Diciptakan sebagai makhluk sosial, membuat seseorang tak bisa menghindari interaksi dengan orang lain. Supaya interaksi yang terjalin baik, maka diperlukan etika, sehingga apa yang dilakukan tidak akan menyinggung sesama manusia.
Contoh etika yang baik adalah dengan tidak menanyakan atau bicara sesuatu yang sebenarnya tak perlu. Seperti kalimat berikut ini yang jika kamu lontarkan bisa menyakiti hati wanita.
1. Pertanyaan berat badan
“Kamu kurusan ya?” atau pertanyaan seperti “kamu kayaknya gemukan ya?”, sebaiknya simpan saja dalam hati, jangan dikeluarkan. Karena pertanyaan tentang berat badan ini biasanya sensitif bagi wanita.
Kamu tidak tahu bagaimana perjuangannya menggemukkan atau menguruskan berat badan, atau alasan apa yang membuatnya jadi gemuk atau kurus. Bisa jadi ada beban hidup yang teramat berat sedang ia hadapi dan membuat selera makannya jadi kacau.
2. Sudah hamil atau belum?
Pertanyaan yang kerap terlontar pada pasangan yang sudah menikah. Bisa sangat menyakitkan ketika ternyata ditanyakan pada pasangan yang selama ini begitu mendambakan punya momongan tapi belum diberi Tuhan. Apalagi ditambah “saran” yang berbau menyalahkan, seperti “makanya jangan terlalu sibuk kerja, gak hamil-hamil kan?”.
Mau hamil atau belum, itu urusan mereka pribadi. Begitu pun jika mereka memutuskan untuk menunda memiliki anak, orang lain tak memiliki hak bicara, karena hal tersebut menyangkut urusan rumah tangga pasangan tersebut.
Daripada bertanya, lebih baik doakan saja jika mendapati orang yang kamu kenal telah cukup lama menikah tapi belum juga dikaruniai anak. Doa yang tulus akan lebih berfaedah daripada komen yang meski bermaksud baik, tapi sebenarnya tak perlu, dan malah akan menyakiti hati saja.
3. Kamu kapan menyusul (menikah)?
Maksudnya sih baik, ingin agar teman kamu turut merasakan kebahagiaan dari sebuah pernikahan. Tapi yang perlu kamu sadari, hidup ini bukanlah kompetisi lari. Yang duluan, yang jadi pemenang.
Tiap orang punya jalan hidup sendiri. Tak semua orang menjadikan pernikahan sebagai prioritas dalam hidup. Bisa jadi banyak hal lain yang menurutnya lebih penting untuk diraih sehingga urusan menikah dipinggirkan dulu.
Menikah telat juga bukan berarti mereka gak laku. Buang jauh-jauh pemikiran sempit seperti itu, karena wanita bukanlah barang yang bisa diperdagangkan.
Jadi, tak perlu kepo dengan jadwal pernikahan teman-temanmu ya. Toh gak ada sangkut pautnya denganmu. Kecuali kamu menanyakan itu untuk membantu biaya pernikahan mereka, baru deh boleh banget kamu tanya kapan mereka menyusul.
4. Jadi cewek gak usah sekolah tinggi-tinggi
Paradigma seperti ini sayangnya masih sangat berakar di masyarakat kita. Seolah-olah mengenyam pendidikan tinggi hanya menjadi hak para lelaki dan tidak dibutuhkan wanita yang peran utamanya sebagai istri dan ibu.
Padahal, orang tua yang melek intelektualitas ini penting sekali dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Apalagi peran ibu sebagai madrasah pertama pendidikan anak-anaknya.
Ditambah lagi, menjadi istri dan ibu yang baik bukan berarti tidak bisa berkiprah di dunia profesional. Tiap wanita berhak mengejar impiannya, apakah itu menjadi seorang pebisnis, aktivis, dan sebagainya.
5. Cewek tapi hobinya kok kayak cowok
Hindari ya, berkata-kata seperti ini karena bisa membuat seorang wanita jadi berpikir ada yang salah dalam dirinya sehingga memiliki hobi berbeda dengan ekspektasi orang banyak.
Selama apa yang dilakukan itu baik, biarkanlah seorang wanita melakukan apa yang ia suka. Mau dia jadi pembalap, mekanik, atau pun pilot yang biasanya didominasi oleh pria, selama ia mampu menunjukkan skill-nya, kenapa nggak?
Luka akibat ucapan memang tidak membekas layaknya luka fisik, tapi bukan berarti tidak fatal. Dari ucapan, bisa membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri, merasa stres hingga depresi. Jadi, jangan anggap remeh lagi ya kalimat-kalimat seperti di atas.