Petugas BPBD Aceh Tahan Tangis saat Akui Tak Kuat Lagi Angkut Jenazah

Hayuning Ratri Hapsari | Ancilla Vinta Nugraha
Petugas BPBD Aceh Tahan Tangis saat Akui Tak Kuat Lagi Angkut Jenazah
Seorang petugas BPBD Aceh yang tampak menahan tangis (TikTok/@cicibestie88)

Seorang petugas BPBD Aceh tampak menahan tangis saat mengakui timnya tak lagi sanggup mengangkut jenazah. Ia juga memohon bantuan masyarakat karena akses komunikasi, BBM, dan jalur darat sudah terputus selama empat hingga lima hari. 

Melalui salah satu video yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @cicibestie88, pada Selasa (2/12/2025) terlihat salah seorang petugas berusaha menahan suara yang bergetar saat memohon bantuan karena timnya sudah tak sanggup lagi mengangkut jenazah korban banjir

Tulisan dalam video tersebut juga memperlihatkan permohonan bantuan yang mendesak, menyebut sudah banyak korban dan para petugas tidak lagi sanggup mengangkut jenazah dari Aceh Timur hingga Aceh Utara. 

Di bagian lain, tertera tulisan “Mana nih semua pejabat daerah?” yang menggambarkan kekecewaan sang pengunggah video atas lambatnya respons di tengah situasi darurat.

Petugas BPBD dalam video tersebut menyampaikan bahwa bantuan berupa pakaian dan kebutuhan lain dianjurkan dikirim melalui jalur air karena akses darat belum dapat dilalui. Jalur ini dinilai lebih memungkinkan agar bantuan bisa segera tiba di titik penampungan. 

“Kami sarankan ketika ingin mengirimkan bantuan berupa pakaian dan segala macem harus melalui jalur air. Kami akan sambut di sini dan menyeberangkan langsung,” tutur salah satu petugas BPBD Aceh. 

Petugas itu juga memastikan tim di lapangan siap menerima kiriman tersebut dan langsung menyeberangkannya ke wilayah terdampak, mulai dari Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, hingga Lhokseumawe.

“Begitu juga dengan kabupaten kota yang lain seperti Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe,” ungkapnya dengan suara yang bergetar dan menahan tangis. 

Selanjutnya, ia memohon bantuan kepada masyarakat Indonesia dengan suara yang mulai pecah, menjelaskan bahwa jumlah jenazah di Aceh Utara sudah mencapai 30 orang. Di tengah kondisi itu, ia terus mengulang permintaan tolong karena tim di lapangan semakin kewalahan.

“Kami mohon bantuan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Aceh Utara sudah terdata 30 jenazah. Kami mohon,” tuturnya dengan suara yang goyah. 

Ia juga menceritakan bahwa selama empat hingga lima hari terakhir, seluruh akses komunikasi dan pasokan BBM terputus, membuat upaya penyelamatan berjalan sangat berat. Situasi itulah yang membuat mereka semakin membutuhkan bantuan dari luar. 

Ia kembali memohon bantuan kepada masyarakat dengan nada yang terdengar makin rapuh, menyebut bahwa bayi hingga para lansia di wilayah terdampak membutuhkan pertolongan segera.

Ia mengatakan bahwa jenazah yang terus bertambah sudah tidak bisa lagi mereka angkut karena keterbatasan tenaga dan akses.

“Kami mohon bantuan kepada masyarakat. Anak bayi kami, lansia kami, semua jenazah kami sudah tidak bisa diangkut,” pungkasnya dengan mata yang tak sanggup menahan tangis. 

Lebih jauh, di tengah keterbatasan akses dan kondisi yang serba darurat, para petugas di lapangan terus berupaya semampu mereka untuk mengevakuasi warga serta menyalurkan bantuan yang tersedia.

Situasi yang mereka hadapi menggambarkan betapa mendesaknya dukungan dari berbagai pihak agar penanganan korban dapat berjalan lebih cepat dan merata.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak