Rasa peduli terhadap lingkungan terasa makin menipis. Di banyak sudut kota, tumpukan sampah plastik dibiarkan menebal, sungai tercemar limbah B3, dan bencana ekologis terus meningkat setiap tahun.
Situasi itu menjadi pemantik lahirnya Warriors Cleanup Indonesia (WCI), komunitas anak muda yang memilih turun tangan dan menjadi bagian dari solusi.
Komunitas ini berdiri pada 2023. Semua bermula dari kegelisahan sederhana pendirinya, Nendy Fadhlurrahman, saat melihat sampah plastik menumpuk di sekitar tempat tinggalnya.
“Kita awalnya cuma greget aja lihat sampah berserakan. Dari situ mulai bikin kegiatan clean up, lalu merambat jadi ruang edukasi dan gerakan lingkungan yang lebih luas,” kata Nendy saat berbincang dengan tim Yoursay.id.

Dalam dua tahun, WCI berkembang pesat. Fokusnya tak lagi sekadar aksi bersih-bersih, tetapi juga merambah edukasi sekolah, workshop daur ulang, riset, dan kampanye isu lingkungan, dari air, tanah, hingga udara.
“Yang beda dari komunitas lain, kita tuh tiap hari ada kegiatan. Bukan cuma event besar sebulan sekali,” ujarnya.
Bagi Nendy, kekuatan WCI bukan hanya pada gerakan lingkungannya, tetapi juga pada perkembangan anggotanya. Di komunitas ini, para relawan diajak tampil, memimpin, dan berani berkembang.
“Kita nggak cuma bersih-bersih. Kita bangun romansa kekeluargaan. Banyak anggota yang awalnya malu, nggak percaya diri, sekarang bisa jadi pembicara, narasumber, dan pegang event besar,” jelasnya. Tak heran jika semakin banyak anak muda tertarik bergabung.
Tahun ini, WCI bahkan mempertimbangkan membuka komunitas regional di Bandung, Serang, Jogja, Surabaya, dan Palembang. Ekspansinya bersifat organik—mengikuti antusiasme anak muda di berbagai kota.
Saat diwawancarai, Nendy juga menjelaskan bahwa proses rekrutmen anggota sangat sederhana. Ia menegaskan bahwa hal terpenting adalah niat dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Prosesnya simpel banget. Yang utama itu niat dan mau berkomunikasi. Mau dia bisa atau belum punya kemampuan, apa pun itu nggak masalah,” ujar Nendy.
Ketika ditanya soal momen yang membuktikan bahwa WCI memberi dampak nyata, Nendy tak ragu menyebut salah satu pencapaian terbesar mereka.
“Kita sangat antusias kemarin karena tim WCI terpilih oleh Wakil Ketua MPR, Bapak Eddy Soeparno, untuk membuat delegasi dalam acara COP30 di Brazil. Itu pengalaman luar biasa dan bukti bahwa gerakan kita dipercaya membawa dampak positif,” ucapnya.
Kesempatan itu menjadi validasi penting bahwa WCI mampu ikut berkontribusi dalam percakapan global mengenai masa depan lingkungan. Komunitas ini bukan hanya membersihkan sampah. Ia kini menjadi bagian dari jaringan advokasi iklim internasional yang mendorong perubahan kebijakan dan aksi nyata masyarakat.
“Buat kita, itu pengingat bahwa langkah kecil yang konsisten bisa membawa ke panggung yang lebih besar. Kita ingin membuktikan kalau anak muda Indonesia punya suara dan peran dalam menyelamatkan bumi,” tambah Nendy.
Bencana alam yang makin sering terjadi juga menjadi alarm bagi WCI untuk bergerak lebih serius. Data BNPB mencatat bahwa hingga November 2025, sudah ada 2.919 kejadian bencana di Indonesia, didominasi banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
Melihat kondisi itu, WCI tengah menyiapkan langkah strategis jangka panjang sebagai fondasi kampanye besar mengenai pentingnya pelestarian dan pembersihan lingkungan.
“Momennya pas banget. Kita lagi nyusun program 2026 dan protokol khusus terkait bencana alam yang makin sering terjadi. Apalagi Desember biasanya sudah masuk musim hujan dan banjir, jadi kita mulai antisipasi,” ujar Nendy.
Mereka menyiapkan berbagai rencana aksi mulai akhir tahun ini, penanaman pohon di wilayah rawan bencana, aksi cleanup di sungai-sungai kritis, hingga pemetaan lokasi risiko tinggi sebagai prioritas.
“Kita lagi meriset semua tempat yang paling rawan buat kita intervensi,” tambahnya.
Menutup wawancara, Nendy menyampaikan pesan khusus untuk anak muda agar lebih peduli terhadap persoalan sampah dan krisis lingkungan. Baginya, perubahan besar berawal dari langkah kecil.
“Saya cuma ingin bilang, anak muda punya peran besar menjaga bumi ini. Mulailah dari hal kecil. Kalau lihat sampah di depan mata, jangan cuek, ambil dan buang ke tempatnya. Bawa tumbler, alat makan, kantong belanja sendiri,” pesannya.
Menurut Nendy, sekecil apa pun tindakan peduli bisa menciptakan dampak besar.
“Hal kecil yang kita abaikan bisa jadi bencana. Tapi hal kecil yang kita lakukan dengan peduli bisa menyelamatkan lingkungan,” tutupnya.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti