Angka Kelahiran di Korea Selatan Anjlok, Cetak Rekor Paling Rendah di Dunia?

Ayu Nabila | Lintang Larissya
Angka Kelahiran di Korea Selatan Anjlok, Cetak Rekor Paling Rendah di Dunia?
Ilustrasi bendera Korea Selatan.[Unsplash/Stephanie Nakagawa]

Negeri Gingseng mencetak rekor baru dunia yang mengkhawatirkan, yakni krisis demografis setelah dilaporkan rendahnya tingkat kesuburan di negara tersebut. Tingkat kelahiran di Korea turun di bawah 250.000 per tahun untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah. Angka ini mengalami penurunan 50% dari sepuluh tahun yang lalu. 

Menyadur Allkpop dari laporan yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Korea, sebanyak 249.000 bayi yang lahir pada 2022 silam mengalami penurunan sebanyak 4,4 persen dari tahun sebelum-sebelumnya. Bahkan total angka kelahiran pada tahun 2022 tidak mencapai 0,8. Artinya, hanya ada 5 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk di Korea. 

Ini merupakan rekor terendah yang pernah dialami sejak tahun 1970, menjadikan Korea Selatan satu-satunya negara di dunia dengan tingkat kesuburuan di bawah satu. 

BACA JUGA: Hendra Kurniawan 'Geng Sambo' Dihukum 3 Tahun Bui, Hakim: Terdakwa Tak Ada Rasa Penyesalan!

Jumlah kelahiran di negera asal boy grup BTS ini telah menurun selama tujuh tahun sejak 2015 selama berturut-turut.  Tercatat pula ini merupakan tahun ketiga angka kematian telah melampaui angka kelahiran di negara tersebut. 

Populasi yang menurun memicu kekhawatiran dapat merusak pertumbuhan ekonomi Korea Selatan karena kurangnya tenaga kerja dan membengkaknya anggaran kesejahteraan karena jumlah lansia yang meningkat dan pembayar pajak yang menurun. 

Setelah diselidiki, pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan penurunan drastis dalam pernikahan dan peningkatan usia rata-rata orang yang melahirkan. 

Usia wanita melahirkan pada tahun sebelumnya adalah 33,5 tahun. Sementara tahun ini meningkat 0,2 tahun. Artinya, wanita Korea melahirkan pada usia yang lebih tua 4 tahun dari rata-rata usia kelahiran Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu 29,3 tahun.

Selain itu alasan anak muda yang enggan berkeluarga juga mempengaruhi hal tersebut. Mengutip Al Jazeera, menurut anak-anak muda Korsel, mereka tidak merasakan kewajiban untuk berkeluarga. 

BACA JUGA: Skema Baru Free Fire Esports 2023 Hadir Lebih Menantang

Hal ini dipicu karena prospek pekerjaan yang buruk di tengah perlambatan ekonomi, kenaikan harga real estate, ketidaksetaraan gender dan sosial, tingkat mobilitas sosial yang rendah, hingga biaya besar yang harus dikeluarkan untuk membesarkan anak. 

Pilihan untuk melahirkan oleh wanita juga terhambat karena budaya patriarki yang menuntut mereka untuk mengasuh anak sambil menanggung diskriminasi di tempat kerja. 

Oleh karena itu, wanita di Korea Selatan memilih untuk memprioritaskan kebebasan pribadinya dan mengesampingkan pernikahan dan kehamilan. 

Meskipun begitu, Korea Selatan tidak sendirian dalam menghadapi isu global penurunan angka kelahiran, kebanyakan negara maju di dunia juga mengalami hal serupa. Tetapi Korea menjadi satu-satunya negara di antara 38 negara anggota OECD dengan tingkat kesuburan total di bawah 1.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak