Mandiri merupakan salah satu hal yang harus dibiasakan sejak dini. Seperti yang kita tahu, banyak orang yang kesulitan membuat anaknya mandiri karena memanjakannya berlebihan sejak dini. Padahal, mandiri harus dikuasai oleh anak agar bisa menjalani setiap tahap dengan lebih optimal.
Misalnya saja ketika anak masuk sekolah, tidak mungkin harus ditunggu dari depan jendela setiap hari, kan? Anak yang terlalu dimanja sejak dini, akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, ataupun orang-orang baru karena mereka tidak bisa lepas dari jangkauan orangtua.
Meskipun beberapa orangtua meyakini bahwa anaknya bisa mandiri dengan sendirinya, atau kelak nanti saat besar juga bisa mandiri dengan sendirinya, sebenarnya hal itu tidaklah benar. Kemandirian harus ditanamkan.
Nah, dibawah ini beberapa cara untuk membentuk anak menjadi pribadi mandiri yang bisa dilakukan sejak dini.
1. Biarkan anak berbuat salah dan belajar dari kesalahannya
Orangtu seringkali langsung menegur anak bahkan memarahinya ketika melakukan hal yang salah. Padahal, tidak apa membiarkan anak melakukan kesalahan. Dengan catatan, kita mengajarkannya untuk belajar dari kesalahannya.
Misalnya ketika anak minum, lalu air minumnya dipakai untuk menuang air ke lantai. Biarkan saja. Lambat laun anak akan tidak nyaman ketika bajunya basah terkena air, atau lantai yang licin membuatnya terpeleset ketika berjalan. Kita bisa mengatakan 'Baju adek basah, kan tadi adek nuang air di lantai' sehingga perlahan anak memahami kalau air dituang ke lantai bisa menyebabkan bajunya basah ataupun terpeleset. Lalu tidak mengulanginya lagi.
Begitu juga dengan hal lainnya. Kita bisa mengajarkan hubungan antara sebab dan akibat agar anak bisa memahami bahwa apa yang ia lakukan juga akan memberi dampak. Walaupun butuh waktu, tidak satu kali diajari langsung mengerti, namun hal tersebut sangatlah penting untuk membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri.
2. Berikan ruang sendiri untuk anak
Memberikan ruang disini dimaksudkan membiarkan seorang anak bermain dan bereksplor sendirian. Kita bisa mengawasinya dari jarak yang cukup jauh, atau berpura-pura sedang menonton televisi agar anak tidak merasa sedang di perhatikan.
Dengan diberi ruang sendiri, anak akan lebih berani memainkan mainannya sesuka hati dan menuangkan ide yang ada di pikirannya. Namun, pastikan semua mainan sudah bersih dan tidak berbahaya untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.
3. Libatkan anak dalam pekerjaan rumah
Sebenarnya untuk yang satu ini, bisa terjadi secara alami oleh anak. Seperti yang kita tahu, orangtua adalah idola bagi anak. Orangtua melakukan hal apapun, anak akan terobsesi dan menirunya.
Misalnya ketika ibu memasak, anak melihat ibu segabai idola. Anakpun akan senang memainkan perabotan masak ibu, bukan? Nah, hal tersebut bisa kita terapkan dalam banyak hal baik di dalam rumah. Misalnya, bebersih rumah, kita tawarkan kepada anak memegang sapu, sedangkan kita membersihkan jendela. Intinya, jangan pernah larang anak untuk membantu kita dalam menyelesaikan tugas rumah tangga.
Meskipun awalnya tentu berantakan dan tidak seperti yang seharusnya, tapi lama-lama anak akan belajar. Bahkan tidak sekedar belajar perihal kemandirian, namun juga kerja sama dan tanggung jawab.
4. Biarkan anak bergaul dengan teman sebayanya
Beberapa orangtua ada yang khawatir berlebihan ketika anaknya bermain dengan teman sebayanya atau bahkan teman yang lebih tua. Padahal, dari sanalah anak-anak mulai belajar mandiri alias lepas dari tangan orangtua dan melakukan aktivitas dengan teman-temannya.
Dengan berbaur bersama teman sebayanya, anak akan lebih belajar tentang mengenal dan menghargai orang lain, makna persahabatan, dan lain sebagainya. Meskipun mungkin beberapa kali menangis karena ada yang nakal ataupun karena terjatuh, tidak mengapa.
Suatu hari nanti anak juga harus bersekolah, lepas tangan dari orangtua dan menggandeng teman sahabatnya. Jika sedari kecil anak sudah diberi paham perihal pertemanan, dan sudah terbiasa bergaul dengan teman sebayanya tanpa pantauan orangtua, akan lebih mudah membuatnya mandiri ketika bersekolah nanti.
5. Biasakan anak untuk memilih
Membiasakan anak untuk memilih sesuatu juga bisa membuatnya belajar kemandirian, lho. Dari hal paling kecil saja, misalkan membeli jajan. Biarkan anak memilih jajan A atau jajan B. Ketika anak memilih sesuatu maka haruskan mereka untuk menghabiskan jajan tersebut.
Begitu juga ketika membeli tas, misalnya. Biarkan anak memilih tas A atau tas B. Lalu ketika anak membuat pilihan, haruskan agar dia menjaga pilihannya dengan baik.
Hal itu akan terus berlanjut hingga anak tumbuh besar dengan hal yang lebih besar. Misalnya, anak diberi pilihan untuk masuk sekolah yang mana, lalu ketika anak membuat pilihan, wajibkan dia untuk belajar dengan baik.
Dari hal-hal kecil dan keputusan-keputusan kecil, akan terus berlanjut sampai dewasa. Karena, hidup adalah pilihan. Namun, selain memilih, kita juga harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih.
Membiasakan anak membuat keputusan dari beberapa pilihan, dan mengharuskannya untuk bertanggung jawab terhadap apa yang ia pilih, akan membentuknya menjadi pribadi yang mandiri. Ketika besar nanti, ia sudah terbiasa membuat keputusan berdasarkan kemampuannya bertanggung jawab yang akan memudahkannya dalam banyak hal dan membuatnya lebih bijaksana.
6. Mengatur waktu tertentu
Untuk mengajarkan kemandirian kepada anak, kita juga bisa mengatur waktu dalam beberapa hal. Misalnya, kita mengatur anak untuk tidur dan bangun di jam sekian, maka lakukanlah setiap hari. Lambat laun, anak akan bisa bangun tidur sendiri di jam yang sama setiap hari.
Begitu juga dengan hal lain, misalnya dengan jam belajar, jam makan, jam bermain, jam bermain gadget, jam beribadah, serta yang lainnya. Sehingga lambat laun anak akan memahami waktu dan aktivitasnya sendiri, tanpa harus disuruh ataupun di beri tahu.
7. Ajarkan anak untuk mengurus dirinya sendiri
Mengurus dirinya sendiri disini dimaksudkan kita bisa mengajarkan kepada anak untuk memakai bajunya sendiri, memakai sepatunya sendiri, menyisir rambutnya sendiri, membereskan mainannya sendiri, dan yang lainnya.
Ketika anak memang sudah bisa, jangan pernah ragu untuk membiarkan mereka belajar bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kita bisa membantu mereka ketika kesulitan, namun tidak berarti kita tidak membatasi mereka untuk belajar. Jika dibiasakan, lama-lama pasti anak akan bisa.
Nah, itu dia 7 hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan arti kemandirian kepada anak sedari dini. Karena mandiri tidak bisa muncul sendiri, mandiri harus ditumbuhkan.
Kita harus memahami bahwa anak akan terbentuk seperti apa, tergantung didikan orangtua. Kita diberi keharusan untuk menyayangi mereka, namun kita juga diberi kewajiban untuk mendidiknya. Menyayangi anak, bukan berarti tidak boleh tegas dalam beberapa hal atau membiarkan mereka di ruang aman yang sama. Anak harus tumbuh dan berkembang, kita sebagai orangtua juga harus terus belajar dan berbenah agar bisa bertanggung jawab menjadi orangtua yang baik serta menumbuh kembangkan anak sesuai yang di cita-citakan.