4 Pemahaman Salah Kaprah Mengenai Rumah Tangga, Harus Dihindari!

Hayuning Ratri Hapsari | Diat Anugrah
4 Pemahaman Salah Kaprah Mengenai Rumah Tangga, Harus Dihindari!
Ilustrasi keluarga (Pexels.com)

Kehidupan rumah tangga pasangan yang sudah menikah memang oenuh lika-liku. Selain itu, kehidupan rumah tangga juga rumit. Tidak ada ilmu pasti untuk memastikan sebuah rumah tangga dapat berjalan dengan baik.

Meski begitu, ada beberapa pandangan mengenai kehidupan rumah tangga yang dipahami oleh masyarakat kita. Dari berbagai pandangan yang ada, ada yang benar dan ada yang salah. Pandangan tersebut biasanya muncul dari contoh kasus dalam beberapa rumah tangga namun dipukul sama rata pada setiap keluarga.

Anggapan atau pemahaman yang salah dalam rumah tangga bisa berakibat buruk bagi yang mempercayainya. Misalnya dapat membuat hubungan suami dan istri menjadi kurang harmonis atau pembagian peran dan tanggung jawab yang tidak adil.

Berikut ini adalah 4 anggapan salah kaprah mengenai kehidupan rumah tangga.

1. Istri Harus Mengurus Rumah Saja

Masih banyak orang yang membedakan kedudukan antara suami dan istri dalam rumah tangga. Misalnya saja dalam tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

Seorang suami akan bebas bekerja untuk mencari nafkah di luar, namun tidak bagi seorang istri. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa tugas seorang wanita atau istri hanyalah mengurus pekerjaan rumah atau pekerjaan domestik saja.

Padahal, seorang istri juga memiliki potensi dalam dirinya. Zaman sekarang ini perempuan bisa mendapat akses pendidikan dan kemampuan sama seperti laki-laki.

Jadi, tidak ada alasan seorang istri tidak boleh bekerja dan hanya mengurus rumah tangga saja. Apabila istri memiliki keinginan untuk bekerja di luar, maka hal tersebut bisa didiskusikan dengan suami asalkan tidak mengabaikan tugas masing-masing.

2. Suami Tidak Boleh Mengerjakan Pekerjaan Rumah

Anggapan bahwa pekerjaan runah atau domestik adalah tugas perempuan yang masih melekat membuat banyak orang bahwa seorang laki-laki atau suami tidak pantas mengerjakan pekerjaan tersebut.

Padahal, tidak ada aturan yang memberikan tugas domestik secara khusus kepada perempuan dan melarang laki-laki melakukannya.

Kerja sama antara suami dan istri dalam mengerjakan pekerjaan rumah justru dapat membuat hubungan menjadi semakin harmonis. Melakukannya bersama-sama dapat meningkatkan chemistry antara suami dan istri.

Selain itu, pekerjaan tersebut akan terasa lebih menyenangkan dan tidak berat untuk dilakukan.

3. Masalah Harus Dipendam Sendiri

Banyak orang yang beranggapan bahwa masalah harus dipendam sendiri dan disembunyikan dari pasangannya. Masalah ini bisa berupa masalah dengan orang lain maupun masalah dengan pasangannya sendiri. Masalah dengan pasangan sendiri dapat berupa perbedaan pendapat maupun ketidaksukaan mengenai suatu hal dalam diri pasangan.

Beberapa orang memilih untuk memendam masalah tersebut sendiri dan tidak menyampaikan pada pasangannya karena khawatir akan menimbulkan masalah.

Padahal, dengan menyampaikan maka masalah tersebut dapat diatasi bersama meskipun dengan sedikit konflik. Hal ini lebih baik daripada menumpuk masalah yang bisa membuatnya membesar dari waktu ke waktu.

4. Keputusan Keluarga Diambil oleh Suami secara Sepihak

Karena anggapan bahwa kedudukan suami lebih tinggi dari istri, maka banyak orang yang berpikiran bahwa suami berhak mengambil keputusan keluarga secara sepihak. Hal ini sebenarnya bukanlah hal yang bijak. Mengingat keputusan keluarga akan dijalankan bersama, maka alangkah lebih baik jika keputusan tersebut diambil bersama.

Belum tentu pendapat seorang suami benar. Bisa jadi pendapat istri lebih baik dari pendapat suami. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melibatkan istri dalam hal pengambilan keputusan.

Demikian 4 pemahaman yang salah kaprah mengenai kehidupan rumah tangga. Semoga kita selalu diberkahi kebaikan dalam rumah tangga kita.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak