Presentasi bisa menjadi salah satu langkah dari bagian proses pembelajaran yang biasanya diterapkan di setiap sekolah untuk meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan berbicara siswa di depan khalayak umum.
“Presentasi itu bukan soal menghafal, tapi menggali rasa ingin tahu,” kata Angga Fuja Widiana, S.Pd., guru Matematika dari SMP Pupuk Kujang yang dikenal karena pendekatannya yang segar dan kreatif di kelas. Angga memberi tips penting agar presentasi siswa tak cuma jadi formalitas, yaitu sebagai berikut:
1. Stimulus Rasa Ingin Tahu Siswa, Baru Presentasi
Pada langkah awal sebelum melakukan presentasi sebaiknya seorang guru perlu menstimulus terlebih dahulu rasa ingin tahu siswa, lalu perlu diajak berpikir banyak hal dari hasil pemikirannya yang dibentuk baru dipresentasikan.
Menurut Angga, guru perlu membangkitkan rasa ingin tahu siswa sebelum mendorong mereka membuat presentasi. “Biarkan mereka berpikir dulu, menggali gagasan dari apa yang mereka alami atau pertanyakan,” ujarnya. Presentasi yang efektif bukan sekadar menyusun poin, tapi proses berpikir yang dibentuk sejak awal.
Guru seharusnya lebih banyak pandangan dalam segi berpikir dan pendampingan terhadap siswa, agar pengetahuan yang terbentuk komprehensif dan terkonstruksi dengan benar.
2. Hindari Menghafal Kata per Kata
Presentasi juga dapat dikatakan bukan menghafal kata per kata dari konsep yang telah dibuat oleh siswa, justru malahan menjadi beban baru akan menghafal dari begitu banyak kalimat hingga paragraf. Melalui presentasi seharusnya dapat mengunggah rasa ingin tahu siswa lebih mendalam.
“Padahal, esensinya bukan hafalan, tapi pemahaman,” jelas Angga. Ia menekankan pentingnya menggali topiknya dan menyampaikan dengan bahasa sendiri. Ini tak hanya membuat presentasi lebih alami, tapi juga membantu siswa membangun kepercayaan diri.
3. Pahami Materi Sebelum Tampil
Pengamatan yang dilakukan olehnya masih banyak pengajar yang memiliki kesalahan persepsi dalam menerapkan pembelajaran berupa presentasi. Banyaknya siswa juga diminta untuk menjelaskan ke depan saja, bahkan lebih parahnya tidak memahami topik yang sedang dipresentasikan.
“Presentasi bukan ajang tampil lalu lupa,” katanya. Harus ada proses belajar yang melekat, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.
4. Guru Harus Tetap Belajar
Tantangan menjadi guru pun besar. Menurut Angga, guru juga perlu terus belajar. “Kadang guru merasa udah cukup tahu karena sering menyampaikan hal yang sama. Padahal zaman berubah, pendekatan ke siswa juga harus ikut berkembang,” katanya.
Guru yang adaptif, kreatif, dan terbuka akan menciptakan ruang belajar yang lebih menyenangkan dan relevan. Hal tersebut dapat menciptakan aktivitas pembelajaran di sekolah yang menyenangkan.
5. Fokus pada Tujuan Presentasi
Angga juga menyadari bahwa masih banyak guru dan siswa yang salah kaprah soal tujuan presentasi. “Bukan cuma menyampaikan, tapi juga melatih komunikasi, kepercayaan diri, dan berpikir kritis,” tegas Angga. Ia percaya bahwa presentasi bisa jadi metode belajar favorit jika dilakukan dengan benar.
Guru lebih baik menjadi orang yang terbuka dan mampu memberikan nuansa yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar, sehingga dapat membawa ketenangan hingga keharmonisan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.
Bukan hanya dari penyampaian presentasi saja, malahan memiliki tujuan lainnya untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi, mengembangkan kepercayaan diri, dan memperluas wawasan melalui diskusi dan tanya jawab di akhir bersama audiens.
Presentasi bisa menjadi salah satu pilihan favorit siswa dalam belajar jika proses yang dilakukan itu benar. Pemahaman sesuai praktiknya sangat penting menjadi acuan untuk pembelajaran yang menggunakan metode presentasi.