Hari ini, tepatnya setiap tanggal 22 April setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Bumi. Tujuan adanya peringatan ini adalah untuk membuat kita sadar bahwa Bumi tercinta yang kita huni ini juga layak mendapatkan perlakuan dan perhatian yang baik.
Seiring berjalannya waktu, Bumi yang kita huni ini mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Berbagai kejadian berupa bencana alam mulai sering kita dengar dan lihat di berbagai media pemberitaan.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan hidup manusia juga semakin meningkat, mulai dari pangan, sandang, sampai papan. Semua itu sangat bergantung pada ketersediaan hayati dan hewani yang ada di bumi. Sesungguhnya kita semua yang menumpang hidup di Bumi sudah sepatutnya menghormati dan menjaga bumi.
Tanpa kita sadari, ada banyak kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita anggap remeh yang sebenarnya berpotensi semakin merusak Bumi. Apa saja di antaranya? Simak penjelasan serta cara mengatasinya di bawah ini!
1. Sering Menggunakan Kendaraan Pribadi
Tanpa disadari, orang-orang cenderung lebih suka menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian ke mana-mana. Beberapa alasan di antaranya karena lebih praktis dan mudah. Padahal, menggunakan kendaraan pribadi bisa menyumbang karbon ke lingkungan yang akan menambah jejak karbon.
Seperti dikutip dari Laporan Perhitungan Jejak Karbon yang disusun oleh Tim CFP dari IPB University, jejak karbon merupakan jumlah total gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk salah satunya dari sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Efek gas rumah kaca ini ikut berkontribusi dalam pemanasan global!
Seperti kita ketahui, saat ini transportasi umum sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini tentu dengan tujuan agar jejak karbon yang ada di udara bisa diminimalisir dan efek gas rumah kaca tidak semakin menghawatirkan.
Pemanasan global menjadi isu yang hangat dan mendapat perhatian dari dunia internasional, sehingga kita harus bisa ikut berkontribusi, paling tidak dengan secara sadar lebih memilih transportasi umum ketika bepergian ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
2. Asal Membuang Sampah Tanpa Dipilah
Gerakan membuang sampah pada tempatnya sudah dikenalkan sejak anak-anak, bahkan mulai dari pra-sekolah. Hal ini juga sudah didukung dengan fasilitas berupa tempat sampah di tempat-tempat umum. Sayangnya, gerakan membuang sampah ini tidak dibarengi dengan edukasi memilah sampah.
Ada banyak jenis sampah, seperti sampah basah, sampah kering, dan sampah berbahaya. Sampah rumah tangga yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari juga memiliki berbagai jenis.
Berdasarkan jurnal berjudul ‘Analisis Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Kost Kota Pontianak’, ternyata sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan berpotensi untuk menghasilkan karbon pada saat proses pembusukan.
Agar hal ini bisa diminimalisasi, langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan konsep 3R dalam pengelolaan sampah. Pemilahan sampah sesuai jenisnya juga penting untuk diterapkan. Sampah-sampah kertas bisa kita daur ulang, sedangkan sampah organik seperti bekas makanan bisa dijadikan kompos atau dikirim ke rumah kompos.
Pengolahan sampah dan pembuatan kompos dari sisa makanan ini bisa mengurangi emisi. Masih dari sumber yang sama, pengolahan sampah secara aerobik ini mampu mengurangi sampah 13,5% dari total sampah organik.
3. Penggunaan Listrik yang Tidak Bijak
Penggunaan listrik yang berlebihan ternyata juga mampu menghasilkan jejak karbon. Penelitian yang dilakukan di Institut Teknologi Yogyakarta pada tahun 2018 menunjukkan bahwa emisi tertinggi jejak karbon disebabkan karena lamanya alat elektronik yang digunakan setiap harinya.
Beberapa alat elektronik yang menghasilkan emisi dan menyumbang jejak karbon adalah lampu, PC, AC, printer, kipas angin, dispenser, TV, dan proyektor. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa AC menyumbang jejak karbon paling banyak karena memiliki daya yang paling tinggi.
Beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan listrik secara bijak. Kita harus membiasakan diri untuk mematikan alat elektronik yang tidak terpakai, termasuk melepaskan kabel alat elektronik jika tidak terpakai.
Itulah tiga kebiasaan yang mungkin dianggap remeh dan receh di kehidupan sehari-hari, padahal dampaknya bisa berkelanjutan dan membuat Bumi semakin tidak nyaman untuk dihuni. Siapa yang betah dengan cuaca panas akibat pemanasan global? Padahal dalang di balik semuanya adalah manusia sendiri.
Mari kita jaga Bumi sebaik mungkin, agar generasi kita di masa mendatang masih bisa menikmati keindahan alam dan hidup dengan nyaman di atasnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS