Kuliah di luar negeri adalah impian bagi sebagian orang yang memang memiliki tekad dan ambisi tersendiri. Bukan berarti di negara sendiri tidak memiliki kualitas, tapi mereka yang ingin berkuliah di luar negeri memiliki tujuan yang mungkin tidak bisa didapatkan di negara sendiri.
Alasannya bisa bermacam-macam bahkan ada yang konyol juga. Namun, untuk menentukan keputusan berkuliah ke luar negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Perlu adanya pertimbangan matang yang harus dipikirkan secara tenang dan membutuhkan waktu yang panjang. Karena kuliah di luar negeri butuh persiapan secara fisik, pikiran, mental dan tentunya dari segi ekonomi. Sebagai anak, kita juga harus mempertimbangkan latar belakang orang tua sendiri.
Sama halnya seperti Maudy Ayunda yang merupakan seorang artis tanah air yang telah menempuh kuliah di Universitas Oxford. Dia memiliki cara tersendiri untuk menentukan pertimbangannnya untuk berkuliah di luar negeri.
Ada beberapa cara dia menentukan pilihannya yang bisa kita teladani dan patut diterapkan di kehidupan kita. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai cara memilih kuliah di luar negeri ala Maudy Ayunda. Mari simak pembahasannya.
1. Membicarakan bersama orang tua dari jauh-jauh hari sebelum waktu kuliah
![Ilustrasi berbicara dengan orangtua. (pexels.com/Julia M Cameron)](https://media.arkadia.me/v2/articles/hardiskridho/inyj3GshPIFufhKhmsPQrYXTbyHyojP3.png)
Maudy Ayunda pernah mengatakan bahwa dia harus membicarakan terkait keinginannya untuk kuliah di luar negeri dengan stakeholder pribadi. Stakeholder yang dimaksud adalah orang tuanya sendiri.
Dia sendiri sudah membicarakan keinginannya sejak masih menginjak usia SMP. Karena dia tahu orang tua pasti butuh tahu lebih awal mengenai mimpi anaknya untuk mempertimbangkan banyak aspek, salah satunya ekonomi. Karena kuliah di luar negeri membutuhkan biaya yang cukup besar terlepas jika kamu mendapatkan beasiswa.
Selain pertimbangan ekonomi, orang tua juga butuh mempertimbangkan hal psikologis karena mereka akan jauh dari anaknya. Jadi, Maudy Ayunda memberikan saran kepada orang-orang agar bisa berkompromi dulu dengan orang tua terkait keputusan berkuliah negeri.
2. Memilih kampus yang punya jurusan yang unik dan tetap sesuai passion
![Ilustrasi mencari informasi tentang jurusan kuliah. (pexels.com/Philipp Pistis)](https://media.arkadia.me/v2/articles/hardiskridho/u5stZE5PRRXDgZMzAUzA9qmMXSGpEVED.png)
Maudy Ayunda memilih dan diterima di jurusan yang cukup unik di Universitas Oxford. Nama jurusannya adalah Philosophy, Politics and Economics atau biasa disingkat PPE. Ini bisa terbilang unik karena menggabungkan 3 subjek dalam satu jurusan.
Namun, Maudy juga mengatakan jurusan ini adalah jurusan impiannya karena dia sejak dulu suka mengekspresikan dirinya dalam bentuk karya tulis. Sedangkan jurusan itu sangat membutuhkan literasi yang mendalam.
Maudy juga adalah seorang anak muda yang suka baca buku karena itu bisa melatihnya berpikir kritis. Selain itu, tantangan metode belajar pada jurusan itu yang membuatnya cukup terintimidasi karena dalam seminggu harus ada Forum Group Discussion (FGD) karena untuk melatih argumentasi serta diminta buat jurnal yang banyak.
Jadi, jika kamu ingin berkuliah ke luar negeri, carilah jurusan yang memang sesuai keinginanmu sendiri dan cukup unik di pikiranmu. Pada jurusan itu juga bisa memberikanmu tantangan yang bisa membentuk karaktermu sebagai pengembangan personal branding.
3. Perbandingan masa kuliah
![Ilustrasi mahasiswa yang wisuda. (pexels.com/Hai Nguyen)](https://media.arkadia.me/v2/articles/hardiskridho/IJD8bBFPJln5L1WZXoCmXsOaMEYQ35vl.png)
Masa kuliah juga harus jadi pertimbangan bagi Maudy. Kebetulan dia diterima di Universitas Columbia juga, jadi dia sempat mengalami momen untuk memilih apakah harus kuliah di US atau di UK. Kuliah di US itu mengambil waktu 4 tahun, sedangkan di UK mengambil waktu selama 3 tahun saja.
Amerika Serikat bisa membutuhkan waktu lebih lama karena tahun pertama fokus pada eksplorasi minat mahasiswa. Jadi, mahasiswa di sana bisa pindah jurusan di tengah perjalanan.
Maudy juga sempat meminta saran kepada temannya mana pilihan terbaiknya. Temannya memberikan pandangan bahwa jika masih berada pada tahap mencoba satu jurusan dan masih ingin mencari jurusan lain yang lebih sesuai, maka lebih baik di US.
Tetapi, jika sudah membulatkan tekad pada satu jurusan, maka lebih baik memilih di UK. Selain itu, waktunya bisa bisa dimanfaatkan lebih efisien karena memakan waktu 3 tahun saja.
Pelajaran yang dapat diambil dari seorang Maudy Ayunda adalah tentukan keinginanmu arahnya kemana dulu, apakah sudah yakin pada satu jurusan atau masih ingin mencoba jurusan lain yang mungkin lebih baik.
Pilihan itu berpengaruh terhadap dampak setelah lulus kuliah karena durasi kuliah kampus itu ada yang beda dari yang lain juga. Kebijakan dan metode yang diambil bisa jadi faktor dalam penentuan durasi masa kuliah. Jadi, kamu harus mempertimbangkan itu juga ketika ingin kuliah di luar negeri.
Semoga kamu yang ingin kuliah di luar negeri bisa menentukan pilihan terbaik seperti Maudy Ayunda. Selamat berjuang meraih impian karier.