Memilih Lockdown, Scott Morrison Berhasil Tangani Covid-19 di Australia

Tri Apriyani | christa thresia z.r.v
Memilih Lockdown, Scott Morrison Berhasil Tangani Covid-19 di Australia
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (Getty Images)

Pada awal tahun 2020, berbagai negara sedang digemparkan dengan kemunculan pandemi Covid-19, termasuk Australia. Hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan besar bagi negara Australia sebab tindakan yang diambil pemerintah dapat menimbulkan efek jangka panjang.

Dilansir dari ABC News, pertambahan kasus positif Covid-19 di Australia sempat meningkat tajam sejak pertengahan Maret hingga puncaknya yaitu pada tanggal 28 Maret 2020 di mana sebanyak 460 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Hal ini sangat mengkhawatirkan pemerintahan Australia.

Sampai saat ini (10/06/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Australia telah mencapai 7.267 kasus dengan angka kematian sebanyak 102 dan pasien yang sembuh sebanyak 6.744 (Worldometers.info, 2020).

Scott Morrison sebagai Perdana Menteri Australia saat ini merupakan salah satu leader yang berperan penting dalam penanganan Covid-19 di ‘Negeri Kangguru’.

Menilik dari pengertian kepemimpinan oleh House dalam Yukl (2009), sosok kepemimpinan Morrison dibuktikan dengan kemampuannya untuk mempengaruhi warga negara Australia untuk taat terhadap kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menghadapi wabah Covid-19.

Menerapkan Kebijakan Lockdown di Australia

Scott Morrison melakukan pendekatan situasional untuk memerangi penyebaran Covid-19 di Australia yang ditunjukkan dengan menerapkan kebijakan lockdown atau menutup negaranya.

Meski keputusan ini jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, tapi Scott Morrison sudah mempertimbangkan kebijakan lockdown secara matang-matang. Bahkan, ia melakukan konsultasi dengan komite keamanan nasional sebelum menerapkan kebijakan tersebut.

Dikutip dari The West Australian, Morrison mengatakan bahwa 80 persen kasus positif terinfeksi virus corona ini terjadi akibat warga negaranya yang tertular di luar negeri ataupun disebabkan adanya individu yang terinfeksi dari orang yang baru saja pulang dari negara lain.

Oleh karena itu, dalam aturan lockdown ini, warga negara Australia dan keluarganya masih diizinkan pulang ke negara asalnya tetapi dengan syarat untuk melakukan karantina selama 14 hari.

Seluruh pertemuan indoor yang dihadiri oleh 100 orang dilarang dan pertemuan outdoor akan dihentikan oleh aparat jika dihadiri oleh lebih dari 500 orang. Restoran, lini bisnis, ataupun gedung bioskop juga akan mendapatkan panduan bagaimana mengelola usaha mereka.

Selain itu, sekolah masih diizinkan untuk tetap buka, namun pemerintah membuat larangan ketat bagi lansia guna mencegah penyebaran Covid-19 sebab mereka sangat rentan terhadap pandemi tersebut.

Morrison berkata bahwa yang dilakukan oleh pemerintahan Australia saat ini adalah mengantisipasi agar setidaknya dalam enam bulan ke depan, warga ataupun sektor usaha tidak terkena hantaman telak (Ardi, 2020). Seluruh perbatasan Australia juga telah ditutup kecuali untuk warga negara Australia yang ingin pulang dan warga yang menetap di Australia.

Untuk mendukung keberhasilan kebijakan lockdown, maka pemerintah Australia akan menindak tegas warga yang melanggar aturan dengan memberikan hukuman denda hingga ancaman penjara (Putu Intan, 2020).

Perubahan Drastis terhadap Jumlah Kasus Positif Covid-19

Keberhasilan negara Australia dalam menangani Covid-19 tentunya tidak terlepas dari kesiapan pemerintah yang dilakukan dengan menerapkan larangan masuk ke Australia bagi warga negara asing yang memiliki potensi tinggi untuk menyebarkan Covid-19 seperti Tiongkok, Korea Selatan, Iran, dan Italia.

Setelah diterapkannya kebijakan lockdown di Australia, terjadi perubahan drastis di mana pertambahan kasus positif Covid-19 mulai berkurang secara perlahan-lahan hingga per tanggal 25 Mei 2020 hanya sebanyak 9 orang dinyatakan positif Covid-19.

Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan visioner oleh Scott Morrison di mana ia mempunyai visi yang jelas yakni menerapkan kebijakan lockdown yang diiringi dengan pemulihan kesehatan dan menjaga sektor perekonomian.

Ia berkomunikasi secara efektif dengan Otoritas Kesehatan Australia untuk melacak penyebaran Covid-19 dan memberikan laporan harian kepada masyarakat terkait dengan perkembangan kasus positif Covid-19. Selain itu, ia juga melakukan koordinasi dengan kepala negara bagian dalam menerapkan kebijakan lockdown di masing-masing wilayahnya.

Menurut Kepala Kesehatan Publik Australia, banyak orang akan terkejut akan keberhasilan Australia dan mungkin Australia bisa menjadi tempat teraman di dunia selain Selandia Baru (Faisal, 2020).

Di samping itu, beberapa negara bagian Australia seperti Queensland dan Australia Selatan juga tidak menemukan kasus baru dalam seminggu lebih (27/04/2020). Melihat terjadinya penurunan angka positif Covid-19, Perdana Menteri Australia Scott Morrison ingin membuat kelonggaran kebijakan lockdown.

Upaya untuk Menekan Angka Pengangguran

Pada kenyataannya, penerapan kebijakan lockdown ternyata mengakibatkan tingginya angka pengangguran di Australia pada pertengahan tahun 2020. Hal ini dikarenakan sejumlah aktivitas bisnis harus ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berdasarkan data dari Biro Statistik Australia, tercatat bahwa tingkat pengangguran di Australia naik menjadi 6,2% dan mencapai rekor tertinggi dibandingkan tahun 2015. Bahkan, Reverse Bank of Australia (RBA) mengatakan bahwa pada masa pandemi ini dimungkinkan terjadi hal yang lebih buruk lagi di mana angka pengangguran bisa mencapai 10% dari total penduduk di Australia (Sorava, 2020).

Pemerintah Australia sampai saat ini sedang berupaya untuk menekan tingginya angka pengangguran. Menurut Morrison, upaya yang perlu dilakukan terkait dengan hal tersebut adalah melonggarkan kebijakan lockdown tersebut dan membuka kembali sejumlah tempat bisnis.

Di Australia Barat dan Queensland, pemerintah telah memberikan kelonggaran pergerakan warga negara demi menghidupkan kembali kondisi ekonomi mereka. Tetapi hal ini masih perlu diimbangi dengan pemeriksaan kasus Covid-19 setiap harinya melalui aplikasi pelacakan COVIDSafe dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan physical distancing.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak