5 Tindakan Sepele Terhadap Orang Lain Saat Berpuasa yang Bermakna Positif

Ayu Nabila | I Gusti Putu Narendra Syahputra
5 Tindakan Sepele Terhadap Orang Lain Saat Berpuasa yang Bermakna Positif
Seorang wanita membagikan takjil di masjid (Pexels.com/Alena Darmel)

Aktivitas sehari-hari akan semakin terasa berat dilakukan sembari menjalankan ibadah puasa, di mana kita harus berjibaku untuk membagi waktu, tenaga, dan pikiran antara tetap khusyuk berpuasa, menyelesaikan pekerjaan wajib, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Ketiganya harus dibagi dalam takaran yang seimbang antara satu dengan yang lain.

Acapkali, kita menganggap bahwa ibadah puasa hanya sekadar formalitas ritual keagamaan belaka sehingga tidak perlu dimaknai lebih dalam. Padahal, dari beragam tindakan sepele yang tanpa disadari telah kita lakukan ketika beraktivitas sembari berpuasa, tersimpan banyak makna positif yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap dan cara kita dalam memperlakukan orang lain. Merujuk dari berbagai sumber, berikut ini 5 tindakan sepele terhadap orang lain saat berpuasa yang bermakna positif.

1. Mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada orang lain dengan sepenuh hati

Jika kamu membaca sejarah kehidupan Rasulullah SAW, mengucapkan salam dan menanyakan kabar perihal apa pun telah menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat pada saat itu.

Bahkan, jawaban yang diucapkan bukan hanya sekadar basa-basi di siang bolong yang gak penting, melainkan informasi panjang dan lengkap tentang apa yang masing-masing mereka rasakan.

Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika ditanya perihal kabar oleh Jabir Bin Abdullah, anak muda yang juga putra dari Abdullah bin 'Amr, sahabat beliau yang mati syahid dalam Perang Uhud yang terjadi pada 625 M.

Dilansir dari Umma, Jabir Bin Abdullah bertanya kepada Rasulullah, “Apa kabar pagi ini, ya Rasulullah?”. Menanggapi pertanyaan itu, Rasulullah SAW memberikan jawaban yang lengkap, “Baik, dari semua yang tidak puasa dan tidak menjenguk orang sakit.”

Dari contoh di atas, kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa segala bentuk ucapan salam dan menanyakan kabar serta memberikan jawaban harus ikhlas dan berasal dari lubuk hati yang paling dalam. Kebiasaan ini dapat dibangun melalui ibadah puasa. Dengan berpuasa, maka kamu dapat konsisten melatih diri untuk selalu bersikap ramah kepada setiap orang, termasuk kepada orang yang tidak dikenal sama sekali.

Sikap ramah tersebut juga dapat membentuk etika bertutur kata yang sopan dan santun. Dengan terbiasa beretika sopan dan santun dalam berbicara, maka orang akan hormat dan tidak akan malas meluangkan waktu dan tenaga mereka untuk berbicara dengan kamu. Hal ini pula yang dapat membantu kamu untuk meraih makna positif puasa yang tersembunyi di dalam aktivitas sehari-hari, yakni menghargai orang lain apa pun latar belakangnya.

2. Memberikan kursi kepada lansia, wanita hamil, dan orang sakit yang berdiri berdesak-desakan di dalam kendaraan umum

Umumnya, orang yang naik moda transportasi umum, seperti Kereta Rel Listrik (KRL) atau bus di hari kerja, terutama pada jam sibuk atau rush hour seperti pada waktu pagi dan malam hari, harus rela untuk tidak kebagian kursi karena telah terisi penuh oleh penumpang yang telah naik sebelumnya. Kondisi inilah yang memaksa mereka, termasuk kemungkinan orang yang ada di dalam daftar prioritas, seperti orang lanjut usia (lansia), wanita hamil, dan orang yang sedang sakit, untuk berdiri berdesak-desakan di lorong atau bahkan pintu masuk gerbong hingga mencapai stasiun atau halte tujuan.

Nah, buat kamu yang kebagian kursi namun kebetulan melihat salah satu dari tiga orang  tersebut, maka gak ada salahnya kamu berinisiatif untuk segera bangkit dan menyampaikan pesan kepada mereka agar segera duduk di kursimu. Memang sepele, namun tindakan ini dapat membantu menumbuhkan sikap kepedulian kamu terhadap kekurangan fisik orang lain, terutama kepada mereka dengan kondisi fisik yang sudah tidak prima, seperti contohnya orang lansia.

Sikap peduli inilah yang memudahkan kamu mendulang makna positif puasa yang tersembunyi di dalam aktivitas sehari-hari, yaitu membentuk kepribadian yang selalu bersyukur kepada Allah SWT atas berbagai kenikmatan, terutama nikmat sehat yang sedang dirasakan saat ini.

3. Tidak menggunakan sepeda motor untuk melintas di trotoar

Sebagai cara untuk menembus kemacetan yang sedang terjadi, seringkali para pengendara sepeda motor menggunakan akal dan pikiran “kreatif” dengan menggunakan trotoar sebagai “jalan baru” untuk menyalip beberapa kendaraan yang ada di hadapannya. Namun, masih ada pengendara motor yang tetap nekat melintas di trotoar meski ada beberapa pejalan kaki yang sedang melintas.

Bahkan, mereka sanggup memaksa pejalan kaki yang melintas dengan tetap melaju di atas trotoar dan membunyikan klakson agar pejalan kaki segera menghindar dan memberikan jalan kepada mereka.

Bagi kamu yang sering menggunakan sepeda motor untuk beraktivitas dan sedang terjebak macet, keinginan untuk tidak melewati trotoar meski tidak ada pejalan kaki yang melintas sudah jadi tindakan yang tepat dan patut dipertahankan. Jika dikaitkan dengan ibadah puasa, kondisi ini dapat melatih kesabaran dan keuletan untuk menghadapi segala hambatan yang dapat kamu temui ketika berkendara di jalan raya. 

Dengan begitu, maka kamu dapat memperoleh satu lagi makna positif dari ibadah puasa yang tersembunyi di dalam aktivitas sehari-hari, yakni membentuk kepribadian yang rajin dan disiplin untuk menghadapi segala hal yang kemungkinan dapat terjadi di hadapanmu kapan pun dan dimana pun. 

4. Menepati janji sesuai dengan komitmen perjanjian awal

Jika kamu adalah seorang pengusaha atau pedagang profesional yang ingin sukses menjalankan bisnis, sudah pasti kamu bekerja sungguh-sungguh untuk menawarkan barang atau jasa yang kamu jual kepada calon klien.

Agar hubungan kerja sama berlangsung lancar dan dapat memenuhi ekspektasi klien terhadap kualitas barang atau jasa yang kamu jual, perjanjian awal yang dibuat secara tertulis antara kamu dengan klien menjadi alat legitimasi yang wajib ada sebelum menyepakati penjualan atau memulai proses produksi. 

Ironisnya, di dalam dunia bisnis dan jual beli, tidak sedikit juga pengusaha atau pedagang yang sengaja membuat perjanjian dengan maksud mengecoh klien atau pembeli agar dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya namun dengan pengorbanan biaya produksi yang sekecil-kecilnya.

Nah, dengan berpuasa, ketika membuat perjanjian dengan klien atau pembeli, maka kamu dapat mengendalikan nafsu untuk tidak berbuat culas dan mendorong diri untuk selalu bersikap jujur serta terbuka mengenai segala hal yang berkaitan dengan barang atau jasa yang kamu jual atau tawarkan. 

Dengan jujur dan terbuka, maka dapat menghilangkan overthinking dan perasaan insecure yang dirasakan oleh mereka. Perasaan nyaman inilah yang membuat mereka akan menaruh kepercayaan yang kuat terhadap kamu, sehingga mereka gak akan kapok untuk repeat order atau melakukan pemesanan kembali ke toko kamu.

Bahkan, bisa jadi mereka gak akan segan untuk merekomendasikan bisnismu kepada keluarga, saudara, teman, dan sahabat mereka secara cuma-cuma. Hal ini tentu saja dapat mendatangkan lebih banyak cuan dan klien atau pembeli baru yang membuat bisnismu semakin berkembang pesat.

Kepercayaan orang lain terhadap dirimu juga bisa dianggap sebagai makna positif dari ibadah puasa yang tersembunyi di dalam aktivitas sehari-hari, yakni menciptakan teman dan sahabat sebanyak mungkin untuk memudahkan langkah mencari rezeki yang berlimpah dan menggunakannya untuk menyebarkan kebaikan yang lebih banyak lagi kepada orang lain.

5. Membagikan sedikit takjil kepada orang yang membutuhkan dalam situasi yang tidak diduga

Ketika sedang menunggu antrean atau berada di dalam kendaraan umum atau masuk daftar tunggu (waiting list) restoran di mall untuk berbuka puasa dan makan malam, tidak sedikit dari kita yang telah menyiapkan sedikit takjil atau makanan berbuka, baik berupa buah kurma, roti, kue jajanan pasar, atau hanya sekadar air mineral gelas ataupun botol.

Jika kamu memiliki salah satu dari kelima menu takjil yang umum dan simple itu di dalam tas atau kantong belanjaanmu, maka bersyukurlah karena kamu dapat menyegerakan diri untuk berbuka puasa setelah azan maghrib berkumandang.

Namun, tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama seperti kita. Ada juga orang yang terpaksa tidak menyegerakan berbuka lantaran tidak membawa takjil di genggaman karena alasan apa pun.

Dengan berpuasa, kamu dapat melatih keikhlasan diri untuk membagikan sedikit takjil yang dimiliki kepada orang lain dalam situasi dan kondisi tidak diduga seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Misalkan, ketika sedang naik KRL, hanya membagikan satu atau dua buah dari tujuh buah kurma dan satu dari tiga air mineral gelas yang kamu miliki kepada penumpang lain yang berdiri berdesak-desakan, maka kamu telah mencegah orang tersebut untuk tidak jatuh pingsan karena lapar dan dehidrasi.

Sedikit makanan yang kamu berikan dengan ikhlas membuatmu memperoleh makna positif dari ibadah puasa yang tersembunyi di dalam aktivitas sehari-hari, yaitu membuat hati dan pikiran menjadi lebih peka terhadap orang sekitar yang tidak beruntung dari kamu, meski tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.

Itulah 5 tindakan sepele terhadap orang lain saat puasa yang bermakna positif. Sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa orang lain, maka manfaatkan momen puasamu untuk membentuk kepribadian yang gak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun juga bagi orang lain. Selain dapat tambahan pahala dan meleburkan dosa, siapa tahu kamu juga dapat bonus yang gak diduga dari Allah SWT. Semoga bermanfaat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak