Menjaga Bumi sebagai Wujud Tanggung Jawab Spiritual Manusia kepada Tuhan

Hayuning Ratri Hapsari | Budi Prathama
Menjaga Bumi sebagai Wujud Tanggung Jawab Spiritual Manusia kepada Tuhan
Ilustrasi menjaga bumi. (Pixabay/geralt)

Permasalahan bumi dan lingkungan hidup menjadi masalah yang hingga kini terus menjadi perhatian negara-negara di dunia, tak terkecuali negara Indonesia sendiri.

Melansir data dari Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (PUSTANDPI), disebutkan kalau negara Indonesia tengah menghadapi berbagai kerusakan dan permasalahan lingkungan. 

Walaupun Indonesia memiliki hutan tropis yang luas, namun masih banyak orang yang tak bertanggung jawab memperlakukan bumi dan lingkungan secara tidak baik.

Misalnya, adanya pertambangan hutan ilegal, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, dan adanya kebakaran hutan yang bisa mempengaruhi kelestarian hutan. 

Permasalahan lain, yakni meningkatnya aktivitas industri dan polusi, serta banyak limbah rumah tangga yang tak terkelola dengan baik, sehingga bisa mencemari sungai dan laut, mengancam kualitas air, dan kehidupan ekosistem air.

Permasalahan-permasalahan seperti ini menjadi semakin kompleks dari tahun ke tahun, dan tentu menjadi ancaman bagi kita semua. 

Tuhan menganjurkan manusia menjaga bumi dan melestarikan alam

Perbuatan manusia yang kadang terlalu arogan dan mengabaikan pentingnya menjaga bumi, justru bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Menjadi khalifah di muka bumi tak lain sebagai perintah untuk menjaga bumi dan melestarikan alam semesta. Namun pada faktanya, justru sebagian umat Islam melakukan perbuatan yang memicu kerusakan lingkungan dan menimbulkan bencana. 

Dari segi pandangan mana pun, perusakan terhadap lingkungan tentu tak bisa dibenarkan. Dalam ajaran Islam misalnya, manusia dan alam memiliki relasi yang sangat erat.

Tuhan menciptakan alam ini (termasuk di dalamnya lingkungan dan manusia) berada dalam keseimbangan dan keserasian. Maka dari itu, keseimbangan dan keserasian ini haruslah bisa dijaga. Oleh sebab itu, Allah mengingatkan manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi lewat firman-Nya: 

“Dan janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi setelah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak diterima dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. al-A’raf: 56). 

Maka dari itu, sepatutnya manusia bisa menyadari untuk menjaga bumi dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan. Harus disadari bahwa sumber daya alam adalah nikmat yang begitu besar telah diciptakan Tuhan untuk manusia. 

Bahkan menjaga bumi berserta isinya merupakan bagian dari spiritualitas dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan. Setiap manusia, khususnya bagi umat muslim, wajib menjaga dan melestarikan bumi dan lingkungannya agar dapat dimanfaatkan dengan baik demi mengurangi kemaslahatan dan menjaga kehidupan manusia.

Di antara tuntutan agama dalam menjaga bumi, seperti tidak mengeksploitasi sumber energi, menjaga kebersihan lingkungan, melakukan penghijauan dan penanaman pohon, tidak melakukan pencemaran lingkungan, dan tidak menebang pohon secara sembarangan.

Tuntutan ini harus terpatri dalam diri manusia dan menjadikan sebagai perjalanan spiritual kepada Tuhan.   

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak