5 Dampak Negatif Sikap Konsumtif pada Barang Mewah, Picu Tekanan Psikologis

Candra Kartiko | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
5 Dampak Negatif Sikap Konsumtif pada Barang Mewah, Picu Tekanan Psikologis
ilustrasi berbelanja (unsplash.com/freestocks)

Sikap konsumtif pada barang mewah adalah perilaku konsumen yang ditandai dengan keinginan untuk memiliki barang-barang mewah yang seringkali lebih mahal dari barang sejenis lainnya. Meski cukup banyak orang yang menganggap bahwa memiliki barang mewah dapat meningkatkan status sosial dan kepercayaan diri, tapi sikap konsumtif semacam ini justru memunculkan sederet dampak negatif

BACA JUGA: Jangan Ngasal! Simak 4 Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Cocok untuk Kamu

Berikut lima dampak negatif dari sikap konsumtif pada barang mewah yang wajib diwaspadai. Kepercayaan diri tidak harus dibangun dengan kepemilikan barang mewah. 

1. Merugikan keuangan pribadi

Sikap konsumtif pada barang mewah dapat berdampak negatif pada keuangan pribadi seseorang. Hal ini disebabkan karena barang mewah seringkali memiliki harga yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan barang sejenis lainnya. 

Jika seseorang terus-menerus mengeluarkan uang untuk membeli barang mewah, maka ia bisa terjebak dalam budaya konsumerisme berlebihan. Bahkan ada kemungkinan seseorang akan terjerat lingkaran hutang dan kesulitan keuangan yang berkepanjangan.

BACA JUGA: 5 Jenis Candaan Ini Berpotensi Merusak Kestabilan Mental Seseorang, Hindari!

2. Memperburuk masalah lingkungan

Barang mewah seringkali dibuat dari bahan-bahan yang langka dan sulit didaur ulang, seperti kulit hewan eksotis dan logam mulia. Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat memperburuk masalah lingkungan, diantaranya kerusakan hutan dan keanekaragaman hayati serta pencemaran air dan udara. Semakin banyak permintaan pasar, potensi kerusakan lingkungan pun akan semakin besar. 

3. Memicu tekanan psikologis

Sikap konsumtif pada barang mewah juga dapat memicu tekanan psikologis pada seseorang. Ketika keinginan pada barang mewah yang tidak mampu dibeli terus meningkat, maka orang akan merasa tidak puas atau kurang berguna dalam hidupnya. Hal ini dapat menyebabkan stres berlebihan yang berujung pada depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

BACA JUGA: 3 Cara Menghindari Penipuan Online, Jangan Asal Klik Link

4. Meningkatkan ketidaksetaraan sosial

Tujuan membeli barang mewah untuk meningkatkan status sosial secara tidak langsung akan memperkuat ketidaksetaraan sosial. Hal ini dapat memicu perasaan iri dan cemburu di antara orang-orang yang tidak mampu membeli barang mewah yang sama. Selain itu, sikap konsumtif pada barang mewah juga dapat memicu diskriminasi sosial dan ekonomi.

5. Mengabaikan nilai-nilai spiritual dan moral

Sikap konsumtif pada barang mewah juga berpotensi mengabaikan nilai-nilai spiritual dan moral yang penting dalam hidup. Saat seseorang terus-menerus menginginkan barang mewah, ia cenderung mengesampingkan nilai-nilai hidup seperti kebahagiaan, kepuasan batin, dan kedamaian pikiran. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya rasa syukur dan kecenderungan untuk mengukur kebahagiaan lewat aspek materialisme. 

Itulah tadi kelima dampak negatif dari konsumtif pada barang mewah yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih penting daripada sekadar membeli barang mewah untuk validasi sosial semata.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak