KDRT merupakan sebuah tindakan nyata dari bentuk kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga yang biasanya dilakukan oleh salah satu pihak dengan menggunakan kekerasan baik itu verbal maupun non verbal dalam menyakiti pasanganya.
Hal yang kerap memancing pelaku kemudian melakukan KDRT itu bermacam-macam, ada yang karena rahasia perselingkuhannya terbongkar, kemudian faktor ekonomi, dan beberapa kejadian karena kesalahpahaman dalam sebuah komunikasi yang terjadi antar keduanya di dalam rumah tangga tersebut.
Banyak korban dari kekerasan rumah tangga tidak melaporkan pelakunya karena takut nanti rumah tangganya akan berakhir perpisahan atau demi menjaga perasaan dan mental buah hatinya ke depan.
Belajar dari Venna Melinda yang kemudian langsung melaporkan suaminya ke Kepolisian setelah mengalami tindakan KDRT ketika sedang menginap di hotel bersama dengan Ferry Irawan yang berlokasi di Jawa Timur.
BACA JUGA: Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan Atas Dugaan Kasus KDRT, Begini Kondisinya Sekarang
Hal itulah yang kemudian menjadi satu pembelajaran agar cepat melakukan tindakan ketika pasangan kita telah melakukan sebuah tindakan yang tidak wajar terutama menggunakan kekerasan dalam menjalankan sebuah biduk rumah tangga selama ini, dan alasan mengapa pelaku KDRT tidak sebaiknya dimaafkan adalah:
1. Berpotensi berulang
Banyak kejadian pelaku KDRT yang melakukan hal serupa ketika melakukan hal itu secara sadar dan nyata, itu semua terjadi karena ada sebuah kekuasaan yang biasanya pelaku miliki, sehingga bisa dengan mudah untuk melakukan kekerasan yang sama di kemudian hari nanti.
Ini kemudian bisa berpotensi berulang karena yang bersangkutan tidak mempunyai niat untuk berubah dan mencoba untuk menyakiti kembali pasanganya dengan cara kekerasan dan korban yang diam akan membuat pelaku tidak punya takut untuk mengulanginya kembali nantinya.
2. Bukan cerminan kasih sayang
Tidak ada kasih sayang yang terjadi dalam kekerasan rumah tangga, kasih sayang dan cinta haruslah saling mengasihi dalam kondisi apapun meskipun berada dalam konflik internal dan pertikaian adu beda pendapat selama ini.
Kekerasan dalam rumah tangga bukanlah cerminan kasih sayang tapi sebuah bentuk ketidakpedulian karena mengabaikan perasaan dari orang yang seharusnya kita jaga dan lindungi dengan baik.
3. Merusak mental anak
KDRT tidak hanya merusak mental pasangan kita tapi juga anak yang menyaksikan semua yang telah terjadi, semua memori buruk itu akan terekam jelas karena tidak mungkin untuk bisa melupakan semua yang terjadi begitu saja.
Ini yang kemudian menjadikan mental seorang anak tidak bertumbuh dengan sempurna, kerap tidak percaya dengan orang tuanya dan akan menjadi sebuah kisah trauma yang berpengaruh terhadap pergaulan dan kepercayaan terhadap dirinya nanti.
KDRT sudah seharusnya mendapatkan penanganan yang tepat dan baik, jangan takut untuk bicara ketika itu sudah melewati batas dari yang seharusnya terjadi.
Rumah tangga seharusnya tempat untuk membesarkan anak dan merawat cinta agar terus tumbuh, jangan nodai dengan kekerasan yang akan menjadi noda hitam dalam keutuhan cinta dan sebuah keharmonisan rumah tangga selama ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS