Yuk! Kurangi Jejak Karbon agar Bumi Kita Jadi Tempat Aman untuk Ditinggali

Hayuning Ratri Hapsari | Rizka Utami Rahmi
Yuk! Kurangi Jejak Karbon agar Bumi Kita Jadi Tempat Aman untuk Ditinggali
Ilustrasi bumi (Freepik/frepik)

Apakah kamu merasa jika bumi kini semakin panas? Apakah kamu juga merasakan jika iklim cepat sekali berubah-ubah? Tentu saja ada alasan dan penjelasan logis dari semua fenomena alam yang terjadi. Salah satu hal yang sangat mempengaruhi kondisi bumi tempat kita tinggal adalah jejak karbon.

Jejak karbon menjadi penyumbang terbesar terjadinya kerusakan alam di muka bumi. Untuk itu mulai dari sekarang kita harus mulai mengurangi jejak karbon yang bisa mengancam keselamatan bumi.

Lalu apa sebenarnya jejak karbon itu? Bagaimana jejak karbon bisa mempengaruhi kondisi bumi? Bagaimana cara mengurangi jejak karbon tersebut?

Informasi mengenai jejak karbon serta seberapa besar pengaruhnya bagi keberlangsungan hidup manusia akan dijelaskan dalam artikel ini.

Apa Itu Jejak Karbon?

Mengutip Merriam Webster, jejak karbon atau carbon footprint merupakan jumlah gas rumah kaca dan khususnya karbon dioksida yang dihasilkan oleh sesuatu (seperti aktivitas seseorang atau produksi dan transportasi suatu produk) selama periode tertentu.

Ilustrasi jejak karbon (frepik/freepik)
Ilustrasi jejak karbon (Freepik/freepik)

Sedangkan menurut situs Kementerian ESDM, jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai macam kegiatan atau aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu. 

Negara Penyumbang Emisi Karbon Dioksida Terbesar di Dunia

Beberapa negara ikut bertanggungjawab sebagai penyumbang jejak emisi karbon yang mempengaruhi perubahan iklim dan juga pemanasan global di bumi.

Berdasarkan data yang dirilis Global Carbon Atlas pada 2022 lalu, setidaknya ada 10 negara penghasil CO2 atau karbon dioksida terbesar di dunia.

Indonesia bahkan menjadi salah satu negara dari 10 negara penyumbang emisi jejak karbon terbesar dan berada di urutan 6 dengan total 729 juta ton karbon dioksida.

Pada urutan pertama, ada negara Cina dengan total 11,397 miliar ton karbon dioksida, lalu disusul dengan negara Amerika diurutan kedua dengan total 5,057 miliar ton karbon dioksida. Sementara Korea Selatan bertengger di urutan ke-10 dengan 601 juta ton karbon dioksida.

Negara Penyumbang Emisi Karbon Dioksida Terbesar di dunia

Negara penyumbang emisi Karbon Dioksida terbesar di dunia (globalcarbonatlas.org)
Negara penyumbang emisi Karbon Dioksida terbesar di dunia (globalcarbonatlas.org)

Dengan demikian Indonesia dikatakan sangat berperan besar dengan banyaknya jejak karbon yang dihasilkan setiap harinya. Melihat kenyataan tersebut tentu saja sebagai bangsa yang bermoral kita merasa miris karena biar bagaimanapun kita semua harus ikut bertanggungjawab untuk menjaga bumi kita.

Aktivitas yang Dapat Menimbulkan Jejak Karbon

Beberapa aktivitas sehari-hari yang tampaknya terlihat sepele, namun rupanya ikut menjadi penyumbang terbesar dalam menghasilkan jejak karbon yang berdampak besar bagi keselamatan bumi kita.

Mengutip dari website Kementerian ESDM, terdapat tiga aktivitas manusia yang dapat menimbulkan jejak karbon.

1. Menggunakan Kendaraan yang Menggunakan Bahan Bakar Bensin, Solar, atau Gas

Hal sepele yang kerap dilakukan manusia dalam aktivitas sehari-hari yang tanpa sadar menyumbang jejak karbon salah satunya adalah menggunakan kendaraan berbahan bakar bensir dan solar.

Membeli keperluan di minimarket yang jaraknya bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki tidak jarang malas dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Padahal secara tidak sadar hal tersebut bisa menyumbang emisi karbon yang tidak baik bagi kesehatan bumi kita.

2. Tidak Bijak Menggunakan Energi Listrik dan Air

Sebagai umat manusia kita memang tidak lepas dengan aktivitas yang membutuhkan energi listrik dan air. Masalahnya, tidak sedikit orang yang kurang bijak dalam memanfaatkan kedua energi tersebut.

