Ini 7 Cara Orang Tua di Jepang Menyiasati Anak yang Susah Makan

Hikmawan Muhamad Firdaus | Driyaningrum Hayu Pinasthi
Ini 7 Cara Orang Tua di Jepang Menyiasati Anak yang Susah Makan
Ilustrasi anak sedang sarapan.[Pexels]

Di Jepang, orang tua membiasakan anaknya untuk makan sendiri sejak dini. Bahkan sangat jarang anak usia 2 tahun makan masih disuapi ibunya. Hal ini dilakukan untuk melatih kemandirian anak dalam melakukan apapun. Selain itu, orang tua di Jepang sibuk untuk membagi waktunya.

Saat menginjak MPASI (Makanan pendamping ASI), anak diajari sedikit demi sedikit makan makanan dengan gizi seimbang, agar kelak tidak pilih-pilih makanan. Saat anak dititipkan di day care, mau tidak mau anak juga harus memakan makanan yang disediakan. Jika anak susah makan, akan merepotkan pengasuhnya. Cara ini diajarkan oleh orang tua di Jepang agar anaknya tidak memilih makanan dan lahap dalam makan makanan yang ada.

1.   Makan itu penting

Pentingnya Makan
Pentingnya Makan

Sebelum melangkah pada makanannya, penting untuk orang tua memberikan pemahaman kepada anak bahwa makan itu penting. Dengan makan, akan membuat badan menjadi lebih segar. Makanan yang masuk kedalam tubuh akan berubah menjadi energi yang sangat penting untuk berpikir dan beraktivitas. Tentu, jika diberitahu seperti ini anak kecil tidak bisa langsung memahaminya.

Cara yang tepat agar anak bisa memahami bahwa makan itu penting dapat dituangkan dengan buku cerita bergambar. Selain dapat mengetahui pentingnya makan, buku cerita bergambar juga membuat anak menjadi belajar secara motorik untuk memahami gambar dan warna yang ada dalam buku. 

2.   Waktu makan

Jam Makan
Jam Makan

Menerapkan waktu pada saat makan. Orang tua di Jepang memberi pemahaman kepada anak bahwa dengan waktu 30 menit makan sudah di ambil. Habis tidak habis dalam waktu tersebut orang tua mengambil makan anaknya. Prinsip ini dilakukan agar anak disiplin dan dapat berpikir bahwa makan itu penting.

Di Jepang, anak makan sehari tiga kali selain camilan. Makanan utama dan camilan juga di beri waktu oleh orang tua di Jepang. Pada saat kapan anak dapat memakan camilan yang diberikan orang tuanya. Camilan yang diberikan pun juga tidak sembarangan, melainkan makanan yang telah dipertimbangkan gizinya.

3.   Variasi menu sayur

Variasi Menu Sayur
Variasi Menu Sayur

Tidak heran bahwa makan sayur sangat sulit untuk dilakukan anak-anak. Mengingat sayur itu penting bagi tumbuh kembang anak, maka orang tua harus mempunyai trik tersendiri agar anaknya mau makan sayur. Bisa membumbuinya dengan rasa yang disukai anak, bisa memotongnya dengan ukuran yang kecil, bahkan bisa mencampurnya dengan bahan makanan yang disukai anak.

Contohnya bayam, dapat dihaluskan dan dicampur pada saat memasak nasi sehingga berwarna. Selain itu misalnya wortel, dapat dipotong kecil-kecil dan dicampurkan dengan kentang dibikin perkedel. Dengan cara itu anak akan menjadi lebih suka makan sayur.

Ibu-ibu di Jepang tidak jarang untuk menanyakan menu makanan favorit anaknya ke ibu lain.

4. Karakter lucu dalam menghias makanan

Nasi Bento
Nasi Bento

Urusan menghias makanan ibu-ibu di Jepang jagonya. Seperti kita ketahui bahwa sering orang tua membuatkan bekal anaknya dengan makanan bento atau makanan yang dihias agar anak lahap untuk memakannya. 

Nasi putih dibentuk Hello Kitty, wortel oranye yang diiris tipis memanjang dibentuk kumis, brokoli hijau yang hanya ditumis sebentar dijadikan rambut, ayam goreng saus kecap, sosis goreng warna merah dan buah pir yang diiris. Sebuah kombinasi warna yang menarik. Cara orang Jepang siasati anak susah makan ini tentu efektif. Sebab, cara ini akan menggugah selera anak yang susah makan sekalipun. Meski tidak secantik buatan ibu Jepang, ada baiknya jika kita diterapkan kepada anak.

5. Membuat makanan sekali “Hap"

Bola Bola makanan
Bola Bola makanan

Sekali hap yang dimaksudkan adalah membuat makanan untuk anak dengan satu suapan. Misalnya nasi yang dibuat bulat-bulat kecil agar sekali makan. Memotong ayam, sosis, dan buah juga seukuran nasi. Dengan cara ini anak akan memakan dengan sekali suap. Jumlah makanan anak juga dapat disesuaikan dengan usia dan mempertimbangkan kalorinya, atau bisa juga tanya kepada anak. Mau makan sedang atau banyak. 

6.   Memilih menu dan masak bersama

Memilih Makan Bersama
Memilih Makan Bersama

Memasak bersama ketika ada momen spesial. Terlebih dahulu menanyakan kepada anak ingin dimasakkan apa. Kemudian bisa juga memasak bersama agar lahap ketika menyantapnya, karena telah membuat masakannya dengan susah payah. Yang terpenting adalah kebersamaannya.

Tidak hanya saat momen spesial saja, ibu juga bisa membuat menu masakan keluarga pada saat weekend dan hari biasa. Cara ini efektif untuk menambah nafsu makan anak, karena dengan menu makanan yang dia sukai akan membuat makannya lahap

7.   Mencontohkan dengan makan bersama

Makan Bersama
Makan Bersama

Makan bersama memang menjadi momen sehari-hari yang ditunggu dalam sebuah keluarga. Susahnya bertemu saat makan siang, kadang membuat keluarga Jepang berusaha untuk sarapan dan makan malam bersama. Tetapi, kadang hal ini pun sulit terwujud karena kesibukan pagi hari dan lemburnya Ayah pada malam hari. Akhir pekan lah yang kadang ditunggu-tunggu.

Saat makan bersama ajarkan anak untuk menghabiskan makanannya. Ceritakan juga bahwa pada sebutir nasi terdapat jerih payah susahnya petani untuk menanam padi. Jadi selain mengajarkan  cara makan, orang tua juga memberikan pengetahuan kepada anak. Orang tua di Jepang sangat mengajari anaknya untuk menghargai orang lain dan jasanya. Sebelum dan sesudah makan mereka selalu berterima kasih atas nikmat makan yang telah diberikan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak