Hari ini Natasha benar-benar sudah sangat muak dengan semua hal yang tetangganya bicarakan soal dirinya. Wanita kelahiran Jakarta yang baru saja lulus SMA itu, sudah beberapa hari ini menjadi omongan diantara tetangga-tetangganya.
Natasha yang sebelumnya banyak dibicarakan karena belum berhasil masuk kampus favoritnya padahal selama ini Ia dikenal sebagai anak yang pintar di sekolahnya.
Tidak hanya itu, Natasha juga kerap dijadikan bahan perbandingan dengan anak seumuran di sekitar rumahnya. Hanya karena belum melanjutkan kuliah dan belum juga bekerja seperti teman-teman di lingkungan sekitarnya, Natasha kini dikenal sebagai anak yang malas bekerja dan terus-menerus merepotkan orang tuanya.
Tidak hanya tetangga sekitar Natasha juga kerap dibanding-bandingkan oleh keluarganya sendiri. Mungkin masalah ini bukan hanya Natasha saja yang merasakan hal demikian. Tapi kali ini Natasha benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Setiap harinya Ia hanya mengurung diri di dalam kamar, melihat teman-temannya yang sudah mulai menemukan lingkungan baru di kampusnya benar-benar membuat Natasha tak kuasa menahan tangis.
Kegagalannya meraih kampus impiannya benar-benar membuat Natasha seakan bukan lagi siapa-siapa. Kini Ia lunglai tak berdaya sembari meratapi kegagalan yang tidak pernah Ia sangka akan seburuk ini akibatnya.
"Natasha, cepat bantu ibu!" panggil Ibu dari dapur.
Natasha kemudian cepat-cepat mengusap air matanya yang sembab dan langsung berlari menuju dapur.
"Cepat, bantu Ibu potong sayuran itu," perintah Ibu sedikit membentak.
"Iya Bu," jawab Natasha.
"Coba aja kamu dulu belajarnya kaya Kevin, pasti dapet universitas yang bagus, kamu universitas biasa aja gak mampu" Ibu mulai membandingkan.
"Tapi kan, Natasha sudah belajar Bu," jawab Natasha menahan tangisnya.
"Halah, buktinya nilai kamu menurun dan gak bisa dapat universitas," ucap Ibu.
"Natasha, coba lagi tahun depan Bu," mata Natasha mulai berkaca-kaca.
"Tetap aja, Ibu malu kamu gagal dapat universitas Natasha, anak-anak teman ibu dapat universitas bagus-bagus semua, kamu malah gagal semua,"
"Cukup, Bu Natasha gak mau dibanding-bandingin," Natasha kemudian berlari ke kamar dan kembali mengurung diri.
Ia terus-menerus menangis hingga tak sadar bahwa telah tertidur lelap. Saat itu benar-benar tidak disangka, Ia bermimpi bertemu dengan almarhum Ayahnya. Ia ceritakan semua yang terjadi.
Ayahnya hanya berpesan, kepadanya bahwa kegagalan saat ini bukanlah akhir dari segalanya, jangan sakiti diri kamu hanya karena omongan orang disekitar belum bisa menerima apa yang belum bisa kamu dapatkan. Tetaplah berusaha dan jaga ibumu. Ia memang sedikit kecewa, tapi sebenarnya Ia juga khawatir dengan keadaanmu.
Mimpi yang berlangsung singkat itu benar-benar membuat Natasha sadar, bahwa yang Ia lakukan tidak akan merubah keadaan. Kini Ia berusaha menghilangkan semua hal negatif yang telah membuatnya jatuh sedalam itu.
Omongan buruk dari lingkungan sekitarnya kini hanya Ia anggap sebagai sesuatu yang tidak perlu dipikirkan dalam-dalam. Saat ini Ia hanya harus fokus mengejar ketertinggalan yang sempat Ia alami.