Strategi Leadership Bagi Orang Introvert

Tri Apriyani | desyardiani
Strategi Leadership Bagi Orang Introvert
Ilustrasi rapat / kerja / meeting / leadership (shutterstock)

Stereotip yang selama ini berkembang mengenai sosok pemimpin ideal melekat pada mereka yang memiliki kepribadian ekstrovert. Sifat ekstrovert yang supel, percaya diri, dan hobi berbicara, kerap membuatnya menjadi pusat perhatian sehinga dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin.

Sebaliknya, seorang introvert yang memiliki sifat pendiam dan senang menghabiskan waktu sendiri dianggap cocoknya menjadi seorang pengikut dan bekerja di balik layar.

Tak perlu khawatir, asalkan mampu mengenali kemampuan diri dan memilih strategi yang tepat, seorang introvert juga dapat menjadi pemimpin yang sukses. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan.

  1. Menulislah untuk mempromosikan diri

Introvert dikenal sebagai seorang yang pendiam dan lemah dalam mengekspresikan pendapatnya secara vokal. Hal itulah yang membuat mereka jarang didapuk menjadi seorang pemimpin.

Orang-orang ragu akan keahlian yang dimilikinya karena mereka jarang menyampaikan ide dan gagasan di hadapan publik. Padahal dibalik diamnya, para introvert sebenarnya memiliki kemampuan observasi dan analisis yang diatas rata-rata.

Oleh sebab itu, tak diragukan lagi kemampuan mereka dalam menghasilkan ide dan gagasan yang solutif.

Kebanyakan pemimpin adalah seorang ekstrovert. Mereka unggul secara vokal dalam bersosialisasi dan mempromosikan diri mereka. Menyiasati hal tersebut, seorang introvert dapat mempromosikan diri, ide, dan gagasan mereka melalui tulisan.

Dengan tulisan-tulisan tersebut, orang lain menjadi tahu bahwa introvert adalah seorang pengambil keputusan yang baik dengan ide dan gagasan yang cemerlang. Bibir boleh diam, tetapi tulisan yang berbicara.

  1. Jadilah pendengar yang baik

Salah satu kelemahan seorang pemimpin yang ekstrovert adalah mereka cenderung sibuk dengan ide dan gagasannya sendiri tanpa mempedulikan pendapat orang lain. Hal tersebut pastinya membuat orang disekitarnya kecewa karena merasa tidak dihargai.

Lain halnya dengan pemimpin introvert yang hanya bicara seperlunya saja. Mereka biasanya memiliki kepekaan yang kuat terhadap orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin introvert mampu menjadi pendengar yang baik.

Tak cukup menjadi pendengar yang baik, seorang pemimpin juga harus memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap anggota timnya. Kepedulian tersebut dapat menciptakan bounding yang kuat dan rasa aman bagi timnya.

Dengan begitu, seorang pemimpin introvert mampu memiliki personal power tersendiri sehingga mendapatkan loyalitas dari anggotanya.

  1. Pilih anggota tim yang tepat

Banyak orang berpendapat bahwa seorang pemimpin harus pandai public speaking terutama untuk menyampaikan gagasan dan memberikan motivasi kepada anggota timnya. Bagaimana jadinya jika seorang pemimpin introvert tidak memiliki kemampuan tersebut?

Memang benar jika kemampuan public speaking harus dilatih secara terus-menerus dan bagi seorang yang introvert, hal tersebut akan memakan waktu yang lama. Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang pemimpin introvert adalah dengan memilih anggota tim yang tepat.

Mereka tak harus tampil dan berbicara di hadapan publik. Cukup dengan memberikan instruksi kepada tim kepercayaannya yang dianggap mampu menerjemahkan maksud dan tujuannya tersebut ke hadapan publik.

  1. Pelajari ilmu profiling

Salah satu ciri pemimpin yang efektif adalah mampu membagi tugas ke anggota timnya dengan tepat. Seorang yang introvert dikenal dengan kelebihan dalam hal bekerja seorang diri. Namun saat menjadi seorang pemimpin, hal tersebut haruslah diubah.

Pemimpin harus mampu menerapkan prinsip “the right man on the right place” untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui kemampuan dan passion masing-masing anggota tim. Mulailah dengan mempelajari ilmu profiling orang lain.

  1. Stay cool, biarkan prestasi yang berbicara

Seorang introvert cenderung memiliki pembawaan yang tenang saat menghadapi masalah. Oleh sebab itu, saat mereka menjadi pemimpin, sebagian orang menganggapnya sebagai sikap yang pasif dan tidak responsif.  

Orang-orang bebas berpendapat mengenai gaya kepemimpinan seseorang, yang penting tetap bekerja, berkarya, dan biarkan prestasi yang berbicara.

Oleh: Ni Luh Gede Desy Ardiani/ Mahasiswa PKN STAN

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak