Wajib Diajarkan! 5 Hal yang Membuat Anak Memiliki Jiwa Seorang Pemimpin

Hayuning Ratri Hapsari | Ariya Gesang
Wajib Diajarkan! 5 Hal yang Membuat Anak Memiliki Jiwa Seorang Pemimpin
Ilustrasi ibu dan anak (Pixabay.com/sasint)

Pertumbuhan seorang anak merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Kita tidak bisa menyalahkan lingkungan ataupun pergaulan jika anak kita tumbuh dengan memiliki kepribadian yang buruk. Sebab, sebagian besar ajaran yang diterima oleh anak berasal dari kita.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus bisa mendidiknya dengan baik agar tumbuh besar sesuai harapan. Apalagi jika kita ingin anak kita memiliki jiwa seorang pemimpin, kita tidak bisa berdiam diri dan berharap lingkungan membuat anak kita memiliki jiwa tersebut.

BACA JUGA: 7 Tips Mengajarkan Kemandirian Kepada Anak Sejak Kecil

Ada banyak manfaat jika anak kita memiliki jiwa seorang pemimpin, salah satunya adalah anak bisa lebih pintar dalam menyelesaikan masalah daripada teman-temannya. Untuk itu, diperlukan pengetahuan bagi kita agar bisa menanamkan jiwa seorang pemimpin pada anak.

Nah, berikut 5 hal yang membuat anak memiliki jiwa seorang pemimpin:

1. Menjelaskan Sebab dan Akibat

Ilustrasi Keluarga (Freepik)
Ilustrasi Keluarga (Freepik)

Jelaskanlah sebab dan akibat pada anak kita dengan benar. Misalnya dia menangis setelah dicakar oleh kucing tetangga, alasannya adalah karena ia menjahili temannya yang memiliki kucing tersebut.

Di sini kita harus menjelaskan bahwa dia menanggung apa yang sudah diperbuatnya, setiap perbuatan memiliki risiko, karena itu harus dipikirkan sebelum bertindak. Dengan begitu dia akan mengerti dan lebih berpikir dampaknya sebelum melakukan sesuatu. 

2. Kejujuran

Ajarkanlah kejujuran sedini mungkin, karena kejujuran sangat penting untuk anak kita. Meski begitu, jangan berikan hukuman yang berlebihan saat anak kita berbohong, karena dia bisa lebih memilih diam dan tertutup kepada kita.

Berikanlah pujian pada saat anak kita berkata jujur, hal itu akan memberinya semangat hingga terbiasa untuk berkata jujur. 

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan diperlukan agar anak kita tidak menyepelekan suatu aturan yang akan datang di dalam hidupnya.

Kita bisa memulai mengajarkan kedisiplinan pada anak dengan cara memberikannya aturan-aturan kecil yang harus ditaatinya, beberapa di antaranya seperti tidur sebelum pukul 9 malam, bangun pukul 5 pagi, melepas sandal sebelum naik ke teras, mematikan air keran jika sudah tidak dipakai, dan lain-lain.

Dari sini kita bisa melihat seberapa disiplin anak kita. Jika kita merasa bahwa anak kita masih kurang disiplin, kita bisa memberinya hukuman kecil yang membuatnya takut untuk melakukan pelanggaran, misalnya uang jajannya dikurangi.

Kita juga bisa memberinya penghargaan jika tingkat disiplin anak kita naik, misalnya membelikannya mainan yang diinginkan setiap bulan. 

BACA JUGA: Sering Dipuji, Ini 5 Gaya Parenting Nikita Willy yang Bisa Jadi Inspirasi

4. Memberinya Kepercayaan

Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh anak kita, apalagi jika kita ingin anak kita memiliki jiwa seorang pemimpin. Berikanlah kepercayaan padanya untuk melakukan sesuatu, misalnya membiarkan anak kita mengendarai sepedanya sendiri saat berangkat sekolah.

Tentu hal ini tetap kita perhitungkan sesuai jarak dan keamanan lingkungan sekitar. Kita tidak bisa menekannya untuk melakukan banyak hal yang kita inginkan, karena ini artinya kita tidak memercayai anak kita untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya.

Hasilnya anak kita akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, dia lebih membutuhkan bantuan kita daripada menentukan keputusan sesuai kehendaknya. 

5. Menegurnya saat Berbuat Salah

Kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak kecil, selain karena mereka belum tahu risikonya, biasanya mereka juga menyepelekan dampak yang ditimbulkan. Tegurlah anak kita dengan perkataan yang halus dan mendidik, bukan dengan amarah yang berlebihan apalagi kekerasan.

Teguran dari kita akan sangat berarti bagi si anak, karena dia bisa berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan di kemudian hari.

Berbeda jika kita membiarkan anak kita berbuat salah, misalnya di sekolahan dia berkelahi dengan temannya, kita melihat temannya sudah kalah sementara anak kita terus memukulinya. Namun, yang kita lakukan hanya diam membiarkannya begitu saja, bukannya menjauhkan anak kita dari temannya yang sudah menangis.

Tentu hal seperti ini bisa dianggap sesuatu yang benar oleh anak kita, karena ada kita yang melihatnya tapi tidak menegur. Bagaimana anak kita bisa memiliki jiwa seorang pemimpin jika hal yang salah dianggapnya benar?

Itulah 5 hal yang membuat anak memiliki jiwa seorang pemimpin. Satu hal yang perlu diingat untuk menerapkan kelima poin di atas adalah kita harus memberinya contoh yang benar, bukan hanya memerintah ini itu tapi kelakuan kita bertolak belakang.

Hal ini karena anak juga akan melihat contoh yang diberikan oleh kita sebagai orang tua. Perbaikilah diri kita sendiri mulai dari hati, sehingga kita tidak kesulitan saat mendidik anak kita, apalagi jika kita ingin dia memiliki jiwa seorang pemimpin.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak