3 Fakta Stoikisme yang Bisa Menjadi Tameng Mental Diri

Candra Kartiko | Ridho Hardisk
3 Fakta Stoikisme yang Bisa Menjadi Tameng Mental Diri
Ilustrasi puas dengan harapan sendiri. (unsplash.com/Razvan Chisu)

Dunia yang dipenuhi dengan masalah sosial akan selalu membuat mental manusia diserang terus menerus. Karena kita sebagai manusia tidak bisa memengaruhi sudut pandang orang lain agar mereka bertindak sesuai keinginan kita. Inilah yang kerap menjadi masalah sosial ketika setiap yang kita lakukan dan kita berhasil melakukan itu, orang lain belum tentu memberikan apresiasi yang baik. Pasti ada di luar sana orang yang tidak menyukai karya kamu yang telah diperjuangkan dengan semua dedikasi kamu. 

Hal ini yang sudah umum membuat banyak orang hebat menjadi hancur karena mereka bergantung pada perspektif orang lain yang padahal sebenarnya itu tidak berguna. Pada pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan 3 fakta mengenai stoikisme yang merupakan aliran pikiran Yunani kuno.

Secara definisi, stoikisme itu adalah pikiran yang menganggap segala sesuatu yang menimpa masalah tidak akan membuat prinsip yang dipegang menjadi goyah dan tidak mengeluh. Jadi, orang yang menganut stoikisme memiliki daya tahan mental yang kuat karena mereka tidak memikirkan kejadian yang berada di luar kendali mereka.

Lebih jelasnya, mari simak fakta Stoikisme yang mesti anda ketahui untuk kesehatan mental anda.

1. Pemikiran yang menjunjung tinggi rasionalitas

Ilustrasi berpikir rasional. (unsplash.com/Icons8 Team)
Ilustrasi berpikir rasional. (unsplash.com/Icons8 Team)

Stoikisme membangun pikiran positif yang berfokus pada rasionalitas untuk membantu kita bagaimana untuk tidak terpengaruh pada pikiran yang buruk. Ketika kita sudah membuat suatu karya hasil kerja keras sendiri, ada sebagian orang yang berkomentar negatif yang mereka pikir harus ada yang perlu kita tambah, kurang, sesuaikan dan lain sebagainya.

Sebagai pemilik karya tersebut, tentunya kita yang lebih paham dengan detail apa yang mesti diperbuat untuk menyempurnakan karya itu. Jadi, rasionalitas stoikisme terletak pada menolak tanggapan orang dan memilih fokus pada kreativitas, internal, imajinasi serta gagasan dari sendiri.

2. Kebahagiaan bergantung pada harapan diri sendiri

Ilustrasi memasang harapan diri sendiri. (unsplash.com/Ben White)
Ilustrasi memasang harapan diri sendiri. (unsplash.com/Ben White)

Kebanyakan orang susah untuk bahagia karena mereka bergantung pada faktor eksternal, yaitu pandangan, tanggapan, omongan serta penilaian orang lain. Bahkan ada orang yang rela membeli barang yang dia sendiri tidak membutuhkan itu demi membuat orang yang tidak mereka suka terpukau. Kebiasaan seperti ini seolah-olah memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa hidupnya ditentukan oleh pemikiran orang lain. Inilah yang membuat sulit mencapai kebahagiaan.

Kebahagiaan bisa dicapai ketika kita merancang sesuatu, kemudian kita eksekusi itu sampai sukses hingga kita sendiri mengakui hasilnya sudah sesuai ekspektasi diri sendiri. Jika diterima baik oleh orang lain, maka rasa kebahagiaan akan lebih besar. Akan tetapi, bahagia cukup didapatkan ketika itu sudah sesuai harapan pribadi.

3. Mencegah kekecewaan dengan mempersiapkan kemungkinan terburuk

Ilustrasi kecewa. (freepik.com/nakaridore)
Ilustrasi kecewa. (freepik.com/nakaridore)

Kebanyakan orang dilanda rasa kecewa habis-habisan karena mereka tidak mempersiapkan dari awal bahwa kemungkinan terburuk itu nyata. Kita harus memasang pola pikir bahwa kemungkinan terburuk dari suatu yang kita rencanakan pasti ada.

Jadi, kita harus mengkalkulasikan dengan berbagai kemungkinan yang potensial sehingga nanti ketika itu benar terjadi, mental kita sudah siap. Mungkin rasa sedih dan kecewa akan datang, tetapi tidak menggerogoti pikiran hingga kita stres. Tetapi kita mencoba cari jalan lain yang memiliki peluang sukses lebih besar. Inilah sebabnya stoikisme bisa membuat orang cepat move on.

Itulah 3 fakta di atas telah menjelaskan bahwa stoikisme bisa menjadi tameng bagi mental diri kita agar bisa menjalani kehidupan tanpa memusingkan reaksi dunia. Selamat mencoba dan berjuang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak