Belum Pernah Memimpin? Berikut adalah Penjelasan Menjadi Pemimpin yang Baik

Candra Kartiko | Veena Priyanka
Belum Pernah Memimpin? Berikut adalah Penjelasan Menjadi Pemimpin yang Baik
ilustrasi sukses. (Unsplash)

Bekerja secara profesional merupakan salah satu bentuk proses yang kita semua lewati dalam hidup. Dengan bekerja, kita bisa mendapatkan banyak ilmu dan experience yang sangat berguna dalam berhubungan dengan orang sekitar. Salah satu pelajaran yang cukup penting yang dapat ditemukan di tempat bekerja adalah bagaimana diri kita bisa memimpin suatu tim atau bisa disebut kemampuan leadership. Hal ini dikarenakan cara seorang pemimpin membuat plan atau memberikan pengarahan sangat mempengaruhi kinerja karyawannya, yang kemudian bisa berefek kepada perkembangan perusahaan tersebut kedepannya.

Apa arti Leadership?

Leadership memiliki banyak definisi, namun secara umum leadership adalah sebuah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bisa mencapai tujuan yang ditentukan. Ditulis pada LinovHR.com (2022) bahwa, "Leadership adalah salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi mengarahkan memotivasi dan mengawasi orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi".

Apa saja skill yang dibutuhkan untuk menjadi Seorang Pemimpin?

Sebenarnya ada banyak skill yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik, namun ada 3 skill inti yang wajib dimiliki setiap orang agar bisa meraih gelar Effective Leadership atau pemimpin yang efektif. Kemampuan pertama adalah memiliki pemikiran yang strategis. Seseorang bisa memperoleh skill ini dengan memiliki pikiran yang terbuka serta melihat sesuatu dengan gambaran yang besar. Kemampuan inilah yang nantinya dapat membantu kita untuk mengambil keputusan yang bijak. Hal ini dikarenakan kita memiliki informasi atau penilaian yang sudah dicerna, dan kemudian dapat digunakan untuk mempertimbangkan plus minus dari sebuah keputusan.

Skill selanjutnya adalah keterampilan dalam berkomunikasi secara interpersonal. Sebagai seorang pemimpin, pastinya ada orang-orang yang memiliki keyakinan kepada pemimpinnya. Para follower atau karyawan akan mempercayakan apa saja yang dikatakan oleh pemimpinnya, karena mereka percaya kalau pemimpin adalah orang yang dapat meningkatkan kinerja mereka. Dengan demikian, seorang pemimpin diwajibkan untuk memiliki komitmen kepada karyawannya agar mengubah mereka untuk lebih baik lagi, sehingga perusahaan juga semakin berkembang. Oleh karena itu, komunikasi seorang pemimpin kepada karyawannya harus bagus, agar para karyawan bisa mendengarkan dan mengikuti pemimpinnya tanpa ada rasa penolakan dari hati.

Lalu, untuk skill leadership yang terakhir adalah memiliki kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang dimaksud adalah ketika seorang pemimpin mampu mengambil suatu suatu tanggung jawab yang mungkin sangat berisiko. Kemampuan ini mungkin cukup sulit karena untuk bisa melakukan hal itu seorang pemimpin harus bisa memahami, menggunakan, mengelola, serta menangani emosinya. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional berpacu kepada bagaimana seseorang bisa memilih suatu keputusan yang sulit, tetapi juga bisa mengendalikan emosinya. Kecerdasan emosional juga bisa berlaku ketika seseorang memiliki inisiatif yang tinggi dalam melakukan segala hal.

Dua tipe Leadership

Pada tahun 1990, Bernard M. Bass membagi gaya kepemimpinan menjadi dua. Gaya kepemimpinan yang pertama adalah Transformational Leadership. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya transformational berfokus pada pengembangan dan pertumbuhan nilai karyawannya serta kebutuhan mereka sendiri. Seperti nama dari gaya ini, tujuan utama dari pemimpin yang menggunakan gaya ini adalah untuk men-transform organisasi serta karyawannya secara permanen. Dalam arti, merubah wawasan dan konsep mereka tentang nilai-nilai.

Gaya kepemimpinan yang kedua adalah Transactional Leadership. Sesuai dari kata "transactional", seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini cenderung lebih mengandalkan hubungan trade antara pemimpin dan pengikut. Contohnya, ketika karyawan diberikan semacam penghargaan atau hadiah jika karyawan tersebut bisa memenuhi goal yang ditetapkan oleh pemimpin. Oleh karena itu disinilah transaksi tersebut terjadi, dimana karyawan dapat memiliki motivasi untuk meningkatkan kinerjanya agar bisa mendapatkan "hadiah" yang ditawarkan pemimpin. Di sisi lain, pemimpin yang menggunakan gaya Transactional juga bisa memberikan hukuman kepada karyawannya sebagai transaksi jika kinerja karyawannya buruk, atau jika mereka tidak mencapai target yang diberikan.

Kesimpulan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain melalui interaksi pihak-pihak yang memimpin dan membimbing untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran. Kepemimpinan yang bisa disebut efektif ditentukan oleh kemampuan pemimpinnya untuk mempengaruhi suatu kelompok, yang bertumpu pada kecerdasan emosional dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Pada dasarnya semua orang memiliki kemampuan untuk menjadi leader. Hanya saja tidak semua orang bisa menampilkannya. Mungkin kita sering berpikir kalau diri kita tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Namun hal ini bisa saja karena kita belum memiliki kesempatan untuk memimpin suatu tim atau proyek. Oleh karena itu, sebaiknya sifat pemimpin dilatih mulai sekarang agar bisa memiliki bahan-bahan yang nantinya digunakan untuk kehidupan berorganisasi kedepannya. 

Video yang mungkin Anda suka

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak