Bos atau atasan kerapkali menjadi salah satu faktor apakah seorang pegawai atau karyawan betah dan bersemangat bekerja di suatu tempat atau tidak. Seperti juga atasan akan merasa senang ketika mendapatkan karyawan yang jujur dan loyal, karyawan pun tentunya akan merasa beruntung ketika mendapatkan atasan yang baik dan mendorongnya untuk berkembang.
Namun, tak jarang pula, perilaku atasan menjadi penyebab karyawan tidak betah bekerja. Perusahaan dengan atasan seperti ini biasanya akan sering bergonta-ganti karyawan, karena banyak karyawan yang merasa tidak kerasan. Jika kamu menjadi salah seorang yang dipercaya untuk menjadi atasan bagi karyawan-karyawanmu, sebaiknya hindarilah sikap-sikap berikut ini:
1. Selalu menunda-nunda dan lalai membayar gaji karyawan
Ketika satu atau dua kali atasan terlambat dalam melakukan pembayaran gaji, karyawan tentu akan maklum, terlebih jika memang ada kendala di dalam perusahaan. Namun, semestinya hal ini tidak seringkali atau bahkan selalu terjadi.
Sebuah hadis Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk membayar upah pekerja sebelum keringatnya kering. Penting bagi atasan untuk memprioritaskan pembayaran gaji karyawan, karena karyawan pun memiliki kebutuhan yang tidak bisa menunggu.
2. Kerap memberikan tugas yang berada di luar tanggung jawab karyawan
Umumnya, tugas atau jobdesk setiap pegawai sudah ditentukan sejak awal mereka bekerja. Namun, beberapa atasan kerap memberikan tugas yang sebenarnya berada di luar tanggung jawab karyawan dan itu pun tanpa bayaran.
Biasanya, atasan melakukan hal seperti itu dengan dalih meminta tolong, sehingga pegawai akan merasa tidak enak untuk menolak atau enggan dianggap tidak mau menolong. Hal ini tentunya membuat gaji karyawan menjadi tidak sepadan dengan pekerjaannya.
3. Tidak membiarkan karyawan beristirahat di hari libur
Hari libur tentunya sudah menjadi hak setiap pekerja. Namun, beberapa atasan gemar sekali menghubungi karyawannya di hari libur dan tidak membiarkan mereka beristirahat sebentar saja. Perilaku atasan seperti ini tentunya mesti dihindari. Sebab, karyawan berhak untuk beristirahat. Istirahat dapat membantu karyawan untuk tetap produktif dalam bekerja. Selain itu, mereka juga memiliki kehidupan dan kepentingan pribadi di luar pekerjaan mereka.
Demikian tiga perilaku yang sebaiknya dihindari oleh seorang atasan. Jika dilihat dari jabatan, seorang atasan memang berada di posisi yang lebih tinggi, tapi hal itu bukan berarti atasan berhak semena-mena terhadap karyawan. Sejatinya, setiap manusia memiliki derajat yang sama. Karenanya, atasan tidak perlu merasa lebih superior dari mereka yang menjadi bawahannya.