Ada banyak pelajaran dalam hidup yang perlu kita kuasai. Salah satunya menjadi orang tua yang baik. Mengasuh dan mendidik anak nggak mirip dengan matematika satu tambah satu sama dengan dua. Saklek!
Dikarenakan karakter anak beda-beda, bisa jadi cara A tidak memberi hasil yang sama pada semua anak. Yang penting, ayah bunda terus mau belajar dan berbenah diri jika ternyata pola pengasuhan selama ini kurang tepat. Misalnya menghindari 5 kesalahan di bawah ini yang kerap dilakukan para orang tua. Yuk disimak!
1. Menyalahkan benda
Praktik sudah sangat umum, ketika anak misalnya terpeleset, sontak yang disalahkan adalah lantainya. Lantai dibilang nakal.
Meski tampak remeh, tapi ternyata kebiasaan menyalahkan benda-benda mati ini bisa berpengaruh pada psikologis anak. Anak jadi berpikir bahwa dia tidak pernah salah dan malah terbiasa untuk menyalahkan lingkungan sekitar.
Alih-alih melakukan hal tersebut, sebaiknya ayah bunda coba katakan ‘nanti jalannya lebih hati-hati lagi ya nak, supaya tidak terpeleset’. Dengan begitu, anak jadi tahu untuk tidak ceroboh saat jalan dan lebih berhati-hati.
2. Sering menakut-nakuti anak
‘Ayo pulang, bentar lagi maghrib. Nanti dibawa wewe gombel lho!’
Menakut-nakuti anak memang metode efektif agar anak nurut. Tapi ini bukanlah cara yang baik. Anak jadi terdidik menjadi penakut.
Coba saja berikan pengertian kenapa dia harus pulang. Bahwa waktu mainnya habis, besok boleh kembali diteruskan main lagi. Dengan demikian, si kecil jadi tahu bahwa aturannya, jika sudah menjelang malam harus berhenti main di luar.
3. Overprotektif
Segala yang berlebihan memang akibatnya tidak akan bagus. Termasuk dalam melindungi anak. Maksudnya sih baik, mengurangi risiko anak terluka sehingga melarangnya main.
Tapi jika ini dibiasakan, justru berdampak buruk bagi si kecil. Anak jadi kurang bisa bersosialisasi karena jarang dibolehkan main bersama teman-temannya. Terlalu overprotektif juga bisa mengekang anak sehingga jadi kurang mandiri dan penakut untuk mencoba hal-hal yang baru.
Ayah bunda cukup menjaga mereka saat main. Selama dalam pengawasan dan lingkungannya aman, bebaskan saja anak bersama teman-temannya, supaya mereka tumbuh jadi anak pemberani dan supel.
4. Tidak konsisten
Sering kali yang membuat anak menjadi sulit diatur adalah akibat didikan orang tua sendiri. Kata-kata orang tua tak bisa dipegang, alias tidak konsisten.
Sudah sampai galak pakai mengancam segala, kalau si kecil tetap main HP, maka besoknya tidak boleh main sama sekali. Tapi faktanya, ketika anak terus menangis, akhirnya dibiarkan saja bermain HP. Tanpa sadar, pola asuh seperti ini mengajarkan anak untuk manipulatif.
Mereka tahu bahwa omongan orang tuanya tidak bertaji. Tinggal nangis saja, nanti juga luluh. Akhirnya tangisan dijadikan senjata untuk melakukan apa saja semau mereka.
5. Banyak mainan tapi minim kontak
Memang tugas orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak. Namun sebaiknya, seimbangkan antara bekerja dengan waktu bersama keluarga.
Jangan sampai kamar si kecil penuh sekali dengan mainan yang mahal-mahal, tapi jarang mendapatkan kasih sayang. Bertemu dengan orang tuanya jadi momen langka. Kalaupun sedang bersama, masing-masing tidak fokus memberi perhatian pada anak karena terpecah dengan tugas kerja.
Ingat lho, kebutuhan anak itu bukan sekadar materi. Tapi juga cinta kasih agar ia tumbuh menjadi pribadi yang mampu berempati. Jadi, mulai sekarang selalu alokasikan quality time buat anak ya, ayah bunda!
Itu dia beberapa kesalahan parenting yang sering dilakukan orang tua. Semoga setelah membaca ini, tidak lagi ya!