Pada September 2024, Tim Program Studi (Prodi) Linguistik Indonesia UPN Veteran Jawa Timur mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi kepada siswa kelas XII SMAN 2 Probolinggo bertajuk "Generasi Cerdas Berbahasa". Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para siswa dengan keterampilan literasi digital dan wawasan tentang tantangan yang dihadapi pengguna bahasa di era digital, terutama dalam penggunaan media sosial.
Dalam sosialisasi ini, tim dari Prodi Linguistik Indonesia memaparkan berbagai materi terkait tantangan yang dihadapi pengguna media sosial saat ini. Pembahasan meliputi peran bahasa dalam komunikasi digital, bagaimana mengatasi misinformasi, serta pentingnya menjaga etika dalam berinteraksi di dunia maya. Topik utama yang diangkat adalah literasi digital serta tips dan trik dalam menggunakan media sosial secara aman dan nyaman.
Sesi awal acara berfokus pada tantangan penggunaan bahasa di media sosial. Dosen Prodi Linguistik Indonesia menjelaskan bagaimana era digital memengaruhi cara orang berkomunikasi dan menyebarkan informasi, sering kali tanpa kejelasan atau akurasi. Misinformasi dan disinformasi menjadi topik penting yang dibahas, mengaitkan bagaimana linguistik forensik dapat membantu melacak jejak bahasa dalam kasus penyalahgunaan media sosial. Para siswa diajak untuk memahami betapa pentingnya etika berbahasa dalam menjaga ruang publik digital yang sehat, bebas dari ujaran kebencian, dan hoaks.
Bahasan berikutnya mencakup literasi digital sebagai bagian dari kebijakan bahasa di ruang virtual. Para dosen menekankan pentingnya menyaring informasi dan menjaga jejak digital, terutama di kalangan generasi muda yang tumbuh di tengah derasnya arus informasi. Para siswa diajarkan untuk berhati-hati dengan apa yang mereka unggah karena setiap tindakan digital dapat berdampak jangka panjang. Dalam konteks ini, perencanaan bahasa di media sosial juga dibahas, termasuk bagaimana platform digital menggunakan algoritma untuk mendeteksi ujaran kebencian dan konten negatif.
Acara berlangsung secara interaktif, dengan banyak siswa yang terlibat aktif dalam diskusi. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan terkait pengalaman mereka bermedia sosial. Mereka ingin tahu bagaimana mengenali berita palsu, melindungi privasi, dan menghindari cyberbullying. Para siswa juga berbagi tantangan yang mereka hadapi, seperti tekanan sosial dan ketakutan menghadapi serangan daring.
Melalui diskusi ini, mereka memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana literasi digital dapat melindungi mereka di dunia yang semakin kompleks. Antusiasme para siswa menunjukkan betapa relevan dan pentingnya topik ini di kalangan generasi muda saat ini.
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan siswa SMAN 2 Probolinggo dapat menjadi generasi yang cerdas berbahasa, baik dalam interaksi digital maupun kehidupan sehari-hari. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan teknis, tetapi mereka juga diajak untuk menjadi generasi cerdas berbahasa yang mampu berkontribusi positif di era yang semakin terkoneksi ini sehingga tercipta ruang digital yang sehat dan aman bagi semua pengguna.