Jangan Sampai Kelewatan! Langit Indonesia Bakal Dihiasi Gerhana Bulan 'Berdarah' Akhir Pekan Ini

M. Reza Sulaiman
Jangan Sampai Kelewatan! Langit Indonesia Bakal Dihiasi Gerhana Bulan 'Berdarah' Akhir Pekan Ini
Blood Moon atau Bulan Merah. (Times of India)

Siap-siap buat begadang dan lihat pertunjukan langit paling keren tahun ini! Fenomena gerhana bulan total, alias Blood Moon, bakal kembali menyapa langit Indonesia pada Minggu malam hingga Senin dini hari, 7-8 September 2025.

Ini bukan sekadar bulan purnama biasa. Ini adalah momen langka di mana bulan bakal berubah warna jadi merah pekat, seolah-olah berdarah. Yang paling asyik, seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan fenomena ini! Biar kamu nggak ketinggalan momen epic-nya, yuk catat semua info pentingnya!

Kapan Momen Puncaknya?

Menurut BMKG, "pesta" langit ini akan dimulai pada Minggu malam (7 September) dan mencapai puncaknya pada Senin dini hari (8 September). Catat baik-baik jam krusialnya sesuai zona waktumu, ya!

Waktu Indonesia Barat (WIB):

  • Gerhana Mulai: Pukul 21.00 WIB
  • Mulai Berwarna Merah (Gerhana Total Mulai): Pukul 00.30 WIB
  • PUNCAK GERHANA (Paling Merah): Pukul 01.30 WIB
  • Gerhana Berakhir: Pukul 05.00 WIB

Waktu Indonesia Tengah (WITA):

  • Gerhana Mulai: Pukul 22.00 WITA
  • Mulai Berwarna Merah (Gerhana Total Mulai): Pukul 01.30 WITA
  • PUNCAK GERHANA (Paling Merah): Pukul 02.30 WITA
  • Gerhana Berakhir: Pukul 06.00 WITA

Waktu Indonesia Timur (WIT):

  • Gerhana Mulai: Pukul 23.00 WIT
  • Mulai Berwarna Merah (Gerhana Total Mulai): Pukul 02.30 WIT
  • PUNCAK GERHANA (Paling Merah): Pukul 03.30 WIT
  • Gerhana Berakhir: Pukul 07.00 WIT

Intinya, waktu paling bagus buat lihat bulan jadi merah total itu adalah sekitar jam 1-2 pagi WIB atau 2-3 pagi WITA. Siapin kopi biar nggak ketiduran!

Kenapa Sih Bisa Jadi Merah Kayak Darah?

Julukan "Bulan Berdarah" ini bukan cuma buat nakut-nakutin, kok. Ada penjelasan ilmiah yang super keren di baliknya.
Jadi, saat gerhana bulan total, posisi Bumi ada persis di antara Matahari dan Bulan.

Ini bikin bayangan Bumi menutupi seluruh permukaan Bulan. Logikanya, bulan seharusnya jadi gelap total, kan?

Nah, di sinilah keajaibannya. Meskipun tertutup bayangan, sedikit cahaya Matahari masih bisa "bocor" dan sampai ke Bulan. Tapi sebelum sampai, cahaya itu harus melewati atmosfer Bumi dulu.

Atmosfer kita ini fungsinya kayak filter raksasa. Warna cahaya biru disaring dan disebarkan, sementara warna merah dan oranye bisa lolos dan dibelokkan ke arah Bulan.

Hasilnya? Permukaan Bulan jadi disinari oleh cahaya kemerahan ini. Menurut NASA, ini sama seperti memproyeksikan semua cahaya matahari terbit dan terbenam dari seluruh dunia ke permukaan Bulan. Keren banget, kan?

Cara Nonton Paling Asyik

Kamu bisa nonton fenomena ini dengan mata telanjang, kok. Cukup cari tempat yang lapang, minim polusi cahaya (jauhi lampu kota kalau bisa), dan tentu saja, berdoa semoga langit malam itu cerah tanpa awan.

Tapi kalau mau pengalaman yang lebih seru, ada beberapa opsi:

Nongkrong di Planetarium: Buat yang di Jakarta, Planetarium di Taman Ismail Marzuki (TIM) biasanya ngadain acara nonton bareng. Cek info di akun media sosial resmi mereka.

Nobar Lewat YouTube (Buat Kaum Rebahan): Nggak mau keluar rumah? Tenang. Kamu tetap bisa nonton lewat siaran live streaming di kanal YouTube resmi BMKG. Siapin camilan dan nikmati pertunjukannya dari kasur.

Jadi, ajak teman, pacar, atau keluargamu buat ikut begadang akhir pekan ini. Momen langka kayak gini sayang banget kalau sampai dilewatkan!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?