4 Penyebab Anak Menjadi Trauma, Wajib Dihindari!

Hayuning Ratri Hapsari | Mutami Matul Istiqomah
4 Penyebab Anak Menjadi Trauma, Wajib Dihindari!
Ilustrasi anak sedih (Pexels.com/cottonbro)

Sama seperti orang dewasa, anak kecil.juga bisa mengalami trauma. Bahkan, bisa dibilang anak kecil bisa lebih mudah mengalami trauma dibanding orang dewasa. Hal ini karena perasaan anak yang lebih sensitif. Selain itu, ingatan atau memori anak juga lebih kuat dalam merekam kejadian yang dia alama pada masa itu.

Dampak dari trauma yang dialami oleh anak sendiri tidak main-main. Tidak hanya terasa saat anak-anak saja, bahkan bisa terbawa sampai ia dewasa nanti. Hal ini karena memori yang selalu tertanam mengenai peristiwa yang membuatnya trauma.

Untuk itu, kita perlu mencegah anak dari mengalami trauma. Salah satunya adalah dengan memahami sebab-sebab anak menjadi trauma. Anak bisa trauma karena beberapa hal.

Berikut ini adalah 4 penyebab anak menjadi trauma.

1. Orang Tua Toxic

Orang tua memang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak. Namun seringkali orang tua bertingkah sesuka hati terhadap anaknya. Alhasil orang tua tersebut menjadi orang tua yang toxic.

Orang tua toxic bisa dalam berbagai bentuk perilaku. Mulai dari suka membentak anak, tidak menghargai, dan kain sebagainya. Perilaku toxic tersebut bisa membuat anak menjadi trauma.

2. Bullying

Perundungan atau bullying memang sangat berpotensi menimbulkan trauma bagi korbannya. Orang dewasa saja bisa trauma jika dibully apalagi anak-anak. Terlebih jika bullying yang dilakukan sangat parah hingga melukai hati maupun fisik korbannya.

3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Keharmonisan dalam rumah tangga akan membuat anak tumbuh dengan bahagia. Hal ini karena rumah menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal.

Namun sebaliknya, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT yang dilihat atau dialami olehnya di rumah bisa membuatnya tumbuh dengan trauma.

Tidak jarang, anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang sering terjadi kekerasan juga akan tumbuh menjadi anak yang keras. Bukan tidak mungkin di kemudian hari dia juga akan melakukan kekerasan.

4. Kehilangan Orang Terdekat

Perasaan seorang anak memang sangat sensitif. Begitu juga ikatan batinnya dengan orang-orang terdekat. Maka ketika dia kehilangan orang terdekat yang sangat disayanginya, dia akan merasa sangat sedih san terpuruk.

Tidak jarang kehilangan tersebut membuatnya menjadi trauma. Terutama jika peristiwa kehilangannya ia saksikan secara dramatis. Misalnya karena kecelakaan.

Itulah 4 hal yang bisa membuat anak menjadi trauma. Anak yang trauma harus mendapatkan pendampingan yang cukup.

Video yang mungkin Anda suka:

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak