Tak Mau Anak Jadi Matrealistis? Orangtua Harus Tahu 3 Penyebabnya

Hikmawan Firdaus | Milawati Mila
Tak Mau Anak Jadi Matrealistis? Orangtua Harus Tahu 3 Penyebabnya
Ilustrasi anak diberi uang.[pexels.com/Karolina Grabowska]

Sadar akan pentingnya uang itu penting. Kesadaran akan arti penting uang bisa mendorong seseorang untuk bekerja keras agar tak jadi beban orang sekitarnya. Yang keliru, adalah kalau materi jadi hal utama atau dikenal dengan istilah matrealistis. Sikap matrealistis ini juga bisa dipunyai oleh anak kecil, lho. Tentunya sebagai orangtua kamu enggak mau, dong, si kecil tumbuh jadi pribadi yang terlalu mementingkan materi di atas segalanya?

Agar tahu letak permasalahannya, sebaiknya kenali beberapa penyebab anak jadi bersikap matrealistis seperti dilansir dari laman SehatQ

1. Saat anak berprestasi selalu diberi hadiah berupa uang

Salah satu pemicu sikap matrealistis pada anak, adalah kebiasaan orangtua yang selalu memberi hadiah berupa uang pada anak. Berhasil meraih prestasi, dihadiahi uang. Berhasil naik kelas, diberi uang. Akhirnya, pola pikir anak akan membaca kalau uang itu segalanya.

Cobalah lebah variatif saat memberi reward ke anak. enggak selalu berupa materi, lho. Ayah bunda bisa memberi hadiah pelukan saat anak mau melakukan sesuatu yang diminta orantuanya. Bisa pula waktu tambahan menonton acara favoritnya saat berhasil mencapai nilai ulangan bagus. Jadi, jangan melulu uang.

2. Kebiasaan memberikan hadiah

Memberikan hadiah terhadap anak memang perlu. Hal demikian bisa mendongkrak kepercayaan diri anak serta membuatnya termotivasi. Mendapat apresiasi berupa hadiah dari orangtuanya akan membuatnya bahagia dan jadi pemicu supaya ke depannya bisa berprestasi lagi.

Hanya saja, hati-hati jangan sampai kelewatan dalam memberi hadiah. Nantinya anak malah ketergantungan dan malas, lho. Anak jadi enggak mau melakukan sesuatu kalau enggak ada imbalan. Akhirnya, sikap si kecil pun jadi matrealistis.

3. Memberi hukuman dengan mengambil barang miliknya

Penyebab lain kenapa anak bisa jadi matrealistis, yaitu pemberian hukuman yang tidak tepat. Misalnya, dengan mengambil barang-barang yang ia sayang. Hal demikian bisa membuat anak jadi ketergantungan terhadap barang tersebut, dan meletakkan kebahagiaannya pada barang kepemilikan.

Cara paling efektif dalam mendisiplinkan anak, adalah dengan menyuruhnya duduk diam (biasanya menghadap tembok) selama beberapa menit. Hal tersebut bikin anak jadi frustrasi, dan akhirnya kapok untuk berbuat kesalahan yang sama, lho. Selain itu, dia pun jadi enggak tergantung pada materi.

Itu dia beberapa penyebab kenapa anak jadi matrealistis. Semoga dengan ulasan tadi bisa membantu ayah bunda untuk menerapkan pola asuh yang tepat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak