Tak sedikit mahasiswa yang sering mengeluhkan perangai dosen pembimbingnya yang galak dan menyebalkan. Menghadapi dosen pembimbing, ada kalanya jadi dilematis. Sering ketemuan jadi makan hati, tapi nggak ketemu, skripsi nggak selesai-selesai.
Nah, dibalik sikap dosen pembimbing yang sering menyebalkan, ternyata ada hikmah tersembunyi yang kadang sulit kita sadari karena terlanjur terbawa emosi. Di bawah ini beberapa alasan penyebab sebagian dosen pembimbing memiliki sikap menyebalkan. Apa saja?
1. Melatih mentalmu
Jelang kelulusan, artinya kamu selangkah lagi menuju dunia kerja atau dunia ‘yang sebenarnya’, yang sudah terkenal sekali kejam. Oleh sebab itu, dibalik berbagai penolakan revisi skripsimu itu, dosen bukannya sengaja ingin menjegal kelulusanmu.
Tapi hal itu ia lakukan demi melatih mentalmu untuk mengatasi penolakan dan kegagalan, sehingga ketika sudah masuk dunia kerja nanti, sudah tak kaget lagi karena mentalmu telah teruji sebelumnya.
2. Menambah wawasan
Memang terasa sangat menyebalkan, ketika kamu sedang berusaha mengejar kelulusan secepatnya, tapi akhirnya urung karena dosen memberi revisi yang gak kelar-kelar.
Mungkin sekilas revisi tersebut terkesan mengada-ada. Kenapa sih untuk urusan penggunaan ‘di’ saja dipermasalahkan. Tapi kamu akan sadar manfaatnya ketika di dunia kerja nanti, dan kamu harus menulis surat dengan ejaan yang benar.
Untungnya dulu, dosenmu mengoreksi, akhirnya memaksamu belajar lagi penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang tepat sehingga bisa terpakai saat di dunia kerja.
3. Ia ingin melihatmu jadi lulusan yang terbaik
Kalau kamu perhatikan, orang-orang yang sukses, bisa seperti itu karena menghadapi tempaan rintangan yang bertubi-tubi. Itulah yang membuat dosen pembimbingmu keras terhadapmu.
Ia ingin kamu keluar sebagai lulusan yang terbaik, yang miliki mental kuat dan mampu membuktikan gelar sarjanamu, bahwa kamu memang layak mendapatkan itu.
4. Melatih kreativitasmu
Sakit memang, ketika judul skripsimu ditolak berkali-kali. Saat sudah jadi, sudah penelitian, eh revisinya yang nggak selesai-selesai. Lelah pastinya kamu rasakan.
Tapi, dibalik sikap dosen pembimbing yang tampak menyebalkan itu, sebenarnya ia sedang melatihmu untuk menjadi lebih kreatif. Karena nanti saat kamu lulus, kamu dituntut untuk selalu mencari alternatif lain ketika idemu ditolak. Kamu harus terus lakukan itu, sampai idemu dianggap tepat.
5. Ia ingin membuatmu sadar bahwa waktu itu berharga
Sering kali penyebab mahasiswa jadi terburu-buru mengejar kelulusan karena sebelumnya terlalu santai. Menganggap skripsi itu hal yang mudah, akibatnya baru mulai aktif saat sudah dekat-dekat dengan waktu kelulusan.
Kadang kala, mahasiswa harus menelan pil pahit karena tak bisa lulus sesuai yang diharapkan akibat dosennya ‘ke luar negeri’ atau sibuk dengan aktivitasnya yang lain. Di sinilah kamu bisa belajar, bahwa tak semua hal itu berjalan sesuai keinginanmu.
Karena itu, hindari menunda-nunda dan lebih menghargai waktu lagi. Karena menyia-nyiakan waktu, nanti yang rugi adalah kamu sendiri.
Dari uraian tadi kamu bisa menyadari, bahwa tak semua yang tampak dari luarnya menyebalkan, bermaksud buruk atau hanya demi menunjukkan siapa yang berkuasa. Tapi boleh jadi hal itu dilakukan demi masa depanmu.