5 Cara Menghadapi Pasangan yang Suka Playing Victim dalam Hubungan

Candra Kartiko | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
5 Cara Menghadapi Pasangan yang Suka Playing Victim dalam Hubungan
ilustrasi pasangan (Pexels.com/Ba Tik)

Setiap hubungan pasti punya tantangannya masing-masing, mulai dari masalah perbedaan kepribadian sampai faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi. Salah satu tantangan yang cukup merepotkan adalah saat pasangan cenderung mengambil peran sebagai sosok yang paling menderita alias si playing victim dalam setiap situasi. 

Jika tidak segera diatasi, perilaku semacam ini berpotensi merusak dinamika hubungan dan mengganggu komunikasi yang sehat. Namun, ada beberapa cara  menghadapi pasangan yang suka playing victim dalam sebuah hubungan. Berikut lima diantaranya. 

1.  Hindari menuduh

Secara umum, menuduh orang lain adalah ide yang buruk karena akan muncul kecenderungan defensif tanpa memahami esensi pertanyaan yang dilontarkan. Hal ini menjadi lebih rumit saat pasangan memang punya victim mentality yang kuat hingga akan merasa mendapat penghinaan.

Oleh karena itu, berhentilah memakai cara komunikasi yang terkesan menuduh saat menghadapi pasangan playing victim. Alih-alih menuduh, cobalah untuk meredakan situasi dengan sikap lembut dan sabar serta tanyakan perasaannya saat ini untuk mengatasi masalah yang ada.

BACA JUGA: 5 Cara Efektif Berhenti Membandingkan Diri demi Menjaga Stabilitas Mental

2. Ciptakan ruang untuk diri sendiri

Mendengarkan keluh kesah pasangan, termasuk sikapnya yang penuh kalimat rengekan, adalah bentuk rasa cinta yang besar. Namun, penting juga untuk menciptakan ruang pribadi demi menikmati kebersamaan dan menghabiskan waktu dengan diri sendiri.

Jangan hanya berupaya menghadapi pasangan yang cenderung playing victim, tapi buatlah juga jadwal bagi diri sendiri untuk melakukan dekompresi demi memberi batasan yang jelas. Hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan emosional dan kesehatan mental untuk diri sendiri.

3. Hindari menjadi terlalu emosional

Orang yang cenderung playing victim biasanya cukup ahli dalam berbagi kisah-kisah emosional untuk mendapatkan perhatian. Jadi, belajarlah untuk tidak menjadi emosional dengan cerita tersebut hingga terkesan memihak. Pasalnya, memihak hanya akan memperkuat victim mentality karena merasa perilakunya mendapat dukungan. 

Oleh karena itu, pastikan untuk menghindari keterlibatan emosional dalam 'drama' tersebut. Daripada memakai emosi, lebih baik dengarkan saja apa yang diceritakan sambil menjaga suasana santai. Saat sudah selesai, beri tahu cara memperbaiki situasi di lain waktu.

BACA JUGA: Selain Nikmat, Yuk Rasakan 6 Manfaat Makan Menggunakan Tangan

4. Ubah topik pembicaraan

Cara efektif lain menghadapi pasangan playing victim adalah mengubah topik pembicaraan dengan cepat sambil menjaga obrolan tetap aktif. Langkah ini cukup membantu dalam mengesampingkan rengekan yang muncul dan menjaga pikiran tetap positif.

Salah satu cara untuk mengubah topik pembicaraan dengan cepat bisa dengan mengajukan pertanyaan terkait apa yang dibicarakan. Jika mengeluh tentang rekan kerja, tanyakan perannya bagi perusahaan demi mengarahkan obrolan yang lebih positif. Atau, beri pujian untuk mengalihkan perhatiannya.

5. Pertimbangkan bantuan profesional 

Jika masalah ini terus berlanjut dan mengganggu kesejahteraan hubungan serta kesehatan mental pribadi, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional. Terapis atau konselor dapat membantu pasangan mengatasi masalah serta memberikan cara menjalin komunikasi dan interaksi yang lebih sehat.

Hal ini penting mengingat playing victim merupakan ‘perang mental’ yang terkadang cukup sulit diatasi sendiri. Pasangan dan kamu sendiri butuh solusi yang efektif agar tidak terjebak dalam hubungan yang toxic.

Menghadapi pasangan yang cenderung playing victim memang memerlukan kesabaran, pengertian, dan komunikasi yang efektif. Selain itu, penting untuk tetap fokus pada membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung. Dengan pendekatan yang bijak dan kerja sama yang kuat, dinamika hubungan akan mampu dihadapi demi memperkuat ikatan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak