Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang konstruksi yang unggul menjadi perhatian bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Meski pandemi Covid-19 masih belum berakhir, Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) tetap melaksanakan kegiatan pelatihan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Untuk meningkatkan kualitas pelatihan secara online ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengatakan untuk menuju e-learning BPSDM diharapkan segera mengusulkan apa saja yang dibutuhkan serta modul- modul e-learning apa saja yang harus dipersiapkan.
“Jadi saya kira BPSDM ini juga perlu menyiapkan modul-modul e-learning itu, terutama untuk para senior,” kata Basuki.
Kepala BPSDM PUPR Sugiyartanto mengatakan, pada masa pandemi semua pelatihan menerapkan konsep pembelajaran komunikasi jarak jauh (e-learning). Aplikasi konferensi video melalui aplikasi Zoom dan Aplikasi Viko BPSDM merupakan teknologi, dimana komunikasi dilakukan secara live video antara widyaiswara dengan peserta di tempat berbeda dalam waktu bersamaan.
Adapun bidang-bidang pelatihan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode e-learning, meliputi beberapa bidang dengan beberapa pelatihan. Seperti Bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Konstruksi, Bidang Jalan Jembatan, Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, serta Bidang Manajemen dan Jabatan Fungsional.
Kebijakan pemerintah untuk melakukan physical dan social distancing menjadikan metode pembelajaran jarak jauh (e-learning) memerlukan berbagai penyempurnaan agar penerapannya bisa berhasil dengan baik. Terlebih Menteri PUPR sudah menekankan perlunya melengkapi modul-modul agar pelatihan online dapat membangun SDM konstruksi yang unggul.
Terkait hal itu BPSDM PUPR mengadakan pertemuan dengan seluruh Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi dan Kepala Balai Pengembangan Kompetensi untuk membahas masalah tersebut secara online yang dipimpin oleh Kepala BPSDM PUPR, Sugiyartanto, melalui konferensi video dari Jakarta pada akhir April lalu.
Dia meminta agar setiap pelatihan direkam, dan dilakukan penyesuaian. Para peserta juga diberikan toleransi apabila pihak penyelenggara memiliki kendala teknis, sehingga peserta tetap nyaman dalam mengikuti pembelajaran.
Solusi di Masa Pandemi
Sementara itu Wisyaiswara Muhammad Maliki Moersid mengatakan, kegiatan pelatihan secara online merupakan suatu pengalaman baru yang tentunya perlu dievaluasi efektivitasnya. Pada satu sisi, “e-learning” menjadi solusi ketika masing- masing individu harus melakukan physical distancing sebagai dampak pandemi Covid-19. Dengan menerapkan “e-learning”, proses belajar mengajar dapat dilakukan dan kegiatan pelatihan dapat terlaksana.
“Salahsatu keuntungan pelatihan yang dilakukan secara online bisa melibatkan peserta maupun pengajar yang berada di tempat yang berbeda. Pada Pelatihan Pe- nyusunan Dokumen AMDAL, misalnya, pengajar berkedudukan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya, sedangkan Peserta ber- domisili di Jabodetabek, Bekasi, Semarang, Pontianak, dan Mataram,” katanya.
Meski demikian, Maliki mengingatkan bahwa e-learning memiliki beberapa kekurangan yang harus diminimalisir. Diantaranya, gangguan di lingkungan rumah. “Hal ini disebabkan suasana ‘tempat kerja’ yang berupa meja di ruang tamu atau di ruang makan dapat terganggu rengekan anak kecil atau suara kebisingan lingkungan,” katanya.
Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah metode dan sarana pembelajaran yang harus dipersiapkan dengan baik dan menarik oleh para pengajar. “Dengan keterbatasan interaksi, jika hanya metode ceramah saja, tentunya membuat peserta turun motivasi belajarnya. Maka pengajar harus lebih kreatif lagi mengemas metode pembelajaran,” papar Maliki.
Selain dari sisi infrastruktur penyelenggaraan pelatihan online, dibutuhkan juga kemampuan dari widyaiswara yang lebih baik. Salah satu Widyaiswara Utama, Djoko Murjanto, mengatakan ke depan arah pengembangan para widyaiswara, adalah fokus pada penguatan transformasi digital dalam proses pembelajaran. Karena itu, widyaiswara ditekankan untuk dapat mengikuti perubahan dari kebiasaan, terutama dari cara mengajar hingga pemberian materi.
“Sebab sangat dimungkinkan selama masa pandemi belum berakhir, seluruh pelatihan nantinya akan menggunakan metode e-learning. Oleh karena itu bahan ajar dan penyampaiannya hendaknya dibuat semenarik mungkin, sebab penerimaan peserta dari pelatihan yang disampaikan secara langsung (tatap muka) berbeda dengan secara online class (jarak jauh). Karena itu, harus ada perubahan signi kan dalam pengajaran,” katanya.
Di samping pelatihan, Kementerian PUPR juga menggelar Penilaian Potensi dan Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional (jafung) untuk 19 jafung yang dilaksanakan secara online. Penilaian ini dilakukan oleh Balai Penilaian Kompetensi pada pertengahan Mei 2020 lalu.
Penilaian Potensi dan Kompetensi ini merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk menyusun profil ASN PUPR dan upaya mempercepat penguatan jafung sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menyederhanakan Jabatan Struktural menjadi dua level.
Kepala BPSDM PUPR Sugiyartanto mengatakan penilaian seacara online ini dilakukan dengan cara menyediakan data-data atau profil ASN melalui mekanisme penilaian yang objektif dan transparan dengan tetap mengedepankan integritas.
“Hasil Talent Pool nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memetakan jabatan yang sesuai dengan potensi dan kompetensinya,” katanya.
Transformasi jabatan pengawas dan administrator dalam Penilaian Potensi dan Kompetensi dilakukan melalui empat cara. Pertama, penguatan formasi jafung tanpa mengabaikan kebutuhan organisasi. Kedua, pengangkatan melalui penyesuaian (inpassing) dalam jafung.
Ketiga, penyetaraan kesejahteraan jafung, dimana peralihan dari Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional tidak menurunkan penghasilan ASN. Keempat, penyetaraan karir jabatan administrator dan pengawas ke dalam jafung yang sesuai.