Baca 10 detik
- Menkeu Purbaya melakukan sidak mendadak dengan menyamar sebagai warga biasa yang menelepon layanan Kring Pajak untuk bertanya soal sistem Coretax.
- Purbaya menilai jawaban yang diberikan operator Kring Pajak masih kurang detail dan mengkritiknya dengan candaan, "Kayaknya mereka mengibuli saya."
- Aksi ini bertujuan untuk evaluasi langsung dan akan ditindaklanjuti dengan permintaan peningkatan kualitas pelatihan bagi petugas layanan publik di bawah Kemenkeu.
Langkah mengejutkan dilakukan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa pada Jumat (19/9/2025).
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Purbaya mendadak menghubungi Kring Pajak 1500200, layanan resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk masyarakat. Ia pura-pura menjadi wajib pajak yang ingin mencari tahu soal Coretax, sistem inti administrasi perpajakan terbaru yang tengah diterapkan pemerintah.
Aksi ini sontak jadi sorotan publik. Beberapa media menyebutnya sebagai sidak gaya baru: bukan inspeksi lapangan, melainkan inspeksi via telepon untuk menilai secara langsung kualitas pelayanan publik.
Latar Belakang Sidak
Coretax atau Core Tax Administration System merupakan program besar DJP untuk memodernisasi sistem perpajakan nasional. Dengan Coretax, diharapkan administrasi pajak lebih efisien, transparan, dan memudahkan wajib pajak.
Namun, transformasi sistem sebesar ini tentu perlu dukungan layanan informasi yang baik. Kring Pajak, sebagai garda terdepan pelayanan, menjadi kunci agar masyarakat tidak bingung menghadapi perubahan. Purbaya tampaknya ingin memastikan hal ini dengan cara unik: mengetes langsung operator.
Detik-Detik Telepon Purbaya
![Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan hasil pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Jumat (19/9/2025). [Suara.com/Bagaskara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/19/24841-menkeu-purbaya-yudhi-sadewa.jpg)
Menurut laporan berbagai media, sekitar pukul 08.00 WIB, Purbaya menelepon nomor Kring Pajak 1500200. Ia tidak memperkenalkan diri sebagai Menkeu, melainkan menyamar sebagai wajib pajak biasa.
Dengan nada santai, ia bertanya soal layanan Coretax, cara mengaksesnya, hingga fungsi sistem tersebut. Operator Kring Pajak yang menerima telepon itu sempat terdengar kaget, tetapi tetap berusaha menjawab dengan tenang.
“Bagaimana caranya saya bisa menggunakan Coretax? Apa manfaatnya buat saya sebagai wajib pajak?” begitu kira-kira pertanyaan yang dilontarkan Purbaya.
Operator kemudian menjelaskan secara umum fungsi Coretax, meski jawaban yang diberikan belum sepenuhnya detail. Dari sini, Purbaya merasa perlu ada peningkatan pemahaman di kalangan petugas.
Respons Purbaya: “Kayaknya Mereka Mengibuli Saya”
Setelah menutup telepon, Purbaya menyampaikan komentarnya kepada media. Ia mengatakan bahwa jawaban petugas Kring Pajak masih kurang memuaskan. Bahkan dengan nada bercanda ia menuturkan, “Kayaknya mereka mengibuli saya.”
Ungkapan ini bukan berarti ia benar-benar merasa dibohongi, melainkan bentuk kritik agar layanan Kring Pajak bisa lebih siap menjelaskan informasi penting, terutama terkait Coretax yang saat ini sedang menjadi perhatian besar.
Bagi Purbaya, Kring Pajak harus mampu memberi penjelasan yang jelas, rinci, dan mudah dipahami oleh masyarakat, bukan sekadar jawaban umum.
Tujuan Sidak Mendadak
Sidak gaya telepon ini dilakukan bukan tanpa alasan. Purbaya ingin mengetahui secara real-time bagaimana pengalaman masyarakat ketika menghubungi Kring Pajak.
Ia menekankan bahwa pelayanan publik harus mengutamakan respons cepat, kejelasan informasi, dan keramahan. Jika petugas tidak benar-benar menguasai materi, masyarakat bisa salah paham atau bahkan kehilangan kepercayaan terhadap otoritas pajak.
“Kalau masyarakat bingung, siapa yang salah? Kita, pemerintah. Jadi jangan biarkan hal itu terjadi,” ujar Purbaya.
Reaksi Publik dan Media

Aksi Menkeu langsung ramai dibicarakan di media sosial. Banyak warganet menilai langkah ini sebagai strategi yang efektif, karena pejabat bisa merasakan langsung apa yang dialami rakyat.
Di sisi lain, ada juga yang berkomentar bahwa sidak mendadak ini bisa membuat petugas tertekan. Namun, mayoritas menilai positif karena bisa jadi bahan evaluasi nyata.
Pentingnya Coretax bagi Reformasi Pajak
Coretax bukan sekadar sistem digital baru, melainkan fondasi reformasi pajak di Indonesia. Program ini akan mengintegrasikan berbagai layanan administrasi, mulai dari pendaftaran NPWP, pelaporan SPT, hingga pembayaran pajak secara elektronik.
Dengan Coretax, wajib pajak diharapkan lebih mudah memenuhi kewajiban tanpa harus repot datang ke kantor pajak. Bagi DJP, sistem ini juga memperkuat pengawasan dan mencegah potensi kebocoran pajak.
Karena itu, peran Kring Pajak menjadi vital. Jika petugas tidak memahami Coretax dengan baik, reformasi pajak bisa terhambat karena informasi yang sampai ke masyarakat tidak utuh.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah melakukan sidak, Purbaya menegaskan akan meminta DJP memperkuat pelatihan untuk petugas Kring Pajak. Mereka harus lebih siap memberikan informasi detail, terutama soal kebijakan dan sistem baru.
Ia juga membuka kemungkinan melakukan sidak mendadak dengan metode serupa di layanan publik lain. “Saya ingin semua layanan keuangan negara bisa melayani rakyat dengan standar tinggi,” katanya.
Kesimpulan
Aksi telepon mendadak Menkeu Purbaya ke Kring Pajak jadi contoh nyata bagaimana pejabat tinggi bisa turun langsung menguji kualitas pelayanan publik. Meski ada kekurangan dalam jawaban petugas, langkah ini membuka ruang perbaikan yang besar.
Coretax sebagai program strategis nasional membutuhkan dukungan informasi yang jelas agar masyarakat tidak kebingungan. Kring Pajak, sebagai garda depan pelayanan, punya tugas penting untuk mewujudkan hal itu.
Langkah Purbaya ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pelayanan publik harus terus berbenah—karena pada akhirnya, kepercayaan masyarakat terhadap pajak sangat ditentukan oleh bagaimana pemerintah melayani mereka.