Cerita KKN di Desa Penari Versi Kepala Desa Rowo Bayu, Bikin Bergidik!

Chyntia Sami Bhayangkara | Putri Ayu Nanda
Cerita KKN di Desa Penari Versi Kepala Desa Rowo Bayu, Bikin Bergidik!
Cerita KKN di Desa Penari Versi Kepala Desa Rowo Bayu (Instagram/@kknmovie)

Cerita KKN di Desa Penari masih menarik perhatian publik sejak viral di Twitter pada 2019 hingga diangkat menjadi film yang tayang pada 30 April 2022. Selain cerita KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya, terdapat cerita KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu

Desa Rowo Bayu yang terletak di Kabupatem Banyuwangi mendadak menjadi perbincangan publik. Lantaran Desa tersebut diduga menjadi lokasi asli Desa Penari, cerita horor yang pertama kali dibagikan melalui thread Twitter oleh akun SimpleMan. Lantas, seperti apa cerita KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu?

KKN di Desa penari mengisahkan 6 orang mahasiswa yang menjalankan tugas akhir perkuliahaan mereka yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN). Keenam mahasiswa tersebut Nur, Widya, Ayu, Anton, Bima, dan Wahyu melakukan KKN di sebuah Desa terpencil di tengah hutan. Sayangnya kegiatan mereka berakhir tragis hingga dua dari anggota KKN meninggal dunia. Mereka adalah Bima dan Ayu yang diceritakan mendapat balasan atas perbuatannya. 

Bima dan Ayu telah memasuki tapak tilas, sebuah tempat yang dianggap sakral oleh warga setempat sehingga tidak ada yang boleh memasukinya. Mereka nekat menjalani hubungan intim di tempat tersebut. Lantas, seperti apa cerita KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu?

Cerita KKN di Desa Penari Versi Kepala Desa Rowo Bayu

Cerita KKN di Desa Penari pun membuat penasaran banyak orang, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir. Bahkan ia berjumpa dan mewawancarai langsung penjaga Rowo Bayu, Sudirman. Hal ini diketahui melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @erickthohir. 

Dalam video yang berdurasi 2 menit 49 itu, Erick Thohir menjelaskan bahwa Sudirman adalah salah satu orang yang paling paham mengenai keaslian kisah KKN di Desa Penari. Sudirman langsung menceritakan kisah KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu Banyuwangi. 

Penjaga Rowo Bayu mengatakan bahwa cerita tersebut terjadi pada tahun 2008. Mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN tersebut merupakan mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari Surabaya. 

“Cerita Desa Penari berangkat dari KKN 2008 itu ada enam mahasiswa, dari Surabaya, nah dalam study kasusnya dua remaja ini ada ikatan asmara sehingga dalam menjelajah itu tida di situs, keluar situs,” ujar Sudirman dalam video yang diunggah akun Instagram milik Menteri BUMN @erickthohir. 

Sudirman mengatakan ada dua orang mahasiswa yang diundang oleh seseorang untuk datang ke rumah warga. Di rumah tersebut mereka dijamu dengan berbagai hidangan makanan. Bahkan saat pulang mereka diberi bekal. 

“Agak di utaranya di situ ketemu dengan seseorang diajak mampir ke rumahnya, sampai di rumahnya diberi suguhan, dijamu, makanan disuruh ini, dan ceritalah ini desa apa. Si mahasiswa itu tanya begitu, si mahasiswa itu tanya begitu, dijawablah ini Desa Penari,” lanjutnya. 

“Karena sudah sore dia pamit pulang, pulang itu diberi bingkisan, bingkisan ini bagus, kemasannya pakai kertas koran dimasukkan di tas dibawalah pulang langsung ke wisata Rowo Bayu di bawah tiang bendera itu ada bundaran bangunan teman-temannya sudah di situ,” ungkapnya. 

Namun sayang, teman-teman dua mahasiswa tersebut tidak mempercayai cerita tersebut. Hingga pada akhirnya keduanya menunjukkan bingkisan yang dibawanya tersebut. 

Alangkah terkejutnya mereka saat membuka bingkisan yang mereka bawa dari seorang warga desa. Bingkisan tetsebut berubah menjadi sesuatu yang mengerikan yakni kepala kera dengan darah yang masih segar seperti baru diipotong. 

“Ceritalah mahasiswa ini bahwa dia dari atas dan ada desa, namanya Desa Penari, protes temannya ‘nggak mungkin, nggak ada desa’ ‘ini saya diberi oleh-oleh, ayo dibuka’, betapa terkejutnya begitu dibuka ini ternyata bukan lagi bungkus koran kertas, tapi daun talas,” jelasnya. 

Beberapa hari usai kejadian tersebut, mahasiswa laki-laki itu meninggal dunia. Lalu disusul dengan teman perempuannya yang menghembuskan nafas terakhirnya satu bulan kemudian. 

“Setelah dibuka isinya kepala kera baru dipotong, si laki-lakinya si mahasiswa ini langsung pingsan, dalam beberapa hari langsung meninggal, kemudian ceweknya menyusul satu bulan (meninggal), itu cerita sesungguhnya dari versi Kepala Desa Rowo Bayu,” pungkasnya. 

Dalam wawancaranya bersama Menteri BUMN tersebut, Sudirman juga menunjukkan beberapa foto yang memeprlihatkan sumur tua yang ada di desa tersebut. 

"Itu cerita yang sesungguhnya versi Kepala Desa Rowo Bayu. KKN-nya tahun berapa, tanggal berapa semua tercatat," kata Sudirman. 

Dari cerita penjaga Rowo Bayu tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerita KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu tak jauh berbeda dengan cerita KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya yang kini telah di angkat ke layar lebar. 

Demikian tadi cerita KKN di Desa Penari versi Kepala Desa Rowo Bayu. Jika Anda penasaran dengan penggambaran suasana mengerikan itu, langsung saja saksikan filmnya di bioskop! 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak