Wisata Cibuk Kidul yang terletak di Margoluwih, Seyegan, Sleman ini tak berhenti berinovasi. Inovasi-inovasi ini ditujukan guna meningkatkan minat dan kepuasaan pengunjung, juga memajukan UMKM setempat. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom Yogyakarta turut berpartisipasi dalam perkembangan Desa Wisata Cibuk Kidul melalui program "Proyek Sosial".
Desa Wisata Cibuk Kidul sudah diresmikan sejak November 2016 oleh pemerintah Kabupaten Sleman. Hal ini didasarkan karena antusiasme masyarakat dalam mengelola program-program berbasis eco-wisata. Salah satu inisiatif unggulan adalah program "Mina Padi" yang memanfaatkan lahan sawah untuk budidaya ikan air tawar sehingga petani dapat melakukan “dua kali panen”.
Sempat mengalami mati suri, Desa Wisata Cibuk Kidul berhasil bertahan dan kini viral berkat keuletan para pengurusnya. Salah satu wahana yang membuat desa ini kembali viral adalah kereta mini yang memiliki jalur rel mengelilingi area persawahan, memberikan pengalaman menarik melihat keindahan sawah, kebun, aktivitas di sepanjang sungai dan memperlihatkan bagaimana penerapan program “Mina Padi”.
Bukan hanya kereta mini wisatanya, desa ini juga memiliki sisi kuliner yang tak kalah menarik. Beragam produk kuliner autentik terus dikembangkan, seperti cedol nila, onde-onde nila, jenang upih, dawet aloevera, dan Nata de aloevera.
Meski memiliki cita rasa khas dan menarik, popularitas produk-produk kuliner tersebut masih tertinggal dibandingkan wisata kereta mini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya promosi dan pemasaran yang kurang efektif.
Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan mahasiswa Universitas Amikom menjadikan Desa Wisata Cibuk Kidul sebagai tempat untuk menjalankan program proyek sosialnya. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom berfokus untuk mengembangkan potensi SDM yang dimiliki Desa Wisata Cibuk Kidul sehingga dapat memaksimalkan semua potensi yang dimiliki.
Ketua Kelompok Proyek Sosial Vioni Alda mengatakan bawasannya masih banyak potensi wisata dan UMKM yang belum terekspos sehingga harapanya proyek sosial ini dapat menjadi bekal tambahan untuk kemajuan desa Cibuk Kidul. “Melalui survei lokasi dan percakapan dengan Pak Kasinun, saya melihat banyak potensi wisata dan UMKM yang belum terekspos. Saya berharap dengan memberikan sosialisasi serta pendampingan dalam public speaking, pemanfaatan media sosial, dan fotografi produk, dapat menjadi bekal bagi mereka dalam mengembangkan wisata dan UMKM lokal. Saya tidak hanya memenuhi tugas mata kuliah proyek sosial, tetapi juga ingin ilmu yang saya peroleh selama pendidikan dapat bermanfaat dan membantu orang lain” ujarnya.
Akhmad Kasinun, selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) mengapresiasi program proyek sosial mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom, beliau mengatakan berterima kasih atas kehadiran dan pemilihan Desa Wisata Cibuk Kidul sebagai tempat melaksanakan program proyek sosial ini.
"Saya pribadi merasa senang dan terbantu akan adanya proyek sosial mahasiswa Amikom ini, sangat membantu dan bisa menambah pengetahuan pemuda desa wisata cibuk kidul untuk meningkatkan potensi wisata dan umkm yang ada. Sehingga kedepannya tambahan ilmu yang kami dapat bisa kami teruskan untuk generasi pengurus berikutnya" ujar Akhmad Kasinun.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta juga merencanakan untuk membuatkan buku panduan fotografi produk untuk Desa Wisata Cibuk Kidul. Tujuannya bukan hanya memberikan panduan kepada pengurus saat ini, tapi juga menjadi warisan berharga bagi generasi penerus. Dengan buku ini, diharapkan pengetahuan fotografi produk di desa tersebut terus berkembang, membantu pengurus masa depan dalam tugas mereka dengan lebih efektif.
Dosen Pembimbing Andreas Tri Pamungkas mengatakan proyek sosial ini merupakan satu mata kuliah yang harapannya dapat menjadi ajang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta untuk dapat menerapkan keilmuannya di tengah masyarakat. “Di satu sisi mahasiswa mendapatkan kemandirian dalam menyusun program, sementara sekitar memperoleh manfaat untuk memecahkan persoalan sosial,” ungkapnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.