Pidato yang disampaikan Kahiyang Ayu, putri Presiden Joko Widodo sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Sumatera Utara dan istri Gubernur Sumut Mohamad Bobby Afif Nasution, baru-baru ini menjadi sorotan hangat di media sosial.
Kali ini, bukan terkait program kerjanya, melainkan gaya pidato dengan teks yang disampaikannya saat acara pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal.
Video pidatonya yang cepat viral menarik perhatian banyak netizen dari berbagai kalangan, namun alih-alih mendapatkan pujian, Kahiyang justru menerima kritik tajam.
Dalam kesempatan tersebut, Kahiyang tampil anggun mengenakan busana resmi berwarna hijau tua. Pidatonya dimulai dengan sapaan penuh hormat kepada para pejabat yang hadir.
“Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT,” ujar Kahiyang Ayu membuka sambutannya, seperti dikutip dari akun TikTok @yossehen pada Selasa (30/9/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Kahiyang mengucapkan selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal yang baru dilantik, sekaligus menyampaikan pesan singkat terkait peran Tim Penggerak PKK.
“Kita hadir di sini dalam rangka pelantikan. Saya ucapkan selamat, Pak, atas pelantikannya,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa PKK, bersama Posyandu dan Dekranasda, merupakan mitra kerja pemerintah daerah. Oleh karena itu, ia berharap adanya dukungan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Kami sebagai PKK, beserta Posyandu dan Dekranasda, merupakan mitra kerja pemerintah. Maka dari itu, kami butuh support dari Bapak Bupati maupun Bapak Gubernur,” katanya.
Pidato tersebut diakhiri dengan ajakan untuk membangun sinergi antara program PKK di tingkat kabupaten dengan visi pembangunan provinsi.
“Semoga kita bisa berkolaborasi. Terima kasih, saya sudahi pidato saya,” tutup Kahiyang.
Secara keseluruhan, pidato tersebut terbilang singkat dan lebih menyerupai sambutan formal, tanpa pembahasan mendalam mengenai program-program PKK.
Namun, yang justru menarik perhatian publik adalah ekspresi “melet” yang ditunjukkannya di akhir pidato. Ekspresi tersebut menjadi sorotan dan memicu berbagai komentar dari netizen, mulai dari kritik hingga candaan.
Fenomena ini kembali mengingatkan pentingnya kemampuan komunikasi publik, terutama bagi figur yang sering tampil di hadapan masyarakat luas. Kritik dari netizen bisa menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas di masa depan.
Gestur ringan yang ditunjukkan Kahiyang langsung menjadi perhatian karena dianggap tidak tepat dalam forum resmi.
“Ini mah absen peserta hadir, bukan pidato?” komentar salah satu pengguna dengan akun @sla****.
Warganet lain pun ikut berkomentar, seperti @ern**** yang menulis, “Waduh...kok ada meletnya...,” dan @Bon*** yang mempertanyakan, “Fungsinya beliau melet apa ya? Inikan acara formal.”
Sementara itu, @tam**** menambahkan, “Banyak lho kelas public speaking...”
Sebagai putri Presiden Jokowi sekaligus istri Gubernur Sumatera Utara, Kahiyang memang sering berada dalam sorotan. Setiap tindakan, bahkan ekspresi kecil di podium, mudah menjadi bahan perbincangan publik.
Meski pidatonya di Mandailing Natal singkat dan sederhana, pesan utama tetap tersampaikan: PKK memerlukan dukungan pemerintah daerah agar programnya berjalan selaras dengan visi provinsi.
Namun, alih-alih fokus pada inti pesan tersebut, publik justru lebih ramai membahas ekspresi “melet” Kahiyang, sebuah momen kecil yang menggelitik di tengah acara resmi.