Salah satu contoh sederhana yang sering luput adalah mematikan aliran listrik yang sudah tidak digunakan, seperti lupa mencabut charger hp, lupa mematikan keran air, dan lupa mematikan televisi adalah beberapa contoh pemborosan energi yang sering dilakukan masyarakat yang tanpa sadar mencederai keselamatan bumi kita.

3. Konsumsi Makanan

Siapa sangka jika daging sapi ternyata menjadi salah satu penyumbang jejak karbon terbesar yang ada di dunia. Dalam proses pengolahan daging sapi, banyak sekali jumlah bensin dan solar yang dibutuhkan.

Belum lagi jika dagingnya harus didatangkan dari luar negeri, maka jejak karbon semakin bertambah karena proses distribusinya makin panjang.

Apa Dampak dari Jejak Karbon bagi Bumi?

Mengutip dari Kementerian ESDM, terdapat beberapa dampak jejak karbon, di antaranya:

1. Perubahan Iklim

Salah satu hal yang paling berdampak besar dengan adanya jejak karbon adalah perubahan iklim. Berdasarkan laporan dari The Lancet Countdown on Health & Climate Change menunjukkan setidaknya terdapat 306 kejadian bencana akibat cuaca ekstrem tiap tahunnya mulai dari tahun 2007- 2016, dan jumlahnya semakin meningkat 46% sejak tahun 2000.

2. Es di Kutub Mencair

Pemanasan global yang disebabkan oleh semakin tingginya jejak karbon berakibat semakin menipisnya lapisan es di kutub. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan air laut.

Berdasarkan data yang dikutip dari Environmental Protection Agency (EPA) dari tahun ke tahun luas kutub es semakin lama semakin mengecil.

Luas Es Laut Arktik Rata-Rata Bulanan Maret dan September, 1979–2023

Luas Es Laut Arktik Rata-Rata Bulanan Maret dan September, 1979–2023 (epa.gov)
Luas Es Laut Arktik Rata-Rata Bulanan Maret dan September, 1979–2023 (epa.gov)

Bahkan pada September 2023 lalu, luas kutub es merupakan yang terkecil kelima yang pernah tercatat. Luasnya sekitar 789.000 mil persegi yang mana lebih kecil dari rata-rata historis tahun 1981–2010 pada bulan tersebut.

3. Berkurangnya Sumber Air Bersih

Tingginya jejak karbon maka mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi jumlah ketersediaan air bersih. Environmental Protection Agency (EPA) telah memprediksi bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan berkurangnya sumber air bersih.

Cara Mengurangi jejak Karbon

Mengutip dari globalgiving.org, berikut ada beberapa cara mengurangi jejak karbon yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Hemat menggunakan air
  • Mencabut aliran listrik yang tidak digunakan
  • Beralih ke lampu LED yang bisa menghemat hingga 90% biaya energi
  • Gunakan baterai yang bisa diisi ulang
  • Menanam tanaman
  • Perbanyak jalan kaki atau bersepeda
  • Membawa kantung belanja
  • Membeli pakaian atau barang bekas yang masih layak pakai
  • Membawa tumbler
  • Membawa sedotan, dan alat makan sendiri
  • Menanam sayur di rumah
  • Mengurangi konsumsi daging

Bisakah Kita Menghitung Jejak Karbon?

Berkat kecanggihan teknologi dan penemuan para ahli. Ada cara yang bisa dilakukan untuk menghitung jejak karbon yang kita hasilkan sehari-hari.

Dengan adanya metode yang bisa dilakukan untuk menghitung jejak karbon yang dihasilkan, diharapkan kita bisa mengurangi dan mengatur emisi karbon yang kita hasilkan.

Kalkulator Jejak Karbon

Carbon footprint calculator (carbonfootprint.com)
Carbon footprint calculator (carbonfootprint.com)

Kamu bisa mengukur jejak karbon dengan menghitungnya melalui kalkulator jejak karbon yang bisa kamu akses di situs carbonfootprint.com. Melalui situs tersebut, kamu bisa menyesuaikan negara, serta waktu estimasi penggunaan emisi yang kamu lakukan selama beberapa waktu tertentu.

Semoga dengan adanya informasi mengenai jejak karbon yang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup umat manusia di bumi, kita semua bisa lebih waspada dan menghargai setiap aktivitas yang bisa memberikan dampak langsung bagi keselamatan bumi ini.

Selamat HariBumi 22 April 2024! Bersama YoursayEarthDay mari kita jaga bumi kita agar tetap nyaman ditinggali oleh generasi-generasi selanjutnya yang akan datang!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak