Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup

Hernawan | Mira Fitdyati
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
Potret Zita Anjani (Instagram/zitaanjani)

Baru-baru ini nama Zita Anjani ramai diperbincangkan dunia maya. Pasalnya ia dikabarkan mangkir dari sebuah acara seminar yang diadakan oleh Universitas Padjadjaran (Unpad). Warganet pun semakin dibuat geram dengan unggahan aktivitas nge-gym yang ia posting melalui akun media sosial pribadinya.

Sebelum booming-nya kasus ini, Zita juga dikabarkan absen dalam sidang paripurna. Selain itu, salah satu unggahannya memegang Starbucks di Mekkah juga turut memancing emosi publik. Di mana dirinya memposting foto tersebut di tengah masyarakat Indonesia bahkan dunia tengah ramai memboikot produk tersebut.

Bukannya meminta maaf, ia justru mengungkapkan bahwa unggahan tersebut sebenarnya untuk membangun percakapan dan membangun diskusi. Ia juga menyampaikan jika produk ini diboikot kenapa justru masih dijual dan gerainya masih dibuka di Arab Saudi. Ungkapan tersebut kemudian mendapat sorotan dari Agi Betha salah satu wartawan senior Indonesia.

Ia menyampaikan melalui unggahan video pendek di akun YouTube OfficialTheRecordFNN pada Rabu (17/9/2025). “Jadi ini memang aneh, coba kalau kita melihat kontroversinya memegang gelas Starbucks, kemudian ia ngeles ingin membangun percakapan dan membangun diskusi. Ya ini diskusi dengan cara yang salah. Karena pada saat itu sedang ramai-ramainya rakyat Indonesia marah kepada Israel. Tidak hanya Indonesia bahkan produk yang terafiliasi Israel juga sedang diboikot di seluruh dunia, tapi ia malah mengunggah itu,” ujarnya dalam video

Agi Betha juga menyoroti Zita yang sempat absen pada sidang paripurna. “Ada satu lagi, saat itu ia masih menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Artinya ia termasuk unsur pimpinan, dan saat itu sedang berlangsung sidang paripurna pertengahan tahun 2024. Di mana ia tidak hadir pada sidang tersebut, tetapi justru juga mengunggah aktivitasnya saat sedang nge-gym. Akhirnya sempat ramai juga pada waktu itu,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyayangkan hal tersebut, walaupun dikatakan sidang tersebut  tidak harus diikuti oleh semua unsur pimpinan. Namun, ia juga merupakan salah satu unsur pimpinan, kenapa tidak hadir dalam sidang tersebut. “Sepertinya nge-gym ini lebih penting begitu, karena saat ditanya dengan media ia mengatakan. Ya karena saya tidak harus hadir disitu, tidak semua unsur pimpinan. Itu kan sudah ada aturannya bahwa cukup diwakilkan oleh salah satu unsur pimpinan saja,” tambahnya.

Kontroversi ini pun turut mengundang komentar warganet. Pada salah satu postingan di akun media sosial pribadinya, warganet ramai membanjiri dengan berbagai komentar. “Duta pilates nih. Senggol dong, bolos rapat buat pilates sama ngafe jadi selebgram aja bu, biar bebas ngafe sama pilates,” tulis salah satu warganet.

“Bolos rapat. Kabur dari seminar,” tambah yang lain.

Kasus yang menimpa Zita Anjani menunjukkan betapa cepatnya publik menaruh perhatian pada sikap seorang publik figur. Pada akhirnya, semua ada di tangan Zita, apakah ia mau membuka ruang dialog yang lebih sehat dan memperbaiki citranya, atau membiarkan kontroversi ini terus menjadi catatan dalam perjalanan politiknya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak