Orang tua mana yang tidak ingin anaknya sukses secara akademik ? Tidak ada. Sebab, sejatinya orangtua selalu bermimpi anaknya lebih sukses daripada dirinya dan dapat membawa nama baik keluarga.
Bermimpi anak bisa sukses secara akademik adalah hal lumrah bagi semua orang tua. Sayangnya, tidak semua orang tua paham bagaimana menumbuhkan minat anak dalam belajar sehingga dapat menunjang keberhasilan akademiknya.
Nah, dibawah ini merupakan tips pendidikan karakter yang dapat dipraktikkan agar anak sukses dalam akademiknya. Yuk, kita simak !
1. Ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak
Dari sudut pandang psikologi, anak yang memiliki kedekatan emosi dengan ayah cenderung lebih sukses secara akademik. Mengapa demikian ?
Dalam sebuah penelitian oleh Father Involvement Research Alliace, dilansir Grid bahwa bayi yang dekat dengan ayahnya, saat dewasa tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, emosi stabil, semangat dalam mengeksplorasi potensi diri.
Dalam penelitian tersebut juga terungkap anak tiga tahun yang memiliki kedekatan emosi dengan ayahnya memiliki IQ lebih tinggi dan kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik daripada umumnya anak-anak seusianya.
Eirine Flouri, psikolog yang terlibat dalam penelitian University of Oxford, Inggris, yang melibatkan 17 ribu anak sekolah, menyatakan anak yang memiliki ayah yang terlibat dalam pengasuhan seperti membacakan buku untuk anaknya, mengajak mereka outing, tertarik pada pendidikan anak, cenderung memiliki nilai akademis lebih baik.
2. Potensi anak perlu dikembangkan sesuai dengan bakat dan minatnya
Banyak orang tua yang memaksakan anak memilih jalur yang sesuai dengan seleranya, bukan sesuai bakat dan minat anak. Hal ini tak jarang menimbulkan pemberontakan dari anak karena merasa tertekan.
Misalnya memaksa anak les bahasa Inggris, tetapi sebenarnya anak tak menyukainya. Alhasil, bukannya anak mendapat nilai bagus di pelajaran bahasa Inggris, malah nilai bahasa Inggrisnya terpuruk.
Alangkah lebih bijak jika dukungan orangtua sesuai dengan minat dan bakat anak. Selain dapat mengembangkan potensinya dengan lebih maksimal, anak pun bahagia dan tidak tertekan dalam menjalankannya.
3. Ajari anak tentang tanggung jawab
Mengajari anak tentang tanggung jawab sejak kecil sebagai pembentukkan karakter yang positif sangatlah penting. Hal ini dapat dilakukan dan disesuaikan dengan usia anak. Untuk balita atau batita, mengajari tanggung jawab dapat berupa merapikan mainan setelah selesai bermain.
Untuk anak usia SD mengajari tanggung jawab bisa dalam bentuk mengerjakan PR sekolah, mempersiapkan buku dan alat tulis sebelum sekolah dan banyak belajar di rumah.
4. Perkenalkan anak pada buku
Buku adalah jendela dunia ! Melalui buku anak menjadi tahu tentang isi dunia bahkan dari belahan dunia yang tak pernah dilihatnya.
Mencintai ilmu pengetahuan, harus diawali dengan mencintai buku. Kenalkan anak pada buku bahkan sejak ia belum mengenal huruf dan angka. Membacakan buku cerita pada anak yang belum mengenal huruf dapat menumbuhkan kecintaan pada buku.
Kecintaan pada buku kemudian akan menumbuhkan kecintaan pada ilmu pengetahuan. Anak yang cinta ilmu pengetahuan, tentu otomatis akan sering membaca buku dan menjadikan belajar sebagai hobinya. Ini akan sangat membantunya dalam pencapaian nilai-nilai akademis yang lebih baik.
5. Pengalaman positif dalam keluarga membantu pembentukkan karakter positif
Pembentukan karakter positif dalam keluarga pada dasarnya berbicara tentang bagaimana keluarga memperlakukan anak dengan cara yang positif. Perlakuan positif pada anak misalnya memberikan kebebasan anak berpendapat. Membiasakan komunikasi dua arah dengan anak. Jika terpaksa harus marah pada anak, marah dengan cara yang tidak merusak fisik dan mental anak, dan lain sebagainya.
Pengalaman yang positif dalam keluarga sejatinya akan membentuk karakter positif pada anak dimana pun ia berada, termasuk ketika ia berperan sebagai murid.
Murid yang memiliki karakter positif, tentu akan lebih bertanggung jawab. Sehingga ia akan lebih serius dalam pelajaran dan bertanggung jawab dengan tugas-tugas sekolahnya. Tidak heran pencapaian akademiknya lebih memuaskan.
Pada dasarnya, pendidikan karakter positif pada anak dimulai dari keluarga. Keluarga adalah "sekolah pertama" bagi seorang anak dan dari sinilah cikal bakal peradaban yang positif. Jika pembiasaan positif dalam keluarga sudah menjadi budaya, dimana pun anak berada akan selalu menjadi pribadi yang positif. Termasuk dalam hal pendidikan, anak akan memandangnya sebagai hal positif sehingga memiliki kemampuan berkompetisi yang baik.