Setop Paksa Diri untuk Jadi Perempuan Baik di Mata Orang Lain, Ini Tanda-tandanya

Hikmawan Firdaus | Nanik Writer
Setop Paksa Diri untuk Jadi Perempuan Baik di Mata Orang Lain, Ini Tanda-tandanya
Ilustrasi Perempuan.[pixabay/jplenio]

Bagi kamu yang terbiasa berada di lingkungan orang-orang yang selalu menuntutmu untuk berperilaku baik dalam keadaan apapun, yuk coba jujur pada diri sendiri. Apakah kamu bahagia menjadi orang yang selalu bersikap baik? Apa kamu bahagia dengan berpura-pura memenuhi tuntutan orang lain? Jika tidak, tidak apa-apa. 

Kamu berhak bahagia dengan cara kamu menyikapi dunia. Tak perlu merisaukan tuntutan semua orang untuk membuat mereka bahagia dan mengesampingkan perasaan kamu sendiri. Orang lain tak berhak mengatur hidupmu, karena hanya kamu yang memiliki otoritas penuh untuk membawa kemana jati dirimu, bukan mereka.

Jika kamu masih melakukan beberapa hal di bawah ini, tolong hentikan ya! 

1. Sulit menolak dan mengatakan tidak

Kamu mungkin telah menginternalisasikan pola asuh orang tua kamu di waktu kecil yang selalu menuntutmu untuk menjadi anak baik. Sayangnya, definisi anak baik disini tidaklah jelas seperti apa yang dimaksudkan. Orang tua cenderung menuntun untuk menjadi baik versi mereka yang kadang kala membuat kamu membungkam keinginan dan suara hati kecilmu.

Dari sinilah, kamu menjadi terbiasa menerima permintaan orang lain dan memenuhinya sekalipun kamu tidak ingin melakukannya. Kamu jadi sulit menolak permintaan dan tuntutan yang merugikan dirimu sendiri. 

2. Takut membuat orang lain kecewa

Pola asuh yang lagi-lagi seringkali kurang tepat dalam menanamkan nilai-nilai pada anak ternyata berbuntut pada kebahagiaan anak. Bagi kamu yang terbiasa diajarkan untuk selalu membuat orang lain bahagia dan memiliki prinsip "orang di sekitarku harus bahagia, aku menderita tidak apa-apa". Setop! Jangan membunuh dirimu sendiri dengan prinsip tersebut!

Lakukan apapun yang membuat kamu senang dan bahagia. Selagi kamu tidak menyakiti orang lain dan mengganggu kehidupannya, kamu berhak bahagia.

3. Mudah merasa bersalah

Jika kamu takut mengecewakan orang lain secara terus-terusan, kamu pun akan selalu dibayang-bayangi rasa takut akan bersalah. Kamu cenderung menyalahkan dirimu sendiri atas perlakuan dan sikap orang lain padamu. Padahal, orang lain hanya menunjukkan emosinya secara alamiah, da bukan berarti sikap orang lain bergantung pada caramu bersikap. 

Selagi apa yang kamu lakukan itu benar dan tidak merusuhi hidup orang, kamu tak perlu terus mencemaskan rasa bersalah yang hanya akan membuatmu semakin terpuruk. Namun jika memang kamu bersalah, akuilah dan bersegeralah meminta maaf. Dengan begitu hidupmu akan terasa lebih ringan.

4. Sulit mengungkapkan pendapat

Kalau kamu terbiasa dikekang dalam keluarga, dianggap sebagai anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, kamu mungkin akan lebih rentan untuk menjadi orang yang mudah mengalah. Namun, perlu kamu ketahui bahwa kamu berhak berpendapat atas apa yang ingin kamu utarakan. Jangan terus memndam keinginan dan pendapatmu karena kamu akan di dengarkan ketika kamu mau bersuara.

Tolong jangan lakukan empat kebiasaan di atas ya! Kamu berhak bahagia sebagaimana fitrah manusia untuk berbahagia. Jangan mengekang dirimu sendiri untuk hal-hal yang hanya membunuhmu secara perlahan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak