Wabah Coronavirus menghadirkan tantangan besar bagi kesehatan global. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang biasanya menyerang sistem pernapasan. Nama ini berasal dari kata Latin yaitu corona dan dari Yunani Kuno yaitu kornè, yang berarti karangan bunga, karena bentuk virus ini memiliki pinggiran runcing seperti karangan bunga.
Dengan ramainya wabah coronavirus ini, membuat sebagian besar orang khawatir jika berpergian ke luar negeri. Terlebih lagi korban yang terjangkit tidak hanya di China, namun sudah mencapai 27 negara tersebar.
"Risiko tertular infeksi ini di luar China sangat rendah," kata Isaac Bogoch, seorang profesor di Universitas Toronto yang mempelajari bagaimana perjalanan udara mempengaruhi wabah infeksi virus korona.
Sampai saat ini mereka yang terjangkit virus di luar China adalah pelancong dari China atau orang yang dekat dengan penderita. "Jadi, jika orang bepergian [di mana saja di luar China,] risiko Anda hampir nol persen," kata Bogoch seperti dilansir di Vox.com.
Lalu bagaimana jika Anda duduk dekat dengan orang yang sedang menderita masalah pernapasan? Apakah akan mudah tertular?
"Risiko tertular infeksi pernapasan melalui perjalanan udara masih sangat rendah," ujar Bogoch.
Risikonya naik jika Anda duduk dalam jarak enam kaki dari seseorang dengan infeksi pernapasan. Semakin lama Anda duduk di dekat mereka, semakin tinggi risiko Anda. Jika Anda tidak berada di dekat orang tersebut terlalu lama, atau mereka tidak terlalu menular, risikonya lebih rendah. Dan yang perlu diingat, tidak semua orang yang sakit pernapasan memiliki virus corona.
Meski begitu, bagi Anda yang ingin perjalanan ke luar negeri harus tetap menjaga kesehatan agar tidak mudah tertular penyakit. Hal terkecil yang bisa Anda lakukan adalah dengan mencuci tangan dan menggunakan masker guna menghindari bakteri-bakteri yang menempel di tangan atau yang masuk ke pernapasan.