Kampanye peduli lingkungan memang sejatinya harus kita perhatikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Mengapa ini penting? Secara tak sadar bumi yang kita huni ini makin hari malah mengkhawatirkan dengan berbagai kerusakan. Nah, kerusakan itu tak lain dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Kerusakan bumi bisa disebabkan dengan banyak faktor, mulai dari pembabatan pohon secara membabi buta, banyaknya sampah yang berkeliaran baik hasil dari industri maupun sampah rumah tangga, pemanasan global, polusi udara yang tidak baik, dan berbagai faktor yang lain.
Penyebab semacam ini juga berangkat dari ulah tangan manusia itu sendiri. Jika problem ini terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan kehidupan kita di bumi justru semakin terancam.
Faktor sampah misalnya, bumi bisa terkena banjir karena adanya pembuangan sampah secara sembarangan dan tidak mampu mengelolanya dengan baik.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 pada tahun 2023, disebutkan bahwa sumber sampah yang paling banyak berasal dari rumah tangga berkisar 1.745,2 ton/tahun. Hal ini tak lain karena kurang cermatnya individu manusia untuk mengurangi dan mengelola sampahnya.
Maka dari itu, upaya peduli lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah melalui suatu program, tetapi terlebih harus berangkat dari lingkup keluarga, bahkan kesadaran diri sendiri. Kalau bukan kita sendiri yang peduli pada lingkungan, lalu siapa lagi?
Peduli lingkungan berangkat dari diri sendiri
Peduli lingkungan memang harus berangkat dengan niat yang tulus dan kesadaran diri sendiri, karena kalau tidak tentu akan sulit menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan.
Sebenarnya ada banyak cara sederhana yang bisa dilakukan diri sendiri bagian dari peduli lingkungan, misalnya berkontribusi untuk mengurangi jejak karbon, mengurangi penggunaan barang sekali pakai, terlebih pintar menggunakan transportasi untuk tidak menyumbang polusi udara.
Peduli lingkungan yang berangkat dari diri sendiri tentu tak bisa dipisahkan dengan self reward. Karena tentu bakalan sulit melakukan langkah yang peduli lingkungan kalau malah menyulitkan diri sendiri juga. Di sinilah penting keselarasan antara gaya hidup, upaya peduli lingkungan, dan cara membahagiakan diri melalui self reward.
Bicara tentang self reward bisa jadi malah banyak versi. Namun pada intinya, self reward adalah bentuk penghargaan atau apresiasi yang diberikan pada diri sendiri, dan caranya itu pun tentu beda pada tiap-tiap orang.
Self reward yang peduli lingkungan tentunya tidak terlalu berlebihan dan boleh dilakukan dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri. Self reward sebagai upaya untuk mengapresiasi diri sendiri bukan dengan pemborosan dengan tujuan kesenangan sesaat.
Contoh sederhananya bisa dengan istirahat di rumah, membaca buku yang disuka, dan mengurangi belanja barang sekali pakai, serta bisa memulai hobi baru untuk keluar sejenak dari rutinitas yang sebelumnya.
Cara sederhanaku peduli lingkungan dengan mengurangi nongkrong di cafe
Tepat tanggal 22 April 2024 mendatang akan diperingati sebagai Hari Bumi. Melalui momentum ini, sejatinya setiap individu manusia menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan dan menghindari segala tindak tanduk yang bisa merusak lingkungan.
Tentu bukan perkara mudah untuk melepaskan segala aktivitas yang dapat merusak lingkungan. Namun, bukan berarti tidak bisa, setidaknya bisa berkontribusi secara perlahan supaya bumi tetap sehat.
Kampanye memperingati Hari Bumi bisa dilakukan dengan banyak cara, entah dengan melalui program, pendidikan kesadaran, atau langkah kecil yang berangkat dari diri sendiri.
Terlebih lagi, peringatan Hari Bumi tidak boleh sekedar hanya jadi momentuman semata yang sekali dilaksanakan dalam setahun.
Tetapi aksi peduli lingkungan harus berkelanjutan dan bisa diterapkan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Tentu salah besar, kalau pemikiran dan tindakan peduli lingkungan hanya jadi momentuman saja, jelas itu sangat salah.
Untuk saat ini, cara sederhana yang bisa saya lakukan untuk peduli lingkungan dengan mengurangi nongkrong di cafe. Selain bisa mengontrol keuangan, ternyata cara ini bisa pula memberikan dampak terhadap peduli lingkungan, walaupun dampaknya tidak terlalu signifikan.
Mengapa dengan mengurangi nongkrong di cafe bisa saya katakan sebagai cara sederhana peduli lingkungan? Mau tahu alasannya? Berikut saya utarakan.
Pertama, ketika saya tidak nongkrong di cafe tentu itu bisa mengurangi penggunaan sampah plastik di cafe. Bukan rahasia lagi, saat nongkrong di cafe itu akan menambah adanya sampah plastik.
Misalnya plastik kripik, gelas plastik dari minuman yang sekali pakai, dan sampah-sampah lain yang bisa timbul saat nongkrong di cafe.
Selain itu, ketika saya tidak nongkrong di cafe dan memilih mencari kegiatan lain di rumah, maka saya juga telah mengurangi penyebaran polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan. Itu sih memang cara yang sulit terpikirkan tapi bisa juga lho kurangi penyebaran polusi udara.
Kedua, saat berada di rumah saja memungkinkan juga saya tidak terlalu dituntut untuk membeli pakaian baru. Sebagaimana kita diketahui, kalau sering membeli pakaian maka itu bisa menambah limbah dari industri pada pembuat pakaian.
Ketika mengurangi untuk berbelanja atau yang dikenal slow fashion, maka kita sudah menyumbang untuk mengurangi limbah hasil dari industri.
Apa hubungannya saat di rumah saja dengan mengurangi berbelanja pakaian? Tentunya jarang nongkrong maka penggunaan pakaian baru juga bisa berkurang, bahkan itu bisa mengurangi aktivitas untuk berbelanja. Lagian pula, kalau di rumah saja kan bisa memakai baju yang sudah lama tanpa harus sering berbelanja pakaian.
Ketiga, saat berada di rumah ada banyak kegiatan sederhana yang bisa saya lakukan sebagai upaya peduli lingkungan.
Misalnya pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara daur ulang dan memanfaatkan pekarangan rumah dengan penghijauan. Langkah-langkah seperti ini amatlah potensial untuk dilakukan saat berada di rumah dan menjadi langkah kecil upaya peduli lingkungan.
Terakhir, ketika aktivitas berada di rumah dengan mengurangi untuk nongkrong di cafe yang mungkin tidak jelas. Justru membuat saya bisa lebih produktif. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa cara peduli lingkungan bisa dilakukan dengan tindakan bahkan dengan pemikiran.
Melalui pemikiran, kita bisa melakukan edukasi pentingnya kesadaran menjaga lingkungan. Baik itu diterapkan kepada keluarga, bahkan bisa dengan lingkup yang besar seperti memanfaatkan media sosial untuk membuat konten pentingnya menjaga lingkungan.
Saya yang mengurangi nongkrong di cafe setidaknya juga bisa menyumbang lewat pemikiran melalui tulisan tentang betapa pentingnya menjaga lingkungan. Dengan melalui pemikiran, bisa saja orang akan tersadarkan dan akhirnya melakukan suatu tindakan yang ramah terhadap lingkungan. Meskipun pengaruhnya butuh waktu lama ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS