5 Strategi untuk Bersosialisasi dengan Percaya Diri bagi Kaum Pemalu

Hayuning Ratri Hapsari | Nanda Putri
5 Strategi untuk Bersosialisasi dengan Percaya Diri bagi Kaum Pemalu
Ilustrasi bersosialisasi (Pexels/Elevate)

Sebagai seorang introvert atau pemalu, pasti seringkali mendambakan untuk memiliki rasa percaya diri dan nyaman ketika berbicara dengan orang lain. Bagi mereka itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, karena mereka dikuasai oleh perasaan malu dan tidak percaya diri yang kuat.

Rasa malu adalah perilaku terpelajar yang perlu diubah. Perasaan malu memanglah hal yang umum untuk dimiliki, tetapi dengan menghilangkan perasaan itu, kamu dapat mengubah perilaku, kehidupan sosial, serta kesehatan mental yang kamu miliki.

Berikut, cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi rasa malu agar lebih percaya diri serta bersikap menyenangkan saat melakukan interaksi sosial.

1. Berhenti mengidentifikasi diri sebagai orang yang pemalu

Melansir dari laman Science of People, penelitian tentang psikologi naratif menunjukkan bahwa caramu mengidentifikasi diri dapat berpengaruh dengan caramu bertindak dalam lingkungan sosial. Alih-alih memberikan identitas diri dan mengatakan, “Saya seorang pemalu”, lebih baik kamu mengubahnya dengan, “Saya adalah orang yang percaya diri”. Dengan begitu diri akan menyesuaikan dengan apa yang kamu ucapkan.

2. Ganti kebiasaan menutup diri pada lingkungan sosial, dengan keterampilan sosial yang percaya diri

Bisa jadi, sebenarnya ada beberapa orang yang ingin menghampiri atau mengajak dirimu hanya sekedar mengobrol, namun niat tersebut mereka urungkan kembali akibat bahasa tubuh yang kamu tunjukan seperti sedang menutup diri dari lingkungan sosial.

Ganti kebiasaan seperti itu dengan tindakan yang menunjukkan bahwa dirimu memiliki kepercayaan diri. Misalnya saja seperti, biasanya kamu selalu menghindari kontak mata dari lawan bicara kini kamu dapat mengganti kebiasaan itu dengan melakukan kontak mata pada mereka. Jika biasanya kamu selalu memperlihatkan postur tubuh yang menutup, kini ganti kebiasaan itu dengan lebih membuka postur tubuhmu, seperti dengan berdiri tegak dan melebarkan bahu. Hal ini akan menunjukkan bahwa kamu orang yang percaya diri.

3. Amati kemudian tiru orang-orang yang memiliki keterampilan sosial baik

Sikap malu adalah perilaku yang didasari karena kebiasaan, kamu dapat mengubahnya dengan cara mengamati bagaimana orang-orang dapat percaya diri dalam lingkungan sosial kemudian terlibat dalam sebuah pembicaraan. Ketika kamu sudah menemukan polanya, kamu tinggal melakukan praktiknya.

Misalnya, kamu dapat menaikkan sedikit volume lebih tinggi saat berbicara, karena orang yang percaya diri cenderung akan berbicara dengan volume sedikit tinggi dengan pembawaannya yang tegas.

4. Atur pernapasan sebelum memulainya

Untuk memulai kebiasaan baru dengan percaya diri bagi mereka yang memiliki kepribadian pemalu, pastinya akan terasa sangat gugup, berkeringat, dan detak jantung meningkat. Oleh karena itu , cobalah untuk menenangkan diri lebih dulu sebelum memulai pembicaraan dengan orang lain, agar kamu dapat merasa lebih santai saat percakapan berlangsung.

Mengatur pernapasan dengan cara bernapas dalam-dalam secara ilmiah, terbukti dapat mengurangi detak jantung, tekanan darah, serta mengaktifkan saraf parasimpatis. Sehingga dapat membantumu untuk lebih tenang dan tidak malu saat bersosialisasi.

5. Mulailah sebuah percakapan dengan obrolan yang ringan

Memulai percakapan dengan langsung ke inti permasalahan, hanya akan membuatmu dipandang menjadi orang yang terlalu serius dan tidak menyenangkan serta membosankan. Oleh karena itu, mulailah percakapan dengan obrolan ringan lebih dulu.

Jika kamu kebingungan untuk memulainya, cobalah untuk mencari kesamaan antara kamu dengan lawan bicara. Hal ini dapat membangun sebuah keintiman dan membuat kenyamanan dalam sebuah percakapan, baik bagi dirimu ataupun lawan bicara.

Itulah tadi cara strategis yang dapat kamu lakukan, terutama bagi sang pemalu untuk bersosialisasi dengan lebih nyaman! Sebelum itu, kamu perlu mengubah perspektif bahwa orang-orang akan memperhatikan dan fokus pada apa yang kamu tampilkan. Karena pada kenyataannya, orang cenderung hanya fokus pada diri sendiri dalam situasi sosial.  

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak