Baru Bekerja tapi Ingin Resign? Coba Pertimbangkan 4 Hal Buruk Ini

Hernawan | Aditya Prayogi
Baru Bekerja tapi Ingin Resign? Coba Pertimbangkan 4 Hal Buruk Ini
ilustrasi berpikir (pexels/Andrea Piacquadio)

Mengundurkan diri dari pekerjaan akibat tekanan dan merasa tidak nyaman berada di lingkungan kerja sendiri memang merupakan pilihan terbaik yang dapat dilakukan demi menjaga kewarasan seutuhnya. 

Namun, tanpa adanya perencanaan yang matang sebelum ingin resign, lebih-lebih bila kamu baru saja bekerja selama beberapa bulan, tandas akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri. Pasalnya, ada beberapa pertimbangan terburuk yang patut kamu catat dalam artikel berikut. Apa saja?

1. Kamu dicap tidak profesional dan loyal

ilustrasi marah (pexels/Yan Krukov)
ilustrasi marah (pexels/Yan Krukov)

Keputusan untuk resign atau berhenti kerja memang sepenuhnya adalah hak setiap pekerja, mungkin saja dengan alasan ketidaknyamanan di tempat kerja lama atau ingin memperoleh wawasan keahlian, serta gaji yang tinggi bisa menjadi faktor pendukung seseorang lebih memilih resign ketimbang bertahan. 

Namun, apa jadinya bila kamu hendak memutuskan resign saat baru saja bekerja beberapa bulan dan kemudian, pindah lagi ke tempat lain dengan alasan-alasan tertentu. Tandas hal ini akan membawa dampak buruk terhadap kelangsungan kariermu, katakanlah dicap sebagai 'kutu loncat' sehingga keyakinan rekruter menurun karena dinilai tidak loyal terhadap perusahaan.

2. Kesulitan mendapatkan pekerjaan baru

ilustrasi kerja (pexels/energepic.com)
ilustrasi kerja (pexels/energepic.com)

Ketika kamu memutuskan berhenti dari pekerjaan lama setelah mengabdi beberapa bulan. Ditambah lagi, belum ada perencanaan sama sekali untuk menyasar ke perusahaan baru akan membuat peluang kariermu berantakan dan menjadi lebih sulit mendapatkan pekerjaan karena adanya jeda waktu kosong sebelumnya.

Melansir Glints, pengalaman kerja yang terlalu singkat, apalagi dalam hitungan bulan, tidak layak untuk dimasukkan ke dalam resume. Tapi sebaliknya, jika tidak dimasukkan, akan terlihat waktu menganggur yang lebih lama.

3. Kamu dicap sebagai orang yang malas

ilustrasi tidur (pexels/Kha Ruxury)
ilustrasi tidur (pexels/Kha Ruxury)

Bila kamu resign terlalu dini dengan alasan bosan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang tengah digeluti, lebih-lebih gemar berganti-ganti pekerjaan. Hal ini tandas akan mengecilkan peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan baru lainnya, karena memang istilah kutu loncat dianggap jelek bagi para rekruter. Alhasil, kamu dicap sebagai seorang pemalas oleh keluarga dan orang terkasihmu karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan baru.

Sebetulnya, tidak ada jenis pekerjaan apapun yang akan membuat kita selamanya merasakan senang saat tengah menggelutinya, sekalipun bagi mereka yang bekerja sesuai passion di bidang tertentu. Oleh sebab itu, kamu perlu mencintai pekerjaan, jangan sedikit-sedikit resign dengan alasan bosan.

4. Mudah depresi

ilustrasi sakit (pexels/Gerd Altmann)
ilustrasi sakit (pexels/Gerd Altmann)

Sudah dicap malas dan dicibir tetangga karena tidak kunjung memiliki pekerjaan baru, akan membawa dampak buruk terhadap kesehatan mental, salah satunya adalah gejala depresi. Jika tidak cepat diatasi, dampak akan terus merebak hingga pada kehidupan sosialmu. Alhasil, kamu lebih takut berinteraksi dengan orang lain karena adanya perasaan minder dan tertekan. 

Itulah 4 hal buruk yang perlu kamu pertimbangan bila ingin memutuskan resign terlalu dini. Namun, ada baiknya bila kamu terlebih dahulu memikirkan segala hal dengan matang dan serta mempersiapkan dana darurat atau langkah untuk menyasar ke perusahaan yang lebih bonafit. Maka, kamu dapat mengatasi persoalan-persoalan di atas.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak