3 Alasan Percakapan Pesan Singkat Rawan Menimbulkan Kesalahpahaman

Hayuning Ratri Hapsari | Sapta Stori
3 Alasan Percakapan Pesan Singkat Rawan Menimbulkan Kesalahpahaman
Ilustrasi Media Sosial (Unsplash.com/Adem AY)

Hadirnya berbagai media pesan singkat memudahkan kita untuk tetap terhubung dengan orang-orang di sekitar kita. Selain pesan, kita bahkan bisa saling bertukar foto, video dan hal-hal lainnya melalui media tersebut. Kita bisa bebas berbincang dengan siapa saja, bahkan hingga melampaui jarak dan waktu.

Sayangnya, kemudahan ini juga tak jarang membawa masalah. Percakapan melalui pesan singkat berpotensi menimbulkan perselisihan, terlebih ketika kita memiliki permasalahan tertentu atau tengah membicarakan sesuatu yang penting dengan lawan bicara.

Akibatnya, kesalahpahaman seringkali terjadi, karena maksud pesan seringkali menjadi ambigu. Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan. Beberapa sebabnya antara lain:

1. Tidak melihat ekspresi lawan bicara

Menatap mata orang yang sedang berbicara dengan kita dan memperhatikan ekspresinya menjadi salah satu cara untuk mengetahui apa yang ia rasakan. Sebagai contohnya, dengan melihat mata dan ekspresi wajah seseorang, kita bisa tahu apakah ia memperlihatkan senyuman yang tulus atau senyum yang dipaksakan karena hatinya sedang bersedih.

Saat berkomunikasi melalui pesan singkat, kita dan lawan bicara tidak saling mengetahui bagaimana raut muka atau ekspresi satu sama lain. Kita atau lawan bicara kita memang bisa saja menggunakan bantuan emotikon untuk menunjukkan ekspresi. Sayangnya, emotikon tidak mewakili emosi yang sebenarnya dirasakan.

Seseorang dapat memakai emotikon mana saja sesuka hati, tanpa kita bisa mengetahui apakah emotikon yang dikirimkan sesuai dengan perasaan hatinya. Akibatnya, masing-masing hanya bisa menduga-duga, apa sesungguhnya yang tengah dirasakan oleh satu sama lain ketika berbicara.

2. Tidak mendengar intonasi pembicara

Selain ekspresi, intonasi saat berbicara juga dapat menunjukkan maksud dan tujuan seseorang, serta dapat menggambarkan kesan dan menyampaikan emosi orang yang berbicara. Dalam pesan singkat, kita tidak bisa mendengar intonasi atau merasakan tinggi-rendahnya nada bicara seseorang, sehingga seringkali sulit bagi kita untuk memahami apakah pesan yang disampaikan bernada riang, mengandung kemarahan atau menyimpan sindiran. Karenanya, maksud pesan yang ingin diutarakan acapkali tidak tersampaikan sepenuhnya.

3. Isi pesan yang terbatas

Yang namanya pesan singkat, apa yang kita sampaikan pastinya terbatas. Lain halnya dengan berbicara secara langsung, kita bisa dengan leluasa mengutarakan apa yang ingin kita sampaikan, dapat langsung meluruskan kalimat yang dirasa akan menimbulkan kesalahpahaman, komunikasi pun berjalan dengan lebih lancar. Terlebih, percakapan menggunakan pesan singkat tentunya membutuhkan waktu untuk mengetik pesan yang hendak dikirimkan.

Ketika ada hal penting yang ingin dibicarakan, alangkah lebih baiknya jika kita berbicara secara langsung. Gunakan pesan singkat hanya sebagai sarana untuk membuat janji bertemu. Sebab, bagi manusia, komunikasi bukan sekadar kegiatan bertukar kata, melainkan juga cara untuk berbagi perasaan satu sama lainnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak