Tantangan terberat bagi setiap orang tua adalah membesarkan anak. Mulai dari membesarkan tumbuh kembang fisik, memilah asupan gizi yang seimbang, hingga mendidik karakter seorang anak bukanlah hal yang bisa dilaksanakan semudah dan menutup mata. Rintangan orang tua dalam mendidik anak seakan tidak pernah habis. Belum lagi jika anak berkembang lebih cepat. Tentu orang tua akan kewalahan mengatasinya.
Jika, orang tua tidak mampu mendidik anak dan berhati-hati dalam menafsirkan ilmu parenting yang tepat, bisa malah berakibat fatal pada anak hingga dewasa nanti. Tentu pola asuh yang tepat akan menjadikan anak memiliki pribadi yang baik dan bisa lebih bahagia.
Seorang anak yang bahagia akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai bidang mulai dari menemukan hobi hingga nilai-nilai baik yang dapat dipegangnya. Sehingga, dengan pola asuh yang baik, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal termasuk kegagalan. Karena anak dengan pola asuh yang baik sudah cukup bahagia dan percaya diri dengan dirinya sendiri.
Lalu kesalahan pola asuh apa sih yang bisa menyebabkan seorang anak trauma, tidak bahagia, hingga tidak percaya diri pada dirinya sendiri? Yuk simak agar dapat dihindari mulai sekarang!
1. Membandingkan anak
Setiap orang tua akan merasa kecewa jika anaknya mengalami kegagalan dan tak jarang orang tua secara tidak sengaja membandingkan anaknya dengan anak seumuran. Tapi, hal itu malah menjadi salah satu penyebab munculnya trauma pada anak. Membandingkan anak akan membuatnya yakin bahwa dirinya tidak cukup mampu untuk membuat orang tuanya bangga. Untuk itu, dibanding membandingkan anak, orang tua dapat mengubah kebiasaan ini dengan langsung mengutarakan kesalahan anak sambil tetap membimbingnya.
2. Mengabaikan Pencapaian Anak
Setiap pencapaian perlu mendapatkan apresiasi. Sering kali, orang tua sengaja mengabaikan pencapaian anak karena tidak ingin membuatnya merasa cepat puas dan menjadi manja.
BACA JUGA: Lawan Tanda Penuaan, Inilah 6 Manfaat Buah Apel untuk Kecantikan!
Padahal, perilaku itu dapat menumbuhkan jarak besar antara mereka, sehingga anak tidak mempercayai orang tua sebagai sosok yang mendukungnya dan memberikan apresiasi untuknya. Maka, jangan ragu untuk memberikan apresiasi pada setiap perkembangan baik yang dilakukannya.
3. Melakukan Guilt-tripping
Tantangan yang cukup berat dalam mendidik anak akan menumbuhkan ekspektasi bahwa anak harus selalu berhasil dan membanggakan mereka. Tetapi, hal itu akan membuat anak terus merasa bersalah akan kesalahan kecil terlebih ketika orang tua mulai membagikan usaha-usahanya dalam membesarkan anak. Hal itu tidak hanya membuat anak merasa tidak percaya diri, tetapi juga terbebani dan berekspektasi berlebihan untuk membuat orang tuanya bangga.
4. Kurang Quality Time
Orang tua yang tidak memberikan jarak dan jarang meluangkan waktu berkualitas dengan anak akan membuat anak-anak tidak mengenal orang tuanya. Jarak yang dibuat oleh orang tua bahkan akan membuatnya berpikir dirinya tidak dibutuhkan. Untuk itu, penting bagi orang tua memberi waktu berkualitas dengan anak agar dapat membangun rasa percaya diri.
5. Mengkritik Tanpa Mengarahkan
Kritik bertubi-tubi akibat anak tak mampu menjadi apa yang orang tua harapkan hanya akan membuat mereka merasa berat. Hal ini bukannya membangun pemahaman akan harapan orang tua, malah akan merasa terus dipojokkan dan diserang. Akhirnya, anak akan menjauh dan memandang orang tua sebagai pengkritik kejam yang tidak dapat ia percaya lagi.
Nah, itulah lima kesalahan pola asuh yang tanpa disadari dapat berakibat fatal pada anak. Yuk mulai temukan solusi untuk mengatasi kesalahan pola asuh seperti dengan menghargai usahanya, mengobrol dengan jujur dan terbuka, hingga memberikan waktu berkualitas untuknya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS