan panel 14 inci IPS Full HD yang sudah mendukung 100% sRGB. Artinya, warna yang kamu lihat di layar nyaris sama dengan hasil cetak atau tampilan di monitor lain.
Laptop ini ditenagai AMD Ryzen 5 7430U dengan Radeon Graphics, dipadukan RAM 16 GB LPDDR4X dan SSD NVMe 512 GB. Dari sisi performa, cukup andal untuk editing video Full HD, desain grafis, serta gaming ringan seperti Valorant atau GTA V.
Bobotnya hanya 1,39 kg dengan baterai 75 Wh yang mampu bertahan hingga 12 jam, sebuah kombinasi yang pas untuk pekerja kreatif dengan mobilitas yang tinggi.
3. Advan Workplus Heritage

Jika fokus utama adalah performa untuk rendering, Advan Workplus Heritage patut masuk daftar pilihan. Mengusung prosesor AMD Ryzen 5 7535HS dan GPU Radeon 660M, laptop ini tergolong salah satu yang tercepat di rentang harga 6–7 jutaan.
RAM 16 GB DDR5 dan SSD NVMe 512 GB yang ada pada laptop ini memastikan proses editing, baik Full HD maupun 4K, dapat berjalan dengan lancar.
Layar 14 inci IPS Full HD-nya hanya mendukung 63% sRGB, jadi untuk pekerjaan color grading, monitor eksternal tetap direkomendasikan. Bobotnya hanya 1,55 kg dan sudah dibekali baterai berkapasitas 60 Wh yang bisa bertahan hingga 8 jam.
4. Tecno Megabook T1 (Intel)

Megabook T1 versi Intel dibekali prosesor Intel Core i5-13420H dan grafis Intel UHD. Walaupun performanya sedikit di bawah Workplus Heritage, laptop ini unggul di sisi layar dan portabilitas.
Panel IPS Full HD+ 14 inci dengan cakupan 100% sRGB membuat laptop ini ideal untuk pekerjaan seperti desain kemasan, ilustrasi digital, maupun layout produk.
Bodinya ramping (1,39 kg, tebal 1,56 cm) dan baterai 75 Wh pada laptop ini mampu bertahan hingga 11 jam. Satu-satunya catatan, RAM 16 GB LPDDR4X pada laptop ini sudah onboard sehingga tidak bisa di-upgrade.
5. Axio Hype 7 AMD X8

Bagi editor video profesional atau mahasiswa teknik yang kerap mengerjakan 3D modeling ringan, Axio Hype 7 AMD X8 menjadi pilihan dengan performa paling tinggi di daftar ini.
Ditenagai AMD Ryzen 7 6800H dan GPU Radeon 680M, RAM 16 GB DDR5, serta SSD 512 GB NVMe Gen 4, laptop ini melibas editing video Full HD hingga 4K dengan lancar.
Game AAA pun dapat dijalankan asalkan menggunakan pengaturan grafis yang sesuai. Sayangnya, panel IPS WUXGA 14 inci-nya belum 100% sRGB, jadi untuk pekerjaan dengan kebutuhan warna presisi, monitor eksternal akan sangat membantu. Bobotnya hanya 1,34 kg dan baterai 58 Wh mampu bertahan hingga 7 jam.
Dengan pilihan yang semakin beragam, mencari laptop editing di bawah Rp10 juta kini bukan lagi soal menemukan yang “asal bisa dipakai”, melainkan juga harus mendapatkan keseimbangan antara performa, kualitas layar, serta kesesuaian dengan kebutuhan dan budget.