Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di bumi, khususnya manusia. Kebersihan lingkungan sebagai salah satu alat ukur kualitas hidup masyarakat. Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan kebersihan.
Peran masyarakat sangat penting dalam menjaga lingkungan, sebab masyarakat dituntut mampu menyelesaikan permasalahan menyangkut kebersihan lingkungan Lingkungan yang bersih dan asri merupakan kemauan semua masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kebersihan merupakan langkah awal dalam menciptakan kehidupan yang sehat dan nyaman untuk ditempati juga dapat membawa dampak baik bagi banyak masyarakat.
Pada awal tahun 2021 masyarakat telah diramaikan dengan berita bencana alam banjir yang melanda wilayah Kalimantan Selatan semakin meluas. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 16 Januari 2021 pukul 10.00 WIB, ada 27.111 rumah yang terendam dan 112.709 warga mengungsi.
Kabupaten Banjar merupakan wilayah yang paling terkena dampak akibat bencana banjir ini, yakni dalam jumlah yang paling besar. "Di Kabupaten Banjar ada 51.362 terdampak dan mengungsi sementara rumah terendam 14.791,". Selain itu, diKota Tanah Laut juga terdampak besar, yakni dengan jumlah 27.024 terdampak dan mengungsi serta 8.249 rumah terendam.
Besarnya dampak yang terjadi menimbulkan pertanyaan apa penyebabnya. Salah satu potensinya adalah terjadi degradasi lingkungan, mulai dari lubang tambang yang tidak ada perbaikan hingga pembukaan lahan sawit yang tidak terkendali. Menanggapi hal tersebut itu perlu melakukan kajian lebih jauh terkait mencari penyebabnya "Banjir perlu kajian lebih lanjut, yang jelas pengelolaan daerah aliran sungai kita harus bicara dari hulu ke hilir. Ini perlu kajian komprehensif, bukan hanya dari BNPB saja, tapi perlu melibatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait pengelolaan wilayah sungai dan penataan ruang. Saya rasa tiga komponen ini yang jadi penting dalam pengelolaan sungai dan sejauh mana potensi resiko banjir terjadi di wilayah Kalimantan,".
Menurut mas edo sebagai koordinator kampanye walih nasional menyampaikan bahwa darurat ruang di kalimantan sudah hampir setengah daratan dikuasi korporasi yang dimana secara fakta itu bisa mengurangi rest area yang harusnya dilindungi. Yang dimaksut dengan hampir dikuasai korporasi yaitu seperti yang ada disana yaitu batu bara, kelapa sawit dan industry lainnya. Walhi saat ini sudah berusaha memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terkena banjir.
Dalam paradigma sosiologi“perilaku sosial” yang menjelaskan bahwa cara pandang yang memusatkan perhatiannya pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Dalam kasus ini masyarakat yang tinggal di daerah Kalimantan selatan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga hutan denagan kebersihan sekitar. Dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pelestarian hutan, dalam keadaan saat ini hutan yang berada di daerah tersebut sudah mengalami penggundulan hutan secara terus menerus. Lahan yang seharusnya dijadikan penyerapan air sudah tidak ada lagi lahan untauk dijadikn penyerapan air karenakan lahan tersebut sudah dijadikan lahan batu bara dan industry lainnya