Jangan Menikah Jika Masih Memiliki 4 Pemikiran Seperti ini!

Candra Kartiko | Diat Anugrah
Jangan Menikah Jika Masih Memiliki 4 Pemikiran Seperti ini!
Ilustrasi pasangan menikah (pexels.com/min-an)

Menikah merupakan sebuah fase dalam kehidupan yang tidak sepele. Pernikahan bisa menjadi titik balik kehidupan pasangan suami istri yang terlibat di dalamnya. Bahkan tidak hanya suami istri saja, kedua keluarga juga sedikit banyak akan terpengaruh. Hidup bisa menjadi semakin bahagia, namun tidak menutup kemungkinan juga menjadi awal keterpurukan. Hal ini tergantung bagaimana kehidupan rumah tangga dijalani oleh pasangan tersebut.

Karena begitu besarnya pengaruh pernikahan terhadap kehidupan setelahnya, maka proses ini tidak boleh dianggap sepele dan dilakukan begitu saja. Banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya bersama pasangan. 

Namun, banyak orang yang berpikiran bahwa kesiapan finansial atau keuangan saja sudah cukup untuk menjalani pernikahan. Padahal, uang saja tidak cukup untuk membentuk rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah. Selain uang, yang harus disiapkan sebelum menikah adalah mental dan pemikiran.

Pemikiran atau pandangan mengenai rumah tangga yang baik perlu dimiliki oleh setiap orang yang hendak menikah. Hal ini agar setelah menikah bisa menjalani peran masing-masing dengan baik. Hal ini karena pemikiran yang dimiliki akan sangat berpengaruh dalam sikap terhadap pasangan maupun perannya dalam rumah tangga.

BACA JUGA: 5 Tanda Toxic Relationship yang Harus Kamu Waspadai!

Ada beberapa pemikiran lama yang dinilai kurang tepat dalam urusan rumah tangga. Pemikiran ini jamak dimiliki oleh orang-orang zaman dulu. Namun, seiring berjalannya waktu dan pemahaman mengenai kesetaraan gender yang semakin baik, maka pemikiran seperti ini dinilai sudah kurang relevan. Pemikiran ini dinilai akan berdampak buruk pada kehidupan pasca pernikahan.

Maka dari itu, jangan dulu menikah jika kamu masih memiliki 4 pemikiran ini.

1. Kedudukan suami lebih tinggi dibanding istri

Banyak orang di sekitar kita yang masih memiliki pemikiran patriarki, terutama orang-orang tua. Dalam masyarakat patriarki, kedudukan pria dinilai lebih tinggi dibanding wanita. Maka dari itu dalam rumah tangga juga seorang suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding istrinya. 

Pemikiran seperti itu tentu kurang tepat dan tidak baik bagi kehidupan rumah tangga. Hal ini akan menimbulkan relasi atau hubungan yang timpang antara suami dan istri. Padahal, posisi suami maupun istri harusnya setara. Masing-masing punya tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan agar rumah tangga menjadi harmonis.

BACA JUGA: 5 Ciri yang Menunjukkan Seseorang Memiliki Kepribadian Omega, Kamu Termasuk?

2. Kehidupan rumah tangga selalu penuh kesenangan

Dalam menjalani hidup yang baru setelah pernikahan, setiap orang pasti mengharapkan kebahagiaan serta terlepas dari segala masalah. Namun yang namanya kehidupan tentu tidak bisa sepenuhnya terlepas dari masalah meskipun sudah menikah. Bahkan, setelah menikah kita justru bisa menghadapi masalah-masalah baru yang mungkin belum pernah kita hadapi sebelumnya.

Maka dari itu, jika kita membayangkan kehidupan setelah pernikahan hanya ada kesenangan saja, maka kita bisa kecewa. Maka dari itu kita harus menyadari bahwa menikah artinya siap menghadapi masalah bersama pasangan.

Meski begitu, bukan berarti kehidupan rumah tangga suami istri itu menyeramkan karena banyak masalah. Meskipun banyak masalah, jika kita menjalaninya bersama pasangan dengan komunikasi yang baik, maka masalah tersebut bisa diatasi dengan baik. Bahkan, masalah itu kemudian bisa membuat hubungan suami istri menjadi semakin erat.

3. Mengurus rumah dan anak tanggung jawab istri saja

Selain kedudukan suami yang lebih tinggi dari istri, pandangan patriarki seringkali menganggap bahwa urusan rumah dan anak adalah tanggung jawab istri saja. Padahal hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri atau ayah dan ibu. 

Jika suami sibuk bekerja dan istri menjadi ibu rumah tangga, maka suami hendaknya memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh istri. Selain itu, suami juga tetap memiliki tanggung jawab untuk membantu istri ketika sedang di rumah.

BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Dihindari Saat Mendengarkan Curhatan Orang Lain

4. Nafkah batin adalah berhubungan badan

Ketika mendengar istilah nafkah batin, seringkali pikiran kita langsung tertuju pada hubungan badan suami istri. Padahal, nafkah batin sejatinya adalah tanggung jawab suami untuk memberikan kenyamanan batin untuk istrinya. Kenyamanan batin ini berupa kebahagiaan, terhindar dari kecemasan, dan lain sebagainya.

Memang salah satu untuk memberi nafkah batin adalah lewat hubungan badan, namun tidak serta-merta menggugurkan kewajiban seorang suami untuk membahagiakan istri. Namun apabila masih sering melukai hati istri tentu hal tersebut tidak baik bagi rumah tangga tersebut.

Demikian 4 pemikiran yang sebaiknya kita singkirkan jika ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan bersama pasangan. Bagaimana menurutmu?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak