Buat kita, "kawin lari" itu mungkin cuma ada di sinetron, jadi bahan gosip tetangga, atau paling parah bikin orang tua ngambek dan nggak mau ngasih restu untuk sementara waktu. Tapi, sebuah video brutal dari Pakistan baru saja menampar kita semua dengan kenyataan yang jauh lebih kelam.
Sebuah video yang lagi viral dan dijamin bikin siapa pun yang nonton auto nyesek, merekam detik-detik sepasang kekasih dieksekusi dengan keji. Kesalahan mereka cuma satu: nekat menikah karena saling cinta, tanpa restu keluarga.
Ini bukan sekadar kasus kriminal. Ini adalah bukti nyata dari praktik biadab bernama honor killing atau "pembunuhan demi kehormatan," sebuah tradisi bengis di mana harga diri keluarga dianggap jauh lebih berharga dari nyawa seorang manusia.
Tujuh Langkah Terakhir Menuju Maut
Peringatan: bagian ini benar-benar mengganggu. Video yang beredar menunjukkan sebuah adegan yang seharusnya tidak pernah ada. Seorang perempuan dengan tenang menyerahkan Al-Quran kepada seorang pria, lalu dengan suara pasrah ia berkata:
"Mari berjalan tujuh langkah bersamaku, setelah itu kamu boleh menembakku."
Setelah tujuh langkah yang terasa seperti selamanya itu, ia kembali menegaskan permintaannya.
"Kamu hanya diizinkan menembakku. Tidak lebih dari itu,".
Beberapa detik kemudian, tiga suara tembakan memecah kesunyian. Perempuan itu langsung tumbang.
Di lokasi yang sama, sudah ada jasad seorang pria yang tergeletak berlumuran darah. Seolah belum cukup, beberapa pria lain kemudian menghujani kedua tubuh tak bernyawa itu dengan lebih banyak tembakan. Sebuah pemandangan barbar yang nggak akan bisa hilang dari ingatan.
Logika Gila di Balik 'Pembunuhan Demi Kehormatan'
Siapa yang sekeji itu melakukan ini? Pelakunya diduga kuat adalah keluarga dan orang-orang yang diperintah oleh dewan suku setempat. Di beberapa wilayah pedalaman Pakistan, hukum negara seolah nggak ada artinya dibandingkan titah dewan adat ini.
Bagi mereka, pasangan yang kawin lari sudah dianggap mencoreng arang di muka keluarga. Aib ini, menurut logika bengis mereka, cuma bisa "dibersihkan" dengan darah. Nyawa anak perempuan atau kerabat sendiri rela dikorbankan demi sesuatu yang mereka sebut "kehormatan".
Yang lebih bikin merinding, ini bukan kejadian langka. Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan memperkirakan ada sekitar 1.000 perempuan dibunuh setiap tahunnya karena alasan ini. Pelakunya? Sering kali ayah, abang, atau paman korban sendiri.
Pengingat Keras Buat Kita Semua
Kisah tragis ini mungkin terjadi ribuan kilometer dari Indonesia, tapi pelajarannya sangat dekat dengan kita. Ini adalah pengingat betapa beruntungnya kita hidup di tempat di mana cinta, meskipun kadang dipersulit, tidak dihukum dengan timah panas.
Ini juga jadi tamparan keras tentang betapa berbahayanya budaya patriarki yang sudah kelewat toksik, di mana pilihan hidup seorang perempuan dianggap sebagai properti kehormatan keluarga.
Satu tersangka kabarnya sudah ditangkap. Tapi ini bukan akhir dari cerita. Perjuangan untuk menghapus tradisi biadab ini masih sangat panjang. Semoga tidak ada lagi kisah cinta yang harus berakhir tragis di ujung laras senjata, hanya karena ingin bersama orang yang dicintai.