3 Perilaku Pengguna Media Sosial yang Bisa Merusak Kesehatan Mental

Ayu Nabila | Latifah ..
3 Perilaku Pengguna Media Sosial yang Bisa Merusak Kesehatan Mental
Ilustrasi media sosial (pexels.com/cottonbro)

Banyak manfaat yang bisa didapat dari media sosial. Tak bisa dimungkiri, media satu ini sangat membantu dalam mendongkrak bisnis. Meski begitu, penggunaannya yang masif bukan tanpa efek samping.

Gak jarang penggunaan media sosial yang kurang bijak bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental. Lalu, perilaku apa saja yang bisa merusak mental pengguna media sosial? Berikut akan dibahas lebih lanjut.

1. Menggunakannya tanpa batas waktu

Bisa dibilang media sosial itu candu, dan hal ini menjadi salah satu masalah penyebab banyak pekerja jadi sulit konsentrasi sehingga kurang produktif. Waktu jadi habis digunakan untuk ponsel.

Untuk mengatasinya dan mencegah kecanduan media sosial, ada baiknya batasi penggunaan. Misalnya, dijadwal dalam sehari kapan saja mengakses media sosial dan berapa lama. Di berbagai media sosial sendiri sudah menyediakan limit waktu, kok. Tinggal dimanfaatkan saja.

2. Membanding-bandingkan

Perilaku selanjutnya yang kerap menjadi sumber masalah mental, yaitu membanding-bandingkan apa yang dilihat di medsos dengan kehidupan nyata. Misalnya saja, kerap melihat berbagai selebritas hidup mewah, kamu pun jadi iri hati dan ingin memiliki gaya hidup yang sama.

Gak salah, lho, memiliki keinginan untuk bisa hidup nyaman. Akan tetapi, harus sadar diri gak bisa dengan cara instan.

Sayangnya, banyak yang hanya melihat sisi mewah kehidupan orang lain tanpa tahu jerih payah untuk mencapai itu semua. Akibatnya, banyak anak muda yang memilih cara salah tapi cepat untuk bisa hidup mewah. Seperti terlibat dalam prostitusi, membuat konten-konten yang menyinggung kelompok tertentu, dan lain sebagainya. Hal ini jika terus dibiarkan bisa jadi penyakit sosial, lho.

3. Ajang pamer

Perilaku lain yang sering jadi penyebab seseorang dilihat di medsos tampak bahagia, tapi ternyata di kemudian hari baru ketahuan alami depresi, adalah kebiasaan pamer. Memang benar, setiap orang berhak untuk melakukan apa yang dimau. Dan sah-sah saja sebenarnya kalau ada yang mengunggah berbagai gaya hidup mewah sebagai bukti akan kerja kerasnya.

Hal yang menjadi salah dan bikin mental terganggu apabila perilaku demikian kemudian mendorong seseorang jadi haus pengakuan. Ketika mendapat banyak atensi senang, tapi giliran sedikit yang likes atau komen jadi stres sendiri.

Cobalah gunakan lebih bijak lagi agar media sosial yang sebenarnya memiliki banyak manfaat tidak jadi bumerang bagi diri sendiri, ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